60. WEDDING DAY

4.1K 353 27
                                    

Hari ini dimana hari yang Sena dan Azriel yang ditunggu-tunggu. Dimana keduanya akan melaksanakan hubungan yang lebih sakral dari sebelumnya, dan adanya ikatan sah dihubungan mereka. Menyatakan telah menjadi sepasang suami istri dihadapan para saksi yang menyaksikan.

Dua keluarga besar kini telah disibukkan oleh urusannya masing-masing, kesana kemari untuk mencari yang mereka butuhkan, berebutan tempat untuk ber-make up, dan para perempuan yang sibuk memili-milih baju.

Sedangkan calon pengantin perempuan, telah disibukkan oleh wajah yang sedang dirias oleh sang perias. Hatinya sedari tadi berdetak lebih kencang, dirinya terasa gugup. Bahkan tangannya kini terasa dingin, sang perias yang melihatnya hanya tersenyum tipis.

"Gugup ya mbak?"tanyanya, membuat Sena menoleh pelan dan mengangguk kecil.

Sang perias terkekeh pelan. "Rileks aja mbak, jangan dibawa gugup gitu. Dulu juga saya gitu kok pas mau nikah."ujarnya, membuat Sena hanya bisa tersenyum kecil dan mengangguk.

"Selesai mbak, cantik banget."ucap sang perias ketika melihat wajah Sena, lebih cantik dari sebelumnya.

Sena menatap dirinya dicermin, bahkan dirinya sendiri sempat menganga melihat wajahnya sendiri yang berbeda.

"Kok beda?"tanya Sena, ia menoleh pada sang perias.

"Namanya juga dirias mbak, ya berubah atuh."jawabnya tertawa kecil, membuat Sena mengedipkan matanya berkali-kali.

"Waktunya ganti baju, karna waktunya sebentar lagi."

Sena menoleh ke belakang, menatap salah satu WO dan mengangguk. Tanpa lama dirinya berjalan ke arah ruang ganti, tak berapa lama ia keluar dengan baju pengantin.

Semua orang tercengang melihat kecantikan Sena, menatap kagum perempuan itu. Seolah tak percaya jika perempuan dihadapannya ini adalah Sena.

"Sena, udah siap bel-" Ucapan sang ibu terhenti kala melihat anaknya yang terdiam berdiri, mulut Yura terbuka lebar dan menghampiri anaknya.

"Ini beneran kamu? Anak mami yang bandel?"tanya Yura, wanita paruh baya itu membolak-balikkan tubuh sang anak.

"Aduh, Sena pusing mi."ujar Sena, ia menatap kesal pada sang ibu.

Yura tertawa kecil, meminta maaf lalu membawa anaknya untuk duduk. Matanya tak lepas dari Sena, kini anaknya itu sudah dewasa. Bahkan dalam hitungan jam akan menjadi milik orang lain, lepas sudah kini tanggung jawab Yura dan Aska untuk merawatnya.

Menghela nafasnya pelan, Yura menyimpan kedua tangannya dibahu sang anak. Menatapnya dengan menahan air matanya yang ingin jatuh, ia terkekeh kecil. "Anak mami udah dewasa, udah mau nikah ya?"tanyanya, membuat Sena menatap wajah sang ibu. Ia tau jika Yura menahan tangisannya.

Tangan Sena terulur untuk menghapus air mata yang baru saja mengalir dipipi sang ibu. "Mami jangan nangis, kan Sena juga jadi ikutan nangis juga."ucap Sena, tangannya tiba-tiba mengipasi wajahnya agar air matanya tidak jatuh.

"Inget pesen mami semalem ya?"ucap Yura, membawa anaknya kedalam pelukannya. Wanita paruh baya itu kini terisak pelan dipelukan sang anak, baru saja kemarin ia bertaruh nyawa untuk melahirkan anak perempuannya, kini ia sudah akan melepasnya.

Sena mengangguk. "Iya, Sena gak boleh ngelawan ke suami, Sena harus nurut apa yang El katain nanti. Kalo Sena ngelawan, Sena dapet dosa karna udah ngebantah suami."lirih Sena, kini dirinya ikut terisak.

Yura terkekeh dan mengangguk, ia melepaskan pelukannya dan menghapus air mata Sena. "Jangan nangis, nanti make up nya luntur."ujar Yura, merapihkan sedikit make up Sena yang sedikit berantakan.

WE'LL MEET AGAIN? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang