Hari ini hari Senin, hari yang paling menyebalkan bagi Sena. Dimana ia harus berdiri satu jam karna melakukan upacara, yang paling malas adalah saat sang kepala sekolah memberikan amanat. Bahkan Sena sudah menghafal isi amanat itu, kebersihan, sikap disiplin, dan berbagai jenisnya.
Banyak yang menatap Sena aneh, apa mungkin dirinya berpakaian lengkap? Mengangkat bahunya acuh tak peduli. Saat ini ia berada dibarisan tengah. Disamping kanan adalah lelaki yang menempati kelas Rasis, yang memiliki arti Ras of IPA satu. Sedangkan disamping kirinya adalah lelaki teman sekelasnya.
"Sen."bisik Gerald, lelaki yang berada dikelas Rasis itu berdiri disamping Sena.
"Apa?"sahut Sena sedikit sewot.
"Si Azriel suka tuh sama lo."goda Gerald.
Sena mengerutkan keningnya. "Lo tau darimana?"tanya Sena.
"Gak darimana-mana si hehe."cengir Gerald.
Sena memukul pelan bahu Gerald, lelaki yang disampingnya ini sangat menyebalkan. "Tumben lo gak ikut meriksa sama OSIS yang lainnya?"tanta Sena.
"Enggak ah lagi males, udah minta ijin ini."ujar Gerald.
"Tolong yang didepan jangan berisik."
Sena menegakkan tubuhnya, ia menatap tajam Gerald. Tentu ia mengenali suara itu, itu adalah suara Azriel. Orang yang menegurnya barusan.
Satu jam berlalu, Sena menghembuskan nafasnya lega. Upacara telah selesai, murid SMA Angkasa berburu-buru untuk memasuki kantin. Bahkan sebagian murid ada yang langsung masuk ke kelas.
Sena dan Jihan langsung masuk ke kelas, ia tak ada mood untuk datang ke kantin. "Sena tau enggak?"tanya Jihan tiba-tiba, perempuan itu mengayunkan genggaman tangannya.
"Enggak, apa emang?"tanya balik Sena.
Jihan menyengir. "Jihan juga enggak tau hehe."jawab Jihan menyengir. Sena hanya memasang wajah senyum terpaksa.
"Eh, lo jawab gue jujur ya."ucap Sena pada Jihan. Perempuan yang memakai bondu dikepalanya itu mengangguk.
"Apa?"tanya Jihan.
Sena menyipitkan matanya. "Lo lagi deket sama Atha ya?"tanya Sena, membuat mata Jihan membulat sempurna.
"Ih kok Sena tau?"tanya Jihan cengengesan. Sebulan yang lalu, lelaki itu terus mendekati dirinya. Karna jengah, Jihan berusaha menerima kehadiran Atha meski ia sendiri belum benar-benar merasakan nyaman.
"Tau lah, orang dia sendiri yang curhat ke gue."jawab Sena.
Membulatkan matanya. "Curhat apa?"tanya Jihan kepo.
"Katanya, lo jangan cuek-cuek sama dia. Perhatian dikit kek."jawab Sena berbohong. Yap iya berbohong, minggu lalu ia tak sengaja melihat isi room chat Atha bersama Jihan saat ia sedang berada dirumah lelaki itu.
Sena mengerutkan keningnya ketika melihat balasan Jihan yang dingin, merasa tak tega dengan Atha, Sena memiliki ide untuk mendekatkan mereka.
Jihan itu tak pernah berpacaran sejak kecil, bahkan ini pertama kalinya dekat dengan Atha. "Jihan itu bukan cuek."bantah Jihan.
"Terus?"tanya Sena.
Jihan menggaruk kepalanya. "Jihan gak tau harus ngapain, kan Sena sendiri tau ini baru pertama kalinya Jihan deket sama cowo."ucap Jihan.
Sena mengulum bibirnya, benar juga apa yang dikatakan oleh Jihan. Tak ada salahnya mengajari Jihan beberapa hal kan? Toh Sena juga dulu awalnya seperti Jihan, tidak mengerti apa-apa tentang cinta.
Meski nakal begini, Sena hanya merasakan jatuh cinta sekali seumur hidupnya. Itu adalah Felix, mereka menjalin hubungan selama lima bulan. Setelah itu kandas, yah karna lelaki sialan itu menduakan dirinya. Semenjak dari itu Sena enggan jatuh cinta lagi. Tidak untuk Azriel, itu masih bisa dibicarakan baik-baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
WE'LL MEET AGAIN? [END]
Romance⚠️BELUM DIREVISI [SEKUEL MY HUSBAND IS MY DILAPIDATED] Disarankan untuk membaca MHID terlebih dahulu, agar bisa mengetahui karakter orang-orang sebelumnya. ••• "Lo itu cewe, tapi kelakuan lo ngelebihin laki-laki." Mata Sena memicing, bukannya marah...