Sena mendapati meja kantin yang berada di ujung, saat ini mereka sedang menunggu makanan yang tadi memesannya. Tentu saja bersama Azriel.
Sedari tadi Sena tak berhenti berceloteh menceritakan apapun yang ada dipikirannya, sedangkan Azriel hanya menjawab seperlunya. Matanya terfokus pada ponsel dihadapannya, membaca pesan yang baru masuk.
Sena yang kesal pun merebut ponsel Azriel dan membaca pesan itu, mencebikan bibirnya ketika membaca pesan itu. "So cantik lo."gumam Sena.
Ia menyimpan ponsel Azriel disebelahnya. Sedangkan Azriel memutar bola matanya malas. "Sopan dikit bisa gak?"tanya Azriel menatap tajam Sena.
"Gak bisa."jawab Sena cepat.
"Lagian ngapain si gak penting juga tuh chat dari perempuan."cibir Sena.
Azriel mengangkat satu alisnya, ia memajukan wajahnya beberapa centi ke hadapan Sena. "Lo cemburu?"tanya Azriel.
Sena memundurkan wajah Azriel dengan telunjuknya, berdehem sebentar. "Iya gue cemburu, puas lo?"tanya balik Sena.
Azriel mengedipkan matanya berkali-kali, ia tak menyangka jika jawaban Sena akan seperti itu. "Lo suka gue?"tanya Azriel.
"Ya iya lah, pake nanya lagi."jawab Sena, apa lelaki dihadapannya ini bodoh? Lalu selama ini sikap Sena yang diberikan untuk lelaki dihadapannya itu ia anggap apa?
Jika Sena menyukai seseorang, ia akan mengejar orang itu sampai miliknya. Masa bodoh jika orang itu tidak menyukainya, contohnya sekarang. Sena sudah menyukai Azriel sejak pertama masuk kelas sebelas, dengan terang-terangan Sena mengungkapkan perasaannya pada lelaki itu.
Berkali-kali Azriel tolak, namun tak membuat Sena menyerah. Sena adalah type yang dirinya harus menyukai duluan, dan berjuang untuk lelaki itu. Menurutnya hal ini seperti tantangan baginya.
Sena tidak salah, kan ia hanya menuruti apa yang dulu ayahnya itu lakukan pada ibunya. Mengejar supaya menjadi miliknya. Begitu juga dengan Sena, ia akan mengejar Azriel sampai ia bisa memiliki lelaki itu.
Tenang saja, mengubah lelaki dingin dan nantinya menjadi bucin itu terlalu mudah untuk Sena. Hanya saja butuh waktu untuk itu.
"Lo gak cape gue tolak terus?"tanya Azriel.
"Enggak, semakin lo nolak gue semakin semangat gue buat ngejar lo."jawab Sena menyengir.
Mata Azriel membulat, perempuan dihadapannya ini pasti sudah gila.
"Gila."gumam Azriel.
Sena mengangkat bahunya acuh. "Gue gila karna lo juga."balas Sena yang masih bisa mendengar gumaman Azriel.
•••
Sena berlarian dihalaman rumahnya, saat ini dirinya sedang bermain kejar-kejaran dengan kucing kesayangannya itu.
Baju oversize, dan celana yang bersifat kain diatas lutut membuat kecantikannya bertambah. Ditambah dengan tawanya yang menggema dihalaman rumahnya itu.
Saat ini, dirinya hanya tinggal sendiri dirumahnya itu. Sang ayah yang masih bekerja, dan sang ibu yang sedang arisan dirumah temannya itu. Sedangkan sang bibi sedang keluar entah kemana.

KAMU SEDANG MEMBACA
WE'LL MEET AGAIN? [END]
Lãng mạn⚠️BELUM DIREVISI [SEKUEL MY HUSBAND IS MY DILAPIDATED] Disarankan untuk membaca MHID terlebih dahulu, agar bisa mengetahui karakter orang-orang sebelumnya. ••• "Lo itu cewe, tapi kelakuan lo ngelebihin laki-laki." Mata Sena memicing, bukannya marah...