"Satya, jadi gak?"tanya Sena, ia menanyakan itu dengan berlari kecil ke arah lelaki itu. Satya yang sedang memasukkan buku ke dalam tas pun menoleh dan mengangguk.
Hari ini mereka akan mulai berlatih, agar nanti saat waktunya tiba mereka sudah siap dengan semuanya. "Ayo."ajak Satya.
Sena mengangguk, ia berjalan mengikuti Satya dari belakang. Diruang musik, banyak dari kelas lain yang latihan juga.
Sesampainya diruang itu, Satya dan Sena menyimpan tas mereka dikursi. "Mau lagu apa Sen nanti?"tanya Satya, ia melepaskan almamater yang menyelimuti seragamnya.
"Emm gue belum tau, sekarang latihan yang lainnya aja dulu. Masalah lagu apa itu gampang, gapapa kan?"tanya Sena, dan diangguki oleh Satya.
Lelaki itu berjalan menuju sebuah gitar, mengambilnya dan menyimpan dipangkuannya. Sedangkan Sena, ia membuka ponselnya untuk mengabari Azriel.
Sena menoleh ke arah Satya. "Gue mau ke toilet dulu ya, gak lama kok."ujar Sena.
"Mau gue anter?"tawar Satya.
"Enggak perlu, sebentar kok."ujar Sena, ia menyimpan ponselnya ke dalam tas dan keluar dari ruangan itu. Daritadi ia menahan hasratnya yang ini buang air kecil, sesampainya dikamar mandi tanpa lama Sena masuk ke toilet.
Merasa sudah lega, ia keluar dan bercermin. Tidak ada siapapun, hanya ada dia seorang. "Kayak ada yang lupa tapi apa ya?"gumam Sena.
Membasahi wajahnya dengan air dingin itu, lalu mengambil tissue untuk mengelapnya. Ia berjalan ke arah loker yang tak jauh dari kamar mandi. Ia ingat sekarang, baju olahraganya tertinggal, untung ia ingat.
Membuka loker itu, lalu mengambil dan menutupnya kembali. Namun baru akan melangkah, sebuah kertas jatuh dihadapannya.
"Kertas apa ini?"gumam Sena, tangannya membuka gulungan kertas itu. Dahinya mengernyit.
Bunga yang cantik tak selamanya cantik, begitu juga dengan bunga yang harum.
"Apa sih? Kurang kerjaan amat deh nih orang." Tanpa lama Sena membuang kertas itu kedalam tong sampah, berjalan kembali ke ruang musik.
Melihat kepergian Sena, seseorang yang bersembunyi dibalik tembok itu keluar dan mengambil kertas itu. Lalu menyimpannya ke dalam saku dan pergi dari tempat loker.
Diruang musik, masih ada beberapa orang yang berlatih. Sena meminta maaf pada Satya karna menunggunya lama, namun lelaki itu mengangguk.
"Tadi ada yang nelpon."ujar Satya, jari jarinya memetik pelan gitar itu.
Sena mengernyit. "Siapa?"tanya Sena.
Satya menyimpan gitar itu ke tempat semula. "Enggak tau, pas gue liat gak ada namanya. Maaf Sen kalo gue lancang karna liat hp Lo, gue takut orang disini pada keganggu."ucap Satya.
"Ah gapapa, makasih ya."ujar Sena tersenyum, ia mengambil ponsel itu melihat siapa yang menelpon.
"No tak dikenal?"gumam Sena.
"Abis dari toilet Lo kemana dulu emang?"tanya Satya.
Sena menoleh. "Gue ambil baju olahraga yang ketinggalan diloker."
Satya menganggukkan kepalanya, ia mengecek ponselnya lalu mengernyitkan dahinya.
+62 8** **** ****
Deketin dia, atau nyawa Lo yang jadi taruhannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/274067166-288-k95797.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WE'LL MEET AGAIN? [END]
Romance⚠️BELUM DIREVISI [SEKUEL MY HUSBAND IS MY DILAPIDATED] Disarankan untuk membaca MHID terlebih dahulu, agar bisa mengetahui karakter orang-orang sebelumnya. ••• "Lo itu cewe, tapi kelakuan lo ngelebihin laki-laki." Mata Sena memicing, bukannya marah...