53. KEBENARAN TERUNGKAP

3.8K 346 59
                                    

Azriel menghela nafasnya ketika ia lagi lagi mengingat mimpi itu, dimana seorang perempuan yang selalu datang ke alam mimpinya. Namun sialnya, wajah perempuan itu terlihat buram. Terhitung sudah hampir seminggu Azriel didatangi oleh perempuan itu, namun saat akan bertanya selalu saja terbangun.

Sebenarnya, siapa perempuan itu? Yang ia ingat hanya samar samar senyuman perempuan itu, meski buram. Perempuan berambut panjang, menggunakan baju panjang berwarna putih.

Azriel meremat rambutnya kuat, ia memejamkan matanya memaksa untuk mengingat siapa perempuan itu. Namun yang ia dapati hanya kesakitan dikepalanya, bibirnya bergetar pelan. Isakan kecil pun kini terdengar oleh dirinya sendiri.

"ARRGHHHH."

Prank

Azriel melemparkan vas bunga yang berada dibalkon kamarnya, hal itu membuat pintu kamarnya terbuka. Menampilkan sang wanita tua yang masih terlihat cantik. Yuna, ia langsung mendatangi kamar putranya ketika mendengar suara pecahan kaca.

Tanpa lama Yuna merengkuh sang putra kedalam pelukannya, membiarkan lelaki itu menangis di pelukannya.

"Kamu kenapa El?"tanya Yuna, tangannya mengelus pelan punggung Azriel.

"P-perempuan itu--"

Yuna mengernyitkan dahinya, siapa perempuan yang dimaksud oleh anaknya itu? Bahkan ia tak paham sedikit pun apa yang putranya katakan.

Yuna melepaskan pelukannya, lalu menangkap pipi Azriel. Menghapus kedua air matanya, matanya melihat wajah sendu sang anak. "Ceritain pelan pelan ke mama ya, kenapa?"

"El gak tau, semakin El inget El ngerasain sakit ma."lirih Azriel.

Yuna yang mendengarnya terdiam, namun beberapa detik kemudian tersenyum. "Mungkin El kangen sama seseorang? Makannya perempuan itu dateng ke mimpi El--"ucapnya, ia mengusap rambut sang anak.

"Perempuan itu tau kalo El lagi butuh dia, dia tau juga kalo El lagi kangen sama sedih. Lalu dia dateng ke mimpi El buat redain semua itu--"lanjutnya, Yuna tersenyum kecil pada Azriel.

"Jangan terlalu dipikirin, nanti bisa bisa kepala kamu makin sakit."ucap Yuna.

"Sekarang, El siap siap ya? Kan sebentar lagi acaranya mau dimulai."ujar Yuna tersenyum kecil, lalu hal itu diangguki oleh Azriel.

Setelah melihat kepergian sang ibu, Azriel menatap dirinya sendiri dicermin. Ia menatap tajam dirinya sendiri, seolah-olah itu adalah orang lain.

Tanpa lama Azriel berjalan ke kamar mandi, tentunya untuk bersiap-siap untuk acara sore nanti.

•••

Jam menunjukkan pukul empat sore, kini sudah banyak para tamu yang berdatangan. Mereka saling menyapa satu sama lain, mengobrol, dan mencicipi makanan. Acara ini terlihat mewah, bahkan dekorasinya sangat memuaskan.

Para tamu memberikan kartu undangan sebagai sebuah buktinya pada penjaga didepan, dan setelah memeriksanya mereka dipersilahkan untuk masuk.

Acara pertunangan akan dilaksanakan beberapa menit lagi, sedangkan sang mempelai lelaki ia masih terdiam diruangan rias. Lelaki itu memakai kemeja putih yang dibaluti jas putih.

Matanya menatap fokus pada cermin dihadapan, kini ia duduk sendiri diruangan itu. Dalam hatinya, ia merasakan ada kejanggalan. Entah apa itu, yang jelas Azriel benar benar merasa resah sekarang. Bahkan jantung lelaki itu berdetak kencang dari sebelumnya.

Lelaki itu memejamkan matanya ketika ia merasakan pening dikepala, secuil ingatan menyerang kepalanya. Bahkan ia mencengkram kepalanya sendiri, didalam otaknya sekarang ada seorang perempuan yang tersenyum pada dirinya.

WE'LL MEET AGAIN? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang