Part 13

112 8 6
                                    

Iya Zera tahu itu semua meskipun tidak sepenuhnya dia tahu tapi dia tahu kalau dia bukan anak kandung Papa Zayn dan Mama Sekar. Dari kecil, Zera sering merasa aneh mulai dari wajah dan kepribadian dirinya dengan kedua kakak perempuannya, lalu warna kulit, model rambut, warna rambut, yang paling Zera rasakan adalah cara Mama Sekar memperlakukan dirinya. Ya meskipun tidak sejahat ibu tiri seperti di televisi tapi Zera bisa merasakannya sejak kecil.

Mama Sekar sangat sering bertengkar dengan Zera dan nanti selalu ada kalimat, "Ngga ada yang berharap kamu ada di keluarga ini". Ya semenjak tahu faktanya, Zera jadi tahu alasannya kenapa Mama Sekar selalu mengatakan itu.

Ya sudah 1 pekan sejak kedatangannya di Indonesia, dia sudah bertemu Mama Sekar dan Papa Zayn ya meskipun kalau ngobrol sama Mama Sekar masih seadanya. Kalau ngga diajak ngomong ya ga ngomong, namanya Zera kalau di rumah. Tapi sekalinya ngomong bisa kaya pasar pindah rumah.

Hari ini waktunya mereka fitting baju. Mereka? Iya Zera dan Farrel. Zera sudah menunggu lama di tempat fitting sampai merasa tidak enak dengan pegawainya, karena dia sudah disitu selama 1 jam lebih. Coba bisa dibayangkan tidak? Kalau saya sih mending pulang.

Zera mencoba mengirim pesan ke Farrel dan tidak butuh waktu lama dia langsung membalasnya. 

KAK ARREL

Eh ya ampun, maaf Ze ini lagi rapat. Besok aja ya

◻◻◻◻◻

WTH JADI DARI TADI GUE DITINGGAL RAPAT?!!!!!!!

TAU GITU GUE KE GALERI 

TOLONG LAH

GUA GA NGAPA-NGAPA KOK

TAPI

MIKIRLAH

BELOM MAKAN LAGI NI PERUT KARENA MAU FITTING BIAR PERUTNYA NGGA MAJU

Dengan penuh kepasrahan akhirnya Zera hanya membalas pesan Farrel.

◻◻◻◻

Oalah, iya kak. Ya udah kalau gitu,
maaf ganggu rapatnya


◻◻◻◻

KURANG BAIK APA LAGI GUE

Karena merasa sangat kesal Zera bahkan mengganti nama kontak Farrel yang awalnya "Kak Arrel" menjadi " BABI NGEPET" karena merasa kasihan dan takut Farrel tahu dia memilih mengembalikan seperti semula. 

Setelah meminta maaf kepada karyawan butik tersebut, Zera keluar dari butik itu dan kulitnya sudah seperti di gigit semut. Sangat panas sekali dan angat terik sekali mataharinya, sangat rawan untuk Zera yang ngga bisa kena panas karena kulitnya langsung gatal dan ruam merah.

"BODOH GA BAWA OBAT LAGI"Kesalnya sambil menghentakkan kakinya, "Ini semua gara-gara babi ngepet sialan"

Ya dengan malas dia berjalan ke tempat parkir, iya dia bawa motor kesini. Jangan tanya kenapa ngga bawa mobil, beli pake duit bapak lo?!

Hari ini juga, tepat pukul 3 sore dia ada wawancara pekerjaan. Iya dia melamar di perusahaan percetakan. Ya meskipun gajinya tidak terlalu tinggi, tapi masih bisa lah buat tambahan biaya hidup di kota besar ini. Dia melamar sebagai desain grafis ya meskipun dia dari jurusan seni, masih bisa lah nyambung meskipun belok sedikit.

Pulang sebentar ke apartemen Salma dan kembali pergi untuk wawancara. Sesampainya di tempat wawancara. BUSET INI MAU KERJA ATAU MAU ANTRI BELI MEKDI RAME AMAT.

Alamat ngga keterima nih, ya sesuai dugaan dia tidak diterima karena tidak cocok.

Tapi tenang Zera jangan menangis, lo kan naruh cv dibanyak perusahaan. Ini masih langkah pertama jangan sedih dulu.Ya dengan campur aduk dia akhirnya mengendarai motor vario nya pulang. Pulang ke apartemen Salma maksudnya.


💙

Tidak lama terdengar suara pintu terbuka ternyata itu Salma pulang dengan wajah lelahnya,  wajahnya langsung berubah menjadi bahagia saat melihat di meja makan ada makanan banyak tentu saja itu masakan Zera.

"WAH WAH WAH GUE HARUS UPDATE STATUS NIH BIAR SITA TAU KALAU LO BISA MASAK KAYA GINI"Ujarnya ngegas sekaligus ngerap membuat Zera menutup telinganya dengan headphone dan kembali fokus ke layar laptopnya.

"WAHHH ENAAAAAKKKK!!"Teriaknya membuat Zera menatapnya sinis.

Sepertinya dia langsung memakan masakan Zera tanpa pakai basa-basi lagi dia sudah sangat lapar. Tidak lama dia berjalan mendekat ke Zera, "LO NGAPAIN ZE?!"

"BUSET KAGET"balas teriak Zera karena Salma mengambil headphone nya dan berteriak tepat di telinganya.

"Lagi bikin lagu"Jawab Zera santai

"Oh" Sahut Salma masih tidak sadar dengan jawaban Zera, "HAH!! LAGU!!??"Pekiknya terkejut dengan jawaban Zera.

"Lo mau jadi penyanyi?"Tanya Salma dibalas gelengan kepala

"Kalau gue jadi artis nanti lo nge fans, susah loh move on nya"Sedangkan Salma memasang ekspresi ingin menumpahkan isi perutnya sekarang.

Zera hanya suka hal-hal yang seperti ini, melukis, menari, dan membuat musik.

Hal itu sudah dia lakukan semenjak SMA itupun diam-dia biar ngga ada yang tahu dan berkembang pesat saat dia kuliah di Melbourne. Ya semoga nanti bisa kesampaian jadi produser musik dan pelukis terkenal meskipun tidak ada yang mendukungnya.

"Coba sini gue dengerin, kepo gue"Sahut Salma mengambil headphone milik Zera dengan paksa dan memakainya, Zera hanya bisa nurut dia menekan tombol play dan memutar lagu buatannya hari ini. Belum sempurna masih berdurasi 1 menit tapi sudah bisa di dengarkan meskipun tidak se pro produser musik di luar sana.

1 menit berlalu, Salma tiba-tiba akting pingsan. "EUYYY ENAK PISAN  UDAH LO JADI ARTIS AJA PERGI DARI NEGARA INI PINDAH KE KOREA SELATAN BURUAN JADI KPOP IDOL ENAK BANGET RA SUMPAH GUE NGGA TAHU LO PUNYA BAKAT KAYA GINI"

Salma mangatakan itu semua tanpa jeda dengan nada tinggi 3 oktaf membuat Zera lagi-lagi menutup telinganya. "Iya nanti kalau ada waktu"Jawab Zera santai

"GILA LO JANGAN SIA-SIA IN KESEMPATAN EMAS GINI"ujar Salma, "Dari pada lo disini ngga berguna mending lo pergi aja kabur biar ngga nikah sama Kak Farrel, gue yakin lo sukses"

"GILA LO"ujar Zera

"Sayang tau nyia-nyiain bakat kaya gitu, suara sama lagu lo, lukisan lo, kalau lo ke Korea Selatan sekarang gue yakin banyak yang mau lo jadi produser perusahaan entertainment disana"Ide Salma membuat Zera ragu dan berpikir.

"Iya nanti"Jawabnya kembali memasang headphonenya dan menghiraukan Salma yang masih mengomel.

To be continued

Adore You || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang