Part 23

109 8 3
                                    

Zera POV

Zera hanya mengunci dirinya di dalam kamar. Keluar hanya untuk makan, dan masak. Menurutnya, kewajiban dia sebagai istri harus tetap terlaksana meskipun ada kejadian seperti ini.

Mau masakannya dimakan atau enggak, Zera mah bodo amat yang penting dia sudah melaksanakan kewajiban dia sebagai istri. Istri yang tidak dianggap lebih tepatnya.

Layar ponselnya menyala, sebuah notifikasi email pun muncul. Dari SMA Airlangga? Oh Zera ingat kalau dia memang pernah menaruh lamaran kerja disana dan sudah melaksanakan interview beberapa minggu lalu.

Tahu ngga sih, sangking banyaknya lamaran kerja dan interview yang dia kirim dan lakukan. Zera sendiri sampai kelupaan.

Diambilnya ponsel miliknya itu dan membuka email itu. Email itu berisi pernyataan bahwa Zera diterima sebagai guru seni budaya pengganti selama 1 tahun alias 2 semester ini. Karena guru yang sebelumnya sedang hamil dan akan cuti selama 1 tahun untuk merawat anaknya. Jadi mau ngga mau sekolah harus membuka lowongan guru seni budaya.

SMA Airlangga salah satu SMA Swasta bergengsi di kota ini. Tidak jauh beda kualitas dan harganya dengan SMA Zera dulu, SMA Bela Negara maksudnya sama-sama mahal dan berkualitas.

Zera tertawa dan berjingkrak-jingkrak karena merasa terlalu bahagia. Akhirnya dia mendapat pekerjaan yang sesuai passion nya.

Zera berusaha menghubungi nomor telepon untuk mengonfirmasi bahwa besok dia akan mulai datang mengajar di SMA Airlangga.

Yang pertama kali dia pikirkan adalah, Zera ada ngga baju rapi buat ngajar di sekolah bergengsi itu?

Zera pun berjalan menuju lemari miliknya lalu membuka lemari itu, banyak baju sih tapi baju mulung milik Zera. Baju mulung? Iya baju yang banyak lobangnya kalau ditanya kenapa ngga dibuang aja? Jawabannya pasti, biar adem isis gitu hehe.

Tapi ada benarnya juga.

Baju keluarnya juga itu itu aja, banyak baju santai karena sewaktu kuliah di Melbourne juga santai.

Zera memutuskan untuk keluar dan membeli beberapa baju.

Farrel POV

Tidak hanya Zera yang memikirkan kejadian waktu itu. Tapi Farrel juga, meskipun terlihat tidak peduli sebenarnya ada kalanya dia memikirkannya.

Karena memikirkan kejadian itu membuat dirinya sering melamun dan tidak merespon saat dipanggil oleh sekretaris nya alias Kevin.

"Bos!"

"BOS!!"

"FARREL!"

"Farrel"Mulai mengpasrah

"FARREL EMIRD ARSENIO!"Panggil Kevin semakin kesal dengan bos nya itu.

Farrel pun tersadar dari lamunannya karena teriakan Kevin yang cukup keras, jarang-jarang Kevin berteriak seperti itu. Dia kebanyakan diam dan hanya mematuhi perintah Farrel, terhitung jarang untuk teriakan langkah tadi harus di apresiasi mendengar teriakan Kevin.

"Eh iya"Jawabnya terkejut langsung menoleh kearah Kevin yang berdiri tepat di depan mejanya dengan wajah masamnya.

"Laporan bulan ini dari tim pemasaran"Ujarnya menyerahkan proposal atau laporan yang cukup tebal itu.

Farrel mengangguk paham, merasa ada yang tidak beres dengan bosnya Kevin memberanikan diri untuk bertanya. "Ada masalah apa? Siapa tahu saya bisa memberi solusi"

"Masalah rumah tangga"Jawab Farrel membuat Kevin spontan menjawab dengan gelengan kepala, "Kalau itu saya tidak ahli, mohon maaf tidak bisa membantu"

Farrel dibuat tertawa dengan jawaban Kevin saat tahu apa yang menganggu pikiran Farrel akhir-akhir ini.

"Soal Zera, aku hanya tidak paham dengan apa yang dia lakukan" Ujar Farrel berusaha menceritakan apa yang menganggu pikirannya.

Kevin mengangguk paham, tapi sekaligus bingung. Nona Zera sudah mulai menganggu pikiran tuannya atau bosnya tidak lama itu akan naik tingkat menjadi membuat bosnya itu khawatir akan Nona Zera. Karena waktu itu Farrel terlihat tidak peduli, dan hanya memanfaatkan keberadaan Nona Zera. Kevin tahu niat busuk itu semua, tapi tidak menyangka akan secepat ini keberadaan Nona Zera menganggu pikiran Tuan nya.

"Aku menhakitinya tapi dia tidak marah, tidak memakiku, tidak memarahiku, tidak membantah, tapi juga tidak menangis. Dia manusia apa?"

"Manusia baja"Jawab Kevin mengatakan apa yang ada di pikiran nya saat itu. "Mana ada manusia tidak menangis dan marah saat disakiti?Hahahaha"Kevin pun menganggap hal seperti itu lucu.

"Kamu juga menganggapnya aneh kan? Aku juga begitu. Tapi itulah yang dia lakukan akhir-akhir ini, bahkan dia masih bisa tersenyum"Ujar Farrel

"Apa ini karena Nona Bella mengikuti saya dan masuk rumah tuan waktu itu?"Tanya Kevin sepertinya tahu masalahnya karena apa.

Farrel mengangguk, "Dia disana dan aku mengatakan kepadanya bahwa itu temanku aku menyuruhnya sembunyi dulu karena aku bilang belum mengatakan soal pernikahan ke temanku. Dia menurut lalu aku suruh bersembunyi di kamar mandi, tapi bodohnya aku menguncinya dari luar.

Unfortunately, Bella seperti biasa. 2 Jam aku menghabiskan waktu dengannya di kamarku, saat aku buka pintu kamar mandi itu dia keluar sambil tersenyum dan bilang.

"Sudah ya kak? Aku mau ke kamar dulu"

Dia bilang begitu, sambil tersenyum tapi matanya berkaca-kaca lalu dia berjalan dan pingsan"Jelas Farrel menceritakan kejadian waktu itu.

Kevin terkejut.

"And then, aku membawanya ke rumah sakit. Di rumah sakit aku bertemu dengan Ayahku, tapi anehnya saat Ayahku mau memarahi dan memukulku Zera mencegahnya seakan-akan dia tau kalau Ayahku akan memukuliku di depan Zera. Dia menjelaskan kalau dia terkunci karena kamar mandinya rusak dan pingsan karena trauma masa kecilnya akan kamar mandi. Dia bahkan berbohong ke Papanya sendiri padahal yang aku tau dia tidak pernah berbohong ke Papanya sendiri"

Kevin mengerutkan dahinya.

"Aneh ya?"Tanya Farrel membuat Kevin menganggukkan kepalanya.

"Saya juga berpikir begitu, dan sepulang dari rumah sakit dia meminta jangan membahas kejadian waktu itu. Dia hanya diam, tenang seperti air. Dirumah ada dia tapi rumah terasa lebih sepi daripada biasanya, ya meskipun aku jarang pulang tapi terasa berbeda saat aku di rumah itu"Jelas Farrel.

"Apa anda pernah menyebutkan Nona Bella pacar anda?"Tanya Kevin.

"Tidak sepertinya, tapi aku yakin tidak"Farrel sangat yakin kalau dia tidak pernah membahas tentang pacarnya.

"Apa pernah anda memanggil Nona Bella "sayang" waktu nona Bella berada di rumah anda dan Nona Zera?"Tanya Kevin

Farrel menganggukkan kepalanya, "Dia mendengarnya, dan sepertinya merasa cemburu atau marah tapi dia hanya bisa diam karena tidak punya hak apa-apa terhadap suaminya sendiri. Karena suaminya sudah mempunyai pacar. Dari yang saya tafsirkan, sepertinya Nona Zera mendengar anda dan Nona Bella berhubungan in*im jadi kesimpulannya, bos bisa tanya ke istri bos sendiri"

Farrel meneguk salivanya, Kevin ini pendiam tapi sekalinya ngomong sangat menyakitkan karena selalu jujur dengan apa yang ia katakan dan pikirkan.

"Oh anda juga harus mengingatnya, anda mengurungnya disana selama 2 jam. Jadi sudah seharusnya bos meminta maaf kepadanya meskipun bos tidak memiliki perasaan apa-apa. Sekian saya permisi"Ujarnya semakin membuat Farrel kepikiran.

Saat Kevin sudah pergi, dia sangat ingin melempar Kevin dengan proposal yang baru saja dia terima. Tapi ide anak itu bagus juga. Sangking bagusnya Farrel sampai tidak bisa berkutik.




To be continued

Adore You || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang