▪ Special Part ▪

263 10 10
                                    

Matahari pagi sudah menembus jendela kamar milik pasangan suami istri yang masih sibuk di alam mimpinya masing-masing.

Zera yang memiliki kebiasaan setiap pagi membuat sarapan untuk Farrel pun terbangun. Ia pun mengerjapkan matanya berkali-kali karena sinar matahari itu silau sekali.

Sepertinya sebelum tidur kemarin Mas Farrel lupa menutup gorden.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 8, sudah cukup siang ternyata dan mereka belum sarapan.
Zera belum lapar sih, tapi sudah kewajibannya untuk membuat sarapan.

Dengan perlahan dia menggoyang tubuh Farrel yang masih asik tidur di pelukannya. Semenjak menikah dan tidur di ranjang yang sama lagi, Farrel tidak pernah absen tidur dalam posisi memeluk Zera.

Kalau Zera marah atau dianya yang lagi ngambek juga tetap tidur memeluk Zera, kalau ditanya kenapa? Jawabannya biar bisa tidur nyenyak.

Aneh bukan?

Aneh tapi menggemaskan jadi Zera membiarkannya.

"Mas bangun, udah siang"Ujar Zera sambil menggoyang tubuh suaminya.

"Hmmmm"Jawabnya mempererat pelukannya.

Zera hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil memainkan rambut Farrel yang sangat lebat dan lembut itu. Laki-laki ini apa yang tidak sempurna di tubuhnya? Bisa-bisa di rebut orang kalau Zera lengah sedikit.

Farrel meregangkan pelukannya dan menatap Zera dengan mata sayupnya,  "Pagi, sayang"Ujarnya dengan suara yang sangat serak khas bangun tidur sambil mengecup singkat kening Zera.

Sangat aneh tapi sangat seksi dan Zera menyukainya.

Zera hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dari ucapan selamat pagi yang menggoda itu.

"Pagi, sayang?"Ujarnya lagi menatap Zera menunggu istrinya menjawab ucapan selamat paginya.

"Hemm?"Tanya Zera kebingungan.

"Pagi?"Lagi dan lagi.

Zera tersenyum, "Pagi"Ujarnya lembut, Farrel mendekat dan mengecup bibir Zera cukup lama.

"Mas mau makan apa buat sarapan?"Tanya Zera.

"Ini hari Minggu ngga usah masak buat sarapan"Jawabnya.

"Terus?Makan apa?"Tanya Zera.

Farrel hanya menggelengkan kepalanya, matanya tidak lepas menatap Zera dengan teliti. Tangannya juga tidak berhenti mengusap lembut pipi Zera.

"Tadi malem aku susah tidur mikirin soal itu?"Ujar Farrel tiba-tiba.

Zera kebingungan, "Soal apa?".

"Sayang beneran ngga papa kan?"Tanya Farrel.

"Ngga papa apanya sih mas, yang jelas ahh"Kesal Zera.

"Kemarin kata dokter"Ujar Farrel menggantung tapi Zera sudah keburu membantahnya.

Iya dokter kandungan Zera kemarin mengatakan kalau janinnya masih rawan terjadi keguguran karena sebelumnya sudah pernah keguguran. Harus ekstra menjaga bayi ini karena takut terjadi apa-apa dan Farrel khawatir akan itu.

"Mas ini masih pagi lo, kemarin Zera kan bilang jangan bahas ini lagi. Zera ngga papa, lagian itu cuman nasehat bukan peringatan. Apa mas nyuruh Zera gugurin kandungan Zera lagi?! Nggak ya, kalau emang mas ngga suka Zera pertahanin bayi ini, biar Zera aja yang ngerawat sendiri" Jawabnya bersulut emosi.

"Bukan gitu maksud mas, Zera"Farrel berusaha menghentikan perkataan Zera yang semakin melantur.

"Enggak! Maksud mas emang dari awal gitu, jangan ngomong sama Zera lagi"Kesalnya.

Adore You || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang