Part 34

100 7 4
                                    

Akhirnya dia sampai di rumah sebelum Ayah Arsen datang, dengan cepat dia melesat masuk rumah. Melihat keadaan rumah yang sangat bersih itu sampai membuat Zera mengelus dadanya.

"Ngga ada gue di rumah berapa tahun ni rumah jadi kapal pecah"Gumam Zera bergerak cepat membersihkan rumah itu.

Terdengar suara mobil parkir di depan rumah. Tidak lama suara pintu terbuka menampilkan Farrel dengan pakaian kerjanya yang sedikit berbeda dari biasanya. Pakaian itu terlihat sangat mahal, seperti dari brand terkenal.

Zera membuang pikirannya jauh-jauh dia masih sibuk membersihkan rumah itu. Oh iya, kemarin buku USG jatuh disini kok ngga ada.

"Kamu tidur dimana?" Tanya Farrel menaruh kunci mobilnya di rak kunci. Zera menghiraukan pertanyaannya karena masih asik mencari buku USG yang terjatuh kemarin. Dia kalau mau kontrol kandungan harus bawa buku itu. Kenapa pake acara jatuh dan hilang segala sih.

"Cari apa?"Tanya Farrel

"Buku hasil USG buat kontrol, kemarin jatuh di depan pintu sini waktu kakak lagi di ruang tamu sama pacar kakak"Jawab Zera terlalu jujur.

Hey lo bisa kan jawab seperlunya kenapa jujur sekali sayang. Iya Zera kadang kelewat bodoh jadi ya seperti ini.

Farrel mengerutkan alisnya, Zera pun menoleh ke arahnya sambil tersenyum kikuk.

Ini mulut bisa diem ngga sih, kok kemarin diam-diam aja giliran ditanya ya jawab.

Farrel mendekat ke arah Zera dan menarik tangannya agar berdiri menghadap nya. Tapi tiba-tiba terdengar suara ketokan pintu.

"Zera"

Ayah itu ayah!
Selamat nyawa Zera selamat!

Dengan segera Zera beranjak membukakan pintu untuk Ayah Arsen. Setelah pintu terbuka menampilkan versi tua dari suaminya, iya itu Ayah Arsen tersenyum sambil memberikan oleh-oleh yang dia bawa dari luar kota itu.

"Kamu sakit apa?"Tanya Raymond

"Biasa yah, kecapekan"Jawab Zera mengikuti Raymond yang sedang terburu-buru sepertinya ada hajat yang harus dia lakukan.

"Ayah ke kamar mandi bentar"Pamitnya dari dapur Zera bisa melihat Raymond salah membuka pintu. Dia buka pintu kamar milik Zera. Lalu dia menoleh ke arah Zera yang sedang tersenyum kikuk. Bukannya masuk kamar mandi, Raymond malah membuka pintu yang berada di seberang kamar itu.

Lagi dan lagi dia menoleh, kali ini ke Farrel. Seakan-akan dia sudah tahu jawabannya kalau mereka tidur terpisah.

"Tunggu Ayah"Ujarnya denga suara yang terdengar marah dia akhirnya membuka pintu yang benar. Iya pintu kamar mandi maksudnya.

Zera merasa tulang-tulang yang ada di kakinya menglemas. Dia sudah tidak bisa berdiri lagi karena ketakutan. Pintu kamar Zera dan Farrel masih terbuka. Farrel yang sedari tadi ada di ruang tamu hanya bisa diam karena tercengang.

Ni orang udah keliatan kan pintu kamar mandi itu beda sama pintu kamar tidur. Kenapa pake buka pintu kamar Zera, eh malah kamarku juga - Batin Farrel memaki Ayahnya sendiri.

Ayah Arsen sudah keluar dari kamar mandi, Zera segera menghampirinya dan melingkarkan tangannya di lengan Raymond.

"Ayah itu salah paham ya, Zera bisa jelasin"Ujarnya baik-baik.

"Jelasin?! Jelasin apa? Aduh darah tinggi Ayah kumat lagi"Ujarnya sambil memegang kepalanya yang terasa sakit. Zera pun menuntunnya ke meja makan dan memberinya air minum supaya tenang.

"Kalian tidur terpisah?"Tanya Raymond setelah meneguk segelas air putih yang diberikan Zera.

"Farrel kesini kamu, kamu itu emang ya!"Ujarnya dengan suara yang berat.

Adore You || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang