Hari ini adalah dimana SMA Angkasa merayakan hari ulang tahun, dimana sekolah ini sudah bertahun-tahun berdiri dan meluluskan ribuan murid. SMA Angkasa menjadi sekolah bagian favorit dari mana pun, selain memiliki fasilitas yang mewah banyak juga murid yang pintar tentunya.
Pagi pagi sekali lelaki yang memiliki tubuh tinggi itu sudah disekolah, bahkan tidak ada henti-hentinya untuk kesana kemari. Azriel, lelaki itu disibukkan dengan acara yang akan dilaksanakan sekarang.
Kemeja putih dengan lengan panjang yang digulung sampai siku, celana jeans hitam yang sobek dibagian lutut membuat dirinya lebih tampan. Ah jangan lupakan jas yang bertengger dikedua bahunya itu.
Penampilannya hari ini benar-benar berbalik banding dengan penampilan biasanya, bahkan Azriel merubah gaya rambutnya. Hal itu tentu membuat siapa saja yang melihatnya akan terpaku dengan ketampanannya.
Azriel melirik jam dipergelangan tangannya yang sudah menunjukkan pukul tujuh lebih dua puluh lima menit, matanya mengedar melihat lapangan yang diisi dengan kursi. Kini kursi itu telah ditempati oleh beberapa murid dari SMA Angkasa yang akan menonton atau tampil.
Dari kejauhan Azriel melihat keempat temannya yang sedang berjalan ke arahnya, dirinya memasukkan tangan kedalam saku celananya. Semua peralatan sudah ia cek dan semuanya aman, jadi yang ia perlu lakukan sekarang adalah menunggu keempat temannya itu berjalan. Sedikit menyebalkan emang.
"Udah stay aja, datang jam berapa?"tanya Atha pada Azriel, penampilan lelaki itu sama halnya dengan Azriel. Kelima lelaki yang kini berkumpul menjadi pusat perhatian, tak segan-segan juga ada yang berbisik dengan secara terang-terangan.
"Daritadi."jawab Azriel, ia memalingkan wajahnya untuk melihat kondisi lapangan yang kini mulai penuh.
"Acaranya dimulai 20 menit lagi, udah bereskan semuanya?"tanya Atha, dan dijawab anggukan oleh Azriel.
Rencana Azriel hari ini adalah selepas beres acara ini ia ingin istirahat total, tentu saja tubuhnya sangat lelah. Seminggu belakangan ini ia disibukkan dengan sekolah, tidur pun hanya beberapa jam.
"Muka Lo pucet banget."celetuk Gerald, yang sedari tadi memperhatikan wajah Azriel.
Azriel menoleh, lalu menggeleng. "Gak pucet pucet amat kan?"tanya Azriel.
"Enggak sih, cuma kek mayat idup."jawab Gerald santai.
Azriel mendelik sinis pada Gerald, ingin melawan namun tenaganya sudah habis. Lebih baik ia diam dan tak melayani ucapan lelaki itu.
"Eh itu Sena?"tunjuk Kai pada kedua remaja yang baru memasuki aula sekolah.
Semua pandangan tertuju pada kedua pasangan itu, mereka berjalan diiringi dengan sebuah candaan. Ditambah dengan Sena yang tertawa kecil pada lelaki disampingnya, Satya.
"Cantik banget anjir."celetuk Gerald, sontak hal itu membuat Azriel menatapnya tajam.
"Yeee gue cuma bilang cantik padahal, emang Lo mau Sena gue sebut jelek?"tanya Gerald, perkataannya barusan membuat ia mendapatkan hadiah dari Azriel. Iya hadiah, hadiah pukulan.
"Sialan."umpat Gerald.
Masa bodoh dengan umpatan Gerald, Azriel mengikuti kemana Sena pergi dengan matanya. Perempuan itu sangat cantik memakai dress selutut berwarna putih, ditambah dengan rambut panjangnya yang digerai.
"Cantik."batin Azriel.
"Senyum-senyum sendiri Lo!"
Azriel tersentak, ia menoleh ke samping dimana Atha yang terkekeh kecil. Hal itu membuat Azriel memutar bola matanya malas, tanpa lama ia pergi meninggalkan keempat temannya menuju belakang panggung. Tentu diikuti oleh keempat temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WE'LL MEET AGAIN? [END]
Roman d'amour⚠️BELUM DIREVISI [SEKUEL MY HUSBAND IS MY DILAPIDATED] Disarankan untuk membaca MHID terlebih dahulu, agar bisa mengetahui karakter orang-orang sebelumnya. ••• "Lo itu cewe, tapi kelakuan lo ngelebihin laki-laki." Mata Sena memicing, bukannya marah...