Sena mendengus kesal ketika ponselnya sedari tadi berbunyi, itu membuat tidurnya terganggu. Membuka matanya dengan samar lalu mematikan nada dering yang mengganggunya. Baru saja akan menutup matanya namun teriakan diluar membuat Sena langsung duduk dikasur. Menyebabkan kepalanya pusing.
Sena sudah sering merasakan hal seperti ini, jika ia sedang duduk lalu langsung berdiri pasti tubuhnya akan langsung sempoyongan. Kadang Sena terkekeh geli, ia tak perlu merasakan minuman alkohol untuk membuatnya pusing dan berjalan dengan sempoyongan. Cukup seperti ini saja, aneh memang.
"Sena bangun!!!"
Sena mendesis ketika mendengar suara teriakan dari luar, sudah ia duga jika maminya itu akan marah jika Sena belum bangun.
"Iya udahhh."teriak Sena, dengan pelan ia menyibakkan selimutnya dan turun dari kasur. Mengambil handuk dan berjalan ke kamar mandi.
Hanya memerlukan waktu 10 menit untuk membersihkan badannya, toh untuk apa lama-lama? Tanpa lama Sena memakai seragam sekolahnya, dan mengoleskan bedak pada wajahnya. Diakhiri dengan lipbalm yang biasa ia pakai akhir akhir ini.
Menuruni tangga satu persatu, sesampainya dimeja makan Sena langsung duduk disamping adiknya. Yura yang sedang membuat susu pun menoleh ke anaknya. "Langsung makan."ujar Yura, dan dijawab dengan deheman oleh Sena.
•••
Langkah Sena berhenti ketika ia melihat orang yang ia kenal berjalan didepannya, matanya memicing melihat orang itu. Mengerjapkan matanya berkali-kali.
"Azriel?"gumam Sena, ia melihat Azriel yang membukakan pintu mobil disebelahnya. Mata Sena membulat ketika melihat perempuan keluar dari mobil itu.
Yang membuat Sena tak percaya adalah perempuan itu menggandeng tangan Azriel, dan lihat bahkan Azriel pun tak memberontak. Lelaki itu hanya tersenyum tipis lalu memasuki koridor sekolah.
Sedangkan Sena, ia masih terdiam diparkiran. Matanya memanas, tangannya terkepal erat. Ia tak buta, ia melihat sendiri dengan jelas. Pantas saja semalam Azriel memberi pesan jika ia tidak bisa kerumahnya, karna lelaki itu bilang ada acara mendadak.
Acara mendadak ya? Apa mungkin semalam Azriel membatalkannya hanya karna perempuan itu? Tubuhnya tersentak ketika ada yang menepuknya, ia membalikkan tubuhnya dan melihat Felix dibelakangnya.
"Ngapain diem sendirian disini?"tanya Felix.
Sena mengerjapkan matanya berkali-kali, lalu menggeleng. Felix yang melihatnya pun menyipitkan matanya. "Lo nangis ya?"tanya Felix, jelas ia sudah tau bagaimana sifat dan kelakuan Sena.
Sena menggeleng, ia menoleh ke samping dan menghapus air matanya. Felix yang melihatnya menghembuskan nafasnya pelan, ia tidak tau ada apa dengan mantannya itu. Apa mungkin sedang ada masalah dengan pacarnya?
Ya Felix tau jika Sena pacar Azriel, karna kabar tentang Azriel menjalin hubungan dengan Sena langsung menjadi topik pembicaraan disekolah.
"Sini peluk, anggap aja gue abang Lo."ujar Felix, iya dia sudah menganggap Sena sebagai adiknya. Toh tak ada harapan lagi kan untuk memperjuangkannya? Felix juga berusaha untuk mengubur perasaan itu pada Sena.
Lagian ia juga sudah dapat penggantinya, toh tak masalahkan?
Sena berhambur kepelukan Felix, ia menumpahkan tangisan itu dalam dada bidang Felix. Padahal ini masih pagi, tapi ia sudah melihat pemandangan yang sangat menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WE'LL MEET AGAIN? [END]
Romance⚠️BELUM DIREVISI [SEKUEL MY HUSBAND IS MY DILAPIDATED] Disarankan untuk membaca MHID terlebih dahulu, agar bisa mengetahui karakter orang-orang sebelumnya. ••• "Lo itu cewe, tapi kelakuan lo ngelebihin laki-laki." Mata Sena memicing, bukannya marah...