Part 26

102 7 3
                                    

Setelah melakukan upacara, kebetulan jam pertama kelas waktunya Zera mengajar di kelas 11 Mipa 8.

Terlihat murid masih berkeliaran di luar kelas meskipun bel sudah berbunyi, mengingat Zera dulu juga seperti itu jadi dia memakluminya.

Ada yang lari-larian, ada yang beradu bacot, ada yang baca novel, ada yang lagi ngerumpi. Beragam deh intinya semua jenis manusia ada.

Zera pun memasuki kelas 11 Mipa 8, dan menyapa sambil tersenyum. "Selamat pagi semua"Ujarnya sambil berdiri di depan papan tulis.

Serentak semua murid yang sadar akan kedatangan Zera pun mengambil duduknya masing-masing.

Ketua kelas memimpin murid lain untuk tenang.

Zera tersenyum, "Bingung ya kok yang datang bukan Bu Ratna?"Tanya Zera basa-basi. "Ibu perkenalan dulu ya, nama ibu Azzura Queensha Zemira, dipanggil Bu Zera"

"Ih panjang amat namanya!"Teriak salah satu murid laki-laki yang berada dibarisan belakang.

Zera pun terkekeh, "Iya untung, dipanggilnya bukan nama lengkap"Jawab Zera membuat beberapa muridnya tertawa juga.

"Ibu lanjut ya"Ujarnya menggantung, "Jadi ibu disini sebagai guru pengganti Bu Ratna, selama sisa 1 setengah semester ini. Sekaligus wali kelas kalian yang baru."Ujar Zera menjelaskan keberadaannya disini.

Mereka mengangguk paham dan ber-oh-ria. Ada satu anak perempuan yang bertanya, "Ibu dulu SMA mana?!"Tanya nya

"Ibu dulu di SMA Bela Negara"Jawab Zera menjelaskan, mereka terdengar antusias karena mendengar ada guru lulusan dari sana. Karena sejatinya Bela Negara dan Airlangga adalah sahabat tapi musuh. Mereka bersahabatan tapi juga sering bertanding atau sama-sama berburu prestasi di bidang akademik maupun non akademik.

Mereka bersorak terkejut, "Ibu dulu pernah latihan tanding sama sekolah ini"Ujar Zera ikut antusias.

"Wah latihan tanding apa bu?"Tanya anak laki-laki dari belakang.

"Volly, ibu dulu main volly"Jawab Zera sambil tersenyum ramah.

"Ibu umur berapa terus kuliah dimana?!" Tanya murid perempuan lain yang duduk di deretan ketiga dari depan dan kedua dadi kanan.

"Ibu tahun ini 23 tahun, terus kuliah alhamdulillah dapat beasiswa bisa kuliah di University of Melbourne, Australia"Jawab Zera menjawab pertanyaan yang dilontarkan  dengan baik.

"WAAAAAAAAAAAHHHHH"Mereka serempak terkejut dengan jawaban Zera kalau dia berkuliah di luar negeri.

Zera dibuat tertawa karena reaksi lucu dari anak-anak ini. "Karena ibu sudah memperkenalkan diri, ini waktunya yang lain perkenalan diri ya"Ujar Zera menghentikan kekacauan itu.

Murid-murid Zera pun memperkenalkan diri mereka.

Setelah perkenalan mereka lanjut memperkenalkan sedikit materi yang akan dibahas dipertemuan selanjutnya.

"Sh!t her smile"Gumam salah satu murid laki-laki yang terlihat pendiam dan dingin duduk di bangku paling belakang dan paling pojok. Karena merasa tidak suka melihat senyuman guru baru yang manis itu. Dia memilih menutupi wajahnya dengan buku.

"Heyy, itu yang dibelakang?!!"Teriak Zera tidak digubris oleh salah satu murid itu. Zera pun menghampirinya.

Teman sebangkunya sudah menyenggol tubuhnya tapi tetap tidak direspon. Zera pun mengambil buku yang menutupi wajahnya tampannya. Iya dia tampan, tapi tatapannya terlihat dingin. Dia terkejut saat Zera sudah berada di depannya.

"Perkenalan diri, jangan tidur"Ujar Zera menunggu murid laki-laki itu memperkenalkan dirinya.

"Tanya sama temen saya aja bu, dia tau nama saya"Jawabnya kembali menutupi wajahnya dengan buku.

Murid-murid lain tertawa karena jawabannya, Zera berusaha mengambil buku itu lagi. Dia terlihat pasrah, dan menghela nafasnya kasar. "Reza, Reza Nata"Jawabnya singkat kembali menutupi wajahnya dengan buku.

Zera mengambil buku novel itu, "Bukunya ibu bawa dulu ya? Nanti setelah pelajaran selesai boleh diambil"Ujar Zera berlalu pergi.

Setelah kelas selesai, Zera membawa buku itu ke ruang guru. Sedangkan Reza yang memperhatikannya dari tadi hanya menghela nafasnya kasar.

"Reza buku gue noh ambilin, awas lo kalau ngga balik ke gue"Ancam salah satu teman perempuan Reza, saat tahu buku yang di ambil Zera tadi miliknya yang sedang dipinjam Reza.

"Ya kan buku lo, kenapa gue yang ambil" Jawab Reza cuek kembali menaruh kepalanya di atas meja alias tidur.

"YA KAN LO YANG MINJEM REZA NATA DE COCO"Sahut teman perempuan itu terlihat emosi.

"Mending lo ambil, lo ngga pernah lihat Fira marah ya? Wah bisa roboh ni bangunan sekolah"Ujar Edo teman sebangku Reza.

"ASSSHHHHHH"Teriak Reza bangkit dari duduknya dan berjalan lemas sambil menatap Fira sinis.

"TU ANAK YA DIA YANG MINJEM KENAPA DIA YANG NGAMBEK COBA. NYESEL GUE MINJEMIN KE DIA. UNTUNG GANTENG LO, KALAU ENGGAK UDAH GUE LEMPAR NI KURSI KE ARAH LO"Teriak Fira memaki Reza yang tidak peduli dan hanya melihatnya dingin.

"Sabar Fira, lo tau kan dia emang kaya gitu"Ujar Dinda menenangkan Fira yang sedang emosi.

Fira kembali duduk dan mengatur nafasnya.

Reza POV

SIAL

Ngapain pake diambil segala sih.

Males ketemu ibu di ruang guru!!!

Pasti nanti diomelin lagi.

Dengan keberanian yang sudah biasa dipanggil di ruang guru. Reza membuka pintu itu dan masuk di ruangan dimana banyak guru sedang duduk di meja masing-masing.

"Wah langganan nih, ada apa lagi Reza?"Tanya Bu Tina yang sadar akan kedatangan Reza.

Sedangkan di sebelah Bu Tina sudah ada Bu Siti yang sudah siap untuk mengomeli Reza.

Reza yang tahu kalau Zera sedang duduk di sekitar Bu Tina dan Bu Siti hanya bisa menghela nafasnya kasar.
Dia pun berjalan menghampirinya, "Mau ambil buku saya yang tadi"Ujarnya singkat.

Zera tersenyum, "Suka baca series bukunya Tere Liye?"Tanya Zera menatap Reza yang masih berdiri dengan tatapan dinginnya itu. Dia terkejut kalau Zera bisa tahu buku kesukaannya.

"Biasanya cowok jarang ada yang suka baca buku beginian"Ujar Zera,
"Ibu punya semua series nya, kamu boleh pinjam ke saya"

Mata Reza berbinar, "Boleh bu?"Tanya nya gugup. Zera menganggukkan kepalanya, "Ini saya pinjem di Fira, udah kaya pinjem di depkolektor"Ujar Reza membayangkan bagaimana Fira saat marah-marah kalau bukunya lama dikembaliin.

Zera tertawa karena perkataan Reza. Dia terlihat dingin dan irit bicara tapi sekalinya ngomong bikin ngakak.

"Ya udah ini"Ujar Zera memberikan buku itu dan Reza pun pamit pergi. Saat melewati meja Bu Siti dia hanya mengalihkan pandangannya ke arah lain takut diomelin.

"Kenapa lagi bu si Reza?"Tanya Bu Siti dari kejauhan.

Zera menceritakan kronologinya, "KEBIASAAN TUH ANAK STRESS SAYA "

Bu Tina pun menyahuti, "Reza tuh anak bungsunya Bu Siti bu"

Zera mengangguk paham, "Oh pantas saja wajahnya tidak asing bu"Ujar Zera.

Bu Tina menganggukkan kepalanya, "Iya memang mirip dia sama Bu Siti. Sering masuk BK dia karena masalah-masalah kecil kaya barusan. Jadi Bu Siti sering stress"

Zera tertawa, "Wajar bu, namanya juga anak laki-laki"

Bu Tina juga mengangguk setuju.



To be continued

Adore You || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang