20. BUCIN

4K 426 19
                                    

Saat ini kedua remaja yang sedang dimabuk cinta itu tengah berjalan beriringan melewati taman kota disore hari, banyak yang berdatangan kesini. Entah itu bermain, lari sore, membeli jajanan, atau semacamnya.

"Sen, kalo gue gak jujur waktu itu gimana ya?"tanya Azriel, ia menoleh ke samping dimana Sena yang sibuk menjilat es krim.

Mengangkat bahunya acuh, ia juga tidak tau. Mungkin sekarang sifat lelaki itu cuek dan dingin?

"So soan cuek, giliran tau gue temen kecil lo tuh sifat berubah drastis."cibir Sena.

Azriel yang mendengarnya tertawa, membuat mereka menjadi pusat perhatian. "Ya kan gue jaga hati buat Sena kecilnya gue, eh taunya selama ini dia selalu ganggu gue."ujar Azriel, ia mencubit gemas pipi Sena.

"Gembulnya dari dulu gak ilang ya, pantes dipanggil Sena gembul."ucap Azriel, ia meraih tangan Sena yang memegang es krim. Lalu mencobanya, tidak Sena tidak marah. Toh membeli es krim ini juga uang Azriel.

Sena mengerucutkan bibirnya sebal, setelah menghabiskan es krim didalam cup itu ia membuangnya pada tempat sampah yang disediakan disini.

"El gendong."pinta Sena, ia merentangkan kedua tangannya meminta untuk digendong.

"Gak mau, berat."

Plak

"Gue kurus ya gak berat."cibir Sena tak terima, ia menarik kerah kemeja Azriel untuk menuju sebuah tempat duduk yang kosong. Berdiri dibelakang Azriel.

"Takbir Sena." Azriel sontak menahan kedua paha perempuan itu dibelakangnya, pasalnya Sena tiba-tiba meloncat.

Sena tertawa kecil, ia mengalungkan tangannya dari belakang pada leher Azriel. Menyimpan kepalanya pada bahu lelaki itu.

"Berat gak?"tanya Sena, ia sedikit memiringkan wajahnya guna melihat wajah Azriel.

Azriel menggeleng. "Gak, tubuh lo gak berat."

"Udah gue bilang gue tuh gak berat, lo nya aja yang mau gendong."cibir Sena.

"Kalo gue gak mau gendong lo, udah gue jatuhin nih."

"Isshh jangan, nanti kalo gue jatuh terus lo jadi duda gimana? Mau emang?"tanya Sena, ia memiringkan kepalanya guna melihat wajah Azriel kembali.

"Duda duda, nikah aja belum."sarkas Azriel.

"Anggap aja udah nikah."ucap Sena terkikik geli.

"Kalo gue jadi duda, gapapa tinggal nyari yang seger lagi. Nyari yang seger, bahen---aahhh"

"Rasain!"kesal Sena, ia mencubit keras puting lelaki itu sehingga membuat Azriel menggaduh kesakitan.

"Lo ngapain cubit puting gue?"tanya Azriel kesal, cubitan dari Sena tak main-main.

Sena tertawa geli mendengarnya. "Gak mau tau, nanti lo harus nikah sama gue."kekeh Sena, ia mengeratkan lingkarannya tangannya pada leher Azriel.

"Gue gak bisa nafas dodol."

Sena melonggarkan tangannya, ia mencuri kecupan dipipi Azriel. "Nah udah gue sogok, jadi nanti harus nikah sama gue."ucap Sena.

Azriel tertawa lebar. "Nikah mulu dipikirannya, sekolah dulu yang bener baru gue nikahin."balas Azriel.

"El?"panggil Sena.

"Hm?"

"Jangan deket-deket sama Kayla, gue gak suka. Dia tuh nyari perhatian tau sama lo."cibir Sena.

"Ngapain deket sama dia? Dianya aja yang deketin gue terus, kalo dia deketin lagi gampang."ucap Azriel.

"Gampang apanya?"

WE'LL MEET AGAIN? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang