Part 37

109 9 4
                                    

Suara monitor detak jantung ruang
rawat inap itu terdengar sangat jelas. Zera sudah koma selama 3 hari ini. Salma dan Sita pun tidak bekerja selama 3 hari ini demi menjaga Zera.

Mereka menyalahkan diri mereka karena kecelakaan ini terjadi. Di sela waktu saat sedang menjaga Zera, mereka menangisi Zera yang terbaring lemah tidak sadarkan diri itu.

Sita yang sedang tertidur dan Salma yang sedang menunaikan ibadah sholat. Karena merasa sudah cukup tidur, Sita pun terbangun dan mengucek matanya memfokuskan pandangannya.

Dia melihat jari-jari Zera bergerak dan perlahan matanya terbuka. "ZERA!!!"Sontak Sita menghampirinya.

"Bisa denger suara gue?"Tanya Sita ke Zera.

Zera menganggukkan kepalanya lemas. Salma yang baru saja selesai sholat ikut menangis bahagia karena Zera yang sudah sadar.

"Ya ampun akhirnya"Ujar Sita.
Zera tersenyum manis ke mereka. Mengatakan kalau semuanya baik-baik saja.

Zera mengelus perutnya, "Bayi gue ngga papa kan?"Tanya Zera.
Salma dan Sita terdiam tidak bisa menjawab pertanyaan Zera. Mereka tidak sanggup mengatasi semua ini.

"Salma? Sita? Kok diem? Bayi nya kenapa? Anakku kenapa? Ngga papa kan?"Tanya Zera.

Salma menarik nafasnya dalam-dalam, "Lo ketabrak mobil kecepatan tinggi ngebuat badan lo terpental jauh Ra. Terus perut lo ga sengaja natap bagian depan mobil, waktu lo kepental jauh perut lo juga kena tiang listrik keras banget. Pendarahan lo banyak banget, jadi dokter ambil rahim lo karena udah ngga bisa diselamatkan"Ujar Salma mengatakan kejadian yang sebenarnya.

Zera hanya bisa terdiam. Dia masih tidak percaya dengan apa yang dijelaskan Salma.

"Kenapa?"Tanya Zera pelan.

"Kalau diselamatin bisa bahayain nyawa lo Ra. Lagian itu juga ngga mungkin, karena usianya masih muda jadi mudah keguguran"Ujar Sita

Zera meneteskan air matanya, mencengkram ranjang rumah sakit itu dengan kuat. "Gue udah berusaha jaga dia sekuat tenaga. Dia alasan gue bisa kuat akhir-akhir ini. Kenapa dia juga harus ninggalin gue"

Zera menangis dengan keras dia menumpahkan b semua kekesalannya di air mata yang mengalir dari matanya itu.

Salma dan Sita memeluk Zera dengan erat. Mereka hanya bisa melakukan ini.

"Ayahnya sendiri bahkan tidak mengakuinya, sekarang dia ninggalin ibunya yang pertahanin dia. Kenapa jadi kaya gini"Ujar Zera masih menangis terseduh-seduh.

Salma dan Sita terkejut, ayahnya tidak mengakuinya?

"Kak Farrel ngga mengakui anaknya sendiri?"Tanya Salma ke Zera.

"IYA" Zera menjawabnya sambil berteriak, "GUE UDAH CAPEK, GUE BERTAHAN KARENA BAYI GUE KENAPA DIA NINGGALIN GUE JUGA"

"Tenang dulu Ra, baru cerita"Ujar Sita berusaha menenangkan Zera.

Zera berusaha tenang, dia menangis sambil menceritakan apa yang dia alami selama ini. Selama dia hidup dan tinggal dengan suaminya. Memang dia diperlakukan seperti ratu seperti seseorang yang spesial baginya. Tapi itu semua dia lakukan hanya untuk menggoda Zera, setelah itu dia bahkan tidak mempedulikan Zera.

Zera bahkan bingung dengan arti hubungan mereka. Apakah mereka suami istri yang sudah saling mencintai? Tapi melihat Farrel masih menghubungi Bella sepertinya tidak. Dia memperlakukan Zera seperti orang bodoh.

"Gue capek"Ujarnya lemas kembali tidak sadarkan diri setelah sadar dan menangis begitu keras.
Zera pun langsung ditangani dengan dokter dan suster yang ada disana.

Salma dan Sita hanya bisa diam saling menatap satu sama lain. Sita pun menangis karena merasa menjadi sahabat yang tidak berguna bagi Zera, begitu juga Salma.

"Sal kita harus gimana?"Tanya Sita sambil melamun.

Keesokan harinya,

Pagi-pagi udah terdengar suara ribut. Zera sudah sadar lagi tadi subuh, ia hanya diam melamun sambil menonton tv. Suara ribut?. Itu keluarga Zera dan keluarga Farrel yang berebut masuk kamar inap Zera.

"Zera?!! Kamu keguguran?!"Tanya Mama Sekar langsung tanpa basa-basi.
Zera hanya menatapnya dengan tatapan kosong.

"Kamu emang dari awal ngg berguna, ngasih Farrel keturunan aja ngga bisa"Lanjut Mama Sekar membuat Papa Zayn membentaknya.

"SEKAR!"

"TANTE!"Bentak Sita dan Salma bersamaan.

"TANTE TAU NGGA SIH APA YANG ZERA ALAMIN SELAMA INI. ZERA ITU ANAK TANTE HARUSNYA DI SUPPORT BUKAN MALAH DISALAHIN KAYA GINI!" Kesal Salma membentak Mama Sekar.

Sekar pun menatapnya dengan penuh amarah juga.

Salma menceritakan semua yang dialami Zera dengan emosional dia bahkan menangis.

BUGH

"BR*NGSEK"

Farrel di tonjok tepat diwajahnya olh Reza yang tidak sengaja mendegar penjelasan Salma tentang apa yang dialami Zera selama ini.

"LO SEBUT DIRI LO SUAMI?! SUAMI MACAM APA PERLAKUIN ISTRNYA KAYA GITU. LO HEWAN BUKAN MANUSIA. PEREMPUAN ITU DIHORMATI BUKAN DI RUSAK GOBL*K"

BUGH

Satu pukulan melayang lagi dari tangan Reza.

"Reza udah!!!"Lerai Bu Siti.

Zayn dan Raymond pun berusaha melerai mereka dengan sekuat tenaga. Karena cengkraman Reza sangat kuat, jadi susah memisahkan mereka.

"REZA!"Kesal Bu Siti dengan anak bungsunya yang memang emosian itu.

"Maaf semuanya Reza ini emang bandel dan emosian, maaf jadi membuat masalahnya jadi besar"Ujar Bu Siti meminta maaf.

"LO TAU NGGA, BU ZERA NYERITAIN LO KAYA GIMANA KALAU DI SEKOLAH. DIA NYERITAIN SEMUA KEBAIKAN LO, SAMPAI SEMUA KELAKUAN BAJ*NGAN ITU GA KELIHATAN. DENGAN WAJAH CANTIK NYA DIA TERSENYUM CERITA TENTANG LO DAN BAYI YANG LAGI DIKANDUNGNYA. INI YANG DIA DAPETIN SETELAH BANGGA-BANGGAIN SUAMI BAJ!NGNNYA" Reza masih melanjutkan perdebatannya sambil mencengkram kemeja Farrel.

Lagi dan lagi Zayn harus melerai mereka begitu juga Bu Siti yang sudah sangat pasrah dengan kelakuan anaknya. Dia dulu nyidam apa sampai Reza kaya gini?

Tapi terbesit rasa bangga di hati Bu Siti, dia bangga melihat Reza pemberani seperti itu.

"Masih punya muka kesini?"Sahut Chris yang baru saja datang dan mendengar percakapan mereka saat berada di luar.

Rahang Chris mengeras dia menatap Farrel dengan sorot mata tajam yang tidak pernah dia berikan selama di hidup. Dan ini kali pertamanya, kepada adiknya sendiri.

Zera meneteskan air matanya saat menyadari kedatangan Chris setelah melamun dan tidak mempedulikan pertikaian tadi.

"Semuanya keluar, tinggalin aku sama Zera disini"Ujar Chris dengan suara rendahnya.

To be continued

Adore You || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang