01- AWAL

718 129 315
                                    

Halo-halo!!
.
.
Ini cerita pertama saya.
Ikuti perjalanan cerita HAZEL
sampe ending, ya?
Happy reading, kawan!!
...

Hari ini adalah hari dimana siswa siswi pertama kali masuk sekolah untuk semester genap setelah selesai dilaksanakannya ulangan dan pembagian Rapor.

Di jam 06.30, Vano datang ke sekolahnya yang bernama SMA Liga Bangsa. Dia datang bersama ketiga teman dekatnya atau bahkan bisa dibilang sahabat. Mereka bernama Sandi, Eki dan Noval.

Sengaja datang lebih awal karena mereka bisa dibilang empat cowok tampan disekolah dan juga anak geng yang membuat para siswi jatuh hati kepadanya, alhasil jika datang siang banyak yang heboh teriak-teriak histeris melihat ketampanan mereka.

Terus berjalan menelusuri koridor kelas lain dan akhirnya sampai juga di kelas XII IPA 3 yang menjadi ruangan kelas tempat mereka menambah ilmu.

"Assalamualaikum," Vano menyerukan salam walaupun tak ada yang menjawab kecuali para sohibnya yang berada di belakang.

Mereka memang cowok ganteng, anak geng terkenal dengan ketangguhannya, dan satu lagi idaman para siswi sekolah itu bahkan di jalan pun pasti ada saja yang mengenal mereka.

Walaupun begitu, mereka justru tidak suka membuat onar, bukan langganan ruang BK, ya kadang bolos dan jika ulangan pasti menyontek.

"Lama nggak sekolah," kata Vano tiba-tiba. Cowok itu menaruh tasnya di kursi paling depan lalu ia duduk di kursi tersebut.

Alvano Hazel Rasendra, cowok berparas tampan yang sangat diidam-idamkan kaum hawa di sekolahnya. Oh, big no! Siapa yang tak mengenalinya atau bahkan siapa yang tak tertarik padanya? Kaum hawa berpekik histeris kala melihat Vano berjalan santai atau bahkan sedang berolahraga di lapangan sekolah. But, ada yang lebih mengakibatkan kesehatan jantung bermasalah, yakni ketia ia sedang membelah jalanan bersama geng Lirex, geng besar yang diketuai olehnya. Duh mleyot, help! Tapi sayang, udah ada pawang.

"Kangen sekolah lo, Van?" tanya Sandi menyahuti perkataan Vano tadi.

"Nggak, cuma kangen duit jajan doang. Di rumah nggak dapet duit, kerjaannya juga gitu-gitu mulu, monoton." Vano membalas.

Noval mendelikkan matanya kepada Vano, ia berujar, "Nggak dikasih duit juga lo mah udah banyak di rekening. Ngaku nggak dikasih duit, saldo rekening lo luber gitu."

Vano terkekeh, memang benar apa yang dikata Noval barusan.

Beberapa menit tak ada kegiatan karena sibuk dengan ponselnya masing-masing, kini Sandi membuka suara memulai topik pembicaraan.

Sandi Fendrago, teman Vano yang juga merupakan inti dari geng Lirex. Ia menjabat sebagai wakil ketua di geng tersebut. Sifatnya biasa saja seperti orang pada umumnya. Namun, yang menjadi ciri khas Sandi pada pandangan wakil ketua geng adalah, ia selalu santai di situasi apa pun tetapi dibalik kata santai terdapat pola taktik yang sangat bagus. Menumbas lawan dengan gaya santai, is another level of cool seorang Sandi Fendrago.

Sandi menaruh ponselnya ke dalam saku celananya, setelah itu ia bertanya. "Van, lo masih pacaran sama Eka?"

Vano melirik Sandi sekilas sebelum matanya terfokus kembali pada layar ponsel. Ia menjawab ala kadarnya, "Masih."

HAZEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang