Part 25

113 7 5
                                    

Zera pun hanya diam tidak memberontak. Dia tuh bingung sama jalan pikir orang ini. Awalnya dia mengira kalau Farrel itu emang jahil. Tapi lama kelamaan kaya semua kelakuannya itu disengaja atau ada maksud tersembunyi.

Dia sudah punya pacar, bahkan kemarin melakukan hubungan. Sekarang sok-sok ngide mimpi buruk biar bisa tidur disini.

Iya gapapa Zera izinin kalau tidur disini, tapi sekarang apa? Sambil peluk? Dia kira Zera ini boneka?!

Lagian Zera yakin kalau tipe nya Farrel itu bukan perempuan biasa seperti Zera. Dia yakin perempuan kemarin itu memiliki badan yang bagus. Zera sangat paham sama orang ini.

Dari awal Zera sudah sadar untuk tidak jatuh cinta, perlahan pun memudar semenjak kejadian itu. Tapi sekarang? Tidur sambil dipeluk? Ngga jadi tuh rasa mudar, yang ada mah makin kuat.

"Kak"Panggil Zera mengpasrah dengan semua ini. Dia sangat tidak ingin marah, karena kalau marah-marah itu ngebuat atmosfer jadi ngga enak.

Tidak ada jawaban.

"Kak"

"Sudah tidur?"

Zera menarik nafasnya dalam dan menghelanya kasar, "Ya udah karena udah tidur ada yang mau aku omongin, soal kejadian waktu itu. Kakak mungkin heran kenapa aku ngga marah, kenapa ga caci maki kakak?"

Apa dia bisa membaca pikiranku? - batin Farrel yang pura-pura tertidur.

"Karena aku ngga berhak, aku bukan siapa-siapa di hidup kakak. Aku cuman istri sebatas status aja tidak lebih. Jadi apa hak ku buat marah-marahin kakak? Lagian dari awal kita sudah memiliki kesepakatan kalau masih bebas dan bisa berpacaran dengan orang lain."

Zera merasa sangat lega bisa mengatakan isi hatinya meskipun Farrel sudah tertidur.

Dia menghela nafasnya lagi.

"Apa aku bisa berharap, berharap dicintai kakak? Hahaha sepertinya itu sangat tidak mungkin"Guman Zera pelan tapi bisa di dengar Farrel.

"Kakak kemarin pasti sangat beruntung bisa dicintai seorang Kak Farrel. Apa kakak memperlakukan semua perempuan seperti kakak memperlakukan aku? Huh, aku harap hanya aku yang diperlakukan seperti itu. Aku jadi egois hahaha"Ujar Zera sambil tertawa pelan.

Berharap dicintai? Bisa, tapi dalam mimpimu Zemira sayang. Bagaimana bisa kau mengharapkan sesuatu yang tidak akan pernah terjadi? Malang sekali nasibmu.

Bukankah mengharapkan sesuatu yang tidak pasti itu menyakitkan? Iya memang sangat menyakitkan, tapi ada suatu kepuasan tersendiri saat mengharapkan sesuatu itu.

Zera yang merasa sangat lelah karena terlalu banyak berpikir pun ikut tertidur di samping Farrel dalam posisi Farrel memeluknya dari belakang.

°°°°°

Farrel POV

Dia akhirnya mengatakan isi hatinya. Sepertinya aku keterlaluan terhadapnya. Benar apa yang dikatakan Kevin, aku menguncinya selama 2 jam. Bagaimana bisa dia tidak marah.

Ternyata itu alasannya, dia merasa tidak memiliki hak untuk marah. Kau sendiri bingung dengan perasaanmu? Apa lagi aku Ze.

Bertahun-tahun menjalin hubungan dengan perempuan yang berbeda setiap bulan, tidak pernah aku meminta maaf meskipun aku tau aku salah. Selalu mereka yang meminta maaf, karena mereka membutuhkan uang milikku.

Aku juga tidak tau, ada apa dengan diriku semenjak hidup bersamamu Ze. Bahkan aku memperlakukanmu lebih lembut dari pada mereka.

Farrel mengecup singkat kepala Zera sebelum menyusul Zera ke alam mimpi.

Adore You || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang