Part 6

139 11 2
                                    

Karena sudah tidak kuat mendengar mamanya yang semakin lama semakin memojokkannya Zera beranjak pergi dan berlari keluar rumah. Dia tidak peduli mau kemana sekarang menggunakan sandal jepit yang biasa dia pakai untuk pergi ke warung.

Memang sedari kecil Zera sudah terbiasa dibanding bandingkan dengan kedua kakaknya. Tapi kali ini Zera sudah cukup sakit hati dengan perkataan mamanya itu. Sudah cukup Zera disakiti untuk kesekian kalinya. Fisik dan Hati, semua di bawa-bawa oleh mamanya.

Zera tahu, dengan wajah yang pas-pas an alias tidak secantik kedua kakaknya. Dan dengan badan yang gendut, siapa yang mau dengan dirinya?

Meskipun Zera nanti kuliah, benar apa yang dikatakan mamanya siapa yang mau dengan dirinya?

Tapi Zera tidak pernah berpikir kesana, yang selalu dia pikirkan adalah bagaimana caranya dia sukses dan membalas semua jasa kedua orang tuanya. Membahagiakan kedua orang tuanya, mengajaknya keliling dunia tanpa memikirkan biaya, menaikkan haji, semua hak yang akan disukai kedua orang tuanya akan di turuti oleh Zera.

Zera belajar mati-matian dengan kapasitas otak yang tidak sebesar kedua kakaknya dia hanya memikirkan itu semua. Dia tidak pernah memikirkan soal pernikahan, soal laki-laki karena menurut Zera itu membuang-buang waktu.

Sudah cukup sedihh sedih nya.

Zera berjalan akhirnya menemukan taman dekat rumahnya yang sering dia kunjungi waktu SD. Dia duduk di kursi yang menghadap ke arah tempat bermain anak-anak disitu.

Anak-anak kecil itu terlihat bahagia seperti Zera dulu waktu kecil sebelum tahu apa itu tanggung jawab.

Dia keluar dari rumah sekitar pukul 5 dan ini sudah jam 9 malam dia masih di luar rumah.

Rumah Zera 🏠

Mama Sekar dan Kakak-kakaknya menyiapkan semuanya untuk menyambut tamu malam ini.

Karena merasa tidak ada keributan adeknya itu Putri bertanya, "Zera mana ma?"

"Tau tuh tadi pergi gara-gara ngambek"

"Mama udah ngomong ke Zera?"Tanya Papa Hayden (Papa Zera)

"Iya"Jawab Mama Sekar santai

Zayn menepuk dahinya sehingga menimbulkan suara yang keras. Pasti Zera marah tuh? Gimana nih? Pasti ngga bakal pulang tuh anak.

Akhirnya keluarga itu saling menyalahkan satu sama lain karena Zera tidak pulang padahal tamu yang di tunggu-tunggu sudah mau datang.

Ya sesuai dugaan akhirnya saat tamu yang ditunggu datang, Zera tidak ada di rumah.

Tok

Tok

Tok

"Selamat datang"Sapa Zayn dengan gembira menyapa teman lama nya yang sudah lama tidak bertemu.

"Tika Maheswari, kaya masih muda ya"Gurau Papa Zayn menyapa istri temannya itu

"Oh, Chris juga ikut?"Tanya Papa Zayn memeluk anak temannya itu, "Terus calon mantuku mana?"Tanya Papa Zayn sambil ketawa-ketawa.

"Eh duduk dulu, masuk"Ujar Mama Sekar dari dalam, "Papa ini kebiasaan ngobrolnya suka di depan pintu"

Mereka akhirnya duduk, "Makin tampan aja kamu, Arsenio"Gurau Papa Zayn karena melihat teman semasa kecilnya itu memiliki wajah yang tidak menua karena dia masih tetap tampan seperti dulu.

"Kau selalu memanggil namaku seperti itu"Jawab temannya dan mereka berdua tertawa dengan keras seperti biasa suara ketawa bapak-bapak pasti sangat menggelegar.

"Kau juga masih tampan, Zayn"Mereka berakhir tertawa lagi

"Eh tapi maaf sebelumnya, duh jadi kaya ngga sopan ini ngga tau malu kitanya"Ujar Papa Zayn tiba-tiba

"Kenapa?"Tanya Tika

"Itu, si Zera nya tadi kaget terus dia marah-marah sekarang kabur sampai sekarang belum pulang"Jawab Papa Zayn sambil menundukkan kepalanya dan memijat pelipisnya.

"Tidak apa-apa, dia juga masih anak kecil toh bungsu juga. Jadi wajar aja kalau kaya gitu, hitung-hitung kesini silahturahmi dulu"

"Kau selalu baik Raymond"Ujar Papa Zayn sambil menepuk pundak sahabatnya.

"Ya anak itu memang sedikit susah diatur"

"Tidak apaapa, nanti juga hatinya terbuka. Ini kemana toh anakku parkir mobil gitu aja kok lama"Kesal Raymon dengan anaknya yang dari tadi ditunggu tidak kunjung menampakkan dirinya

"Maaf, om tante. Farrel tadi kesusahan parkir mobilnya"Ujar putra kedua Raymond sambil tersenyum menyapa mereka.

Iya itu Farrel Emird Arsenio, ternyata takdir masih mempertemukan Zera dan Farrel.

Ya sesuai apa yang dikatakan Raymon "Papa Farrel" mereka hanya mengobrol dan makan bersama di rumah Zera tentu saja tanpa Zera.

Sampai akhirnya mereka pamit pulang.



10.30 p.m

Suara pintu terbuka menampilkan Zera yang baru saja pulang sejak sore tadi. Tatapan Mama Sekar yang melihat Zera ingin mengomelinya sekarang tapi sudah ditahan sama kakak-kakak Zera.

Sedangkan Zera hanya berjalan melewati mereka dan menghiraukan semua orang yang sudah mengkhawatirkan dirinya.

Zera naik ke lantai 2, dimana kamar tidurnya berada. Segera menyiapkan koper dan memasukkan beberapa baju juga berkutat dengan laptopnya mengurus beberapa hal untuk ke Australia, Melbourne.

Iya saat sore dia keluar tadi dia sudah memutuskan untuk kuliah disana dan pergi dari rumah ini. Zera sudah cukup lelah. Tadi sore saat hpnya belum mati alias memanfaatkan baterai yang tersisa dia mencari jasa yang bisa mengurus visa, passport, tempat tinggal, rute tempat tinggal intinya semua yang bisa membantunya saat dia baru sampai disana.

Karena tabungannya masih cukup untuk menanggung itu semua jadi Zera bisa untuk berangkat kesana.







To be continued

Adore You || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang