Sebulan berlalu sejak pertikaian Zera dan Farrel. Zera semakin dibuat kesal dengan kelakuan manusia satu itu. Gimana ngga kesal, jarang pulang, ngga pernah ngabarin, minta maaf juga enggak. Terserah dia deh terserah. Zera malah semakin tenang kalau gini kan enak sepi. Ngga usah ribet berantem aneh-aneh.
Tapi akhir-akhir ini dirinya sering memuntahkan isi makanannya secara tiba-tiba. Tubuhnya juga sering terasa lelah.
Sarapan pagi ini aja ngga jadi masuk ke perut karena keluar lagi dari mulutnya. Satu jawaban yang dia pikirkan, apa dia hamil?
Karena merasa penasaran dia memberanikan langsung check ke dokter kandungan. Kenapa ngga test pakai tespack? Sudah dan positif. Tapi Zera tahu, kalau hasil tespack beluk tentu akurat. Lebih baik memeriksakan langsung ke dokter kandungan.
Setelah menunggu selama 30 menit an, akhirnya nama Ibu Azzura terpanggil oleh suster itu. Mendengar namanya dipanggil, Zera berdiri dan memasuki ruangan itu.
"Gejalanya mual, pusing, dan lemas ya bu?"Tanya dokter sambil membaca data pasien dan keluhannya.
Zera mengangguk, "Iya dok"Jawabnya
"Sudah di tes?"Tanya dokternya.
"Sudah, hasilnya positif dok"Jawab Zera memberikan hasil testpack yang ia bawa dari rumah.
Dokter itu melihat testpacknya cukup lama, "Kita USG aja ya bu, silahkan berbaring"Ujar dokter itu mempersilahkan Zera untuk berbaring.
Zera pun menuruti perintah dokter itu, alat yang biasa digunakan untuk USG sudah berada diatas perutnya.
Layar monitor yang menampilkan rahimnya berada di sebelah Zera, dokter itu menunjuk ke arah layar."Ibu lihat ini?"Tanya dokter itu, Zera sudah tahu jawabannya, "Iya ini ibu sedang hamil kira-kira usia kehamilannya jalan 3 minggu ini"Ujar dokter itu.
Dalam perjalanan pulang Zera tidak ada hentinya memikirkan, tentang berita kehamilannya yang terbilang masih hamil muda.
"Aku hamil anak kak Farrel?"Gumamnya.
Terbesit rasa senang, bahagia, sekaligus takut dalam diri Zera. Zera sangat menyukai anak kecil, bayi, dia juga sangat menginginkan untuk merawat bayi, mengandung, menyusui semua yang ibu lakukan.
Tapi Zera hanya ingin anak itu adalah hasil dari perbuatannya dan suami yang mencintainya. Itulah yang Zera pikirkan dulu.
Sekarang semua tidak sesuai ekspektasinya, dia mengandung anak dari suami yang bahkan tidak mempedulikan dirinya. Bahkan sekarang dia menghilang tidak tau kemana.
Tapi Zera merasa baik-baik saja, yang terpenting dia sekarang sangat bahagia karena ada bayi kecil yang akan selalu menemaninya nanti.
Zera sangat bahagia kalau dia akan mendapat teman baru. Zera tidak akan lagi kesepian. Dia membayangkan mendengar anaknya nanti tertawa, belajar berbicara, belajar jalan. Baru membayangkan saja air mata itu sukses menetes.
Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Zera bisa merawatnya. Mungkin kalau Farrel tahu Zera sedang hamil, dia akan berubah sedikit demi sedikit demi bayinya. Naluri seorang ayah mungkin? Tidak ada yang tahu.
Saat taksi online yang dia naiki sudah sampai tepat di depan rumahnya. Zera melihat mobil mewah asing terparkir di depan pekarangan rumahnya.
Terbesit banyak pertanyaan di kepalanya, mobil siapa? Kak Farrel? Tapi mobil Kak Farrel ngga semewah ini. Duit dari mana dia, kerja aja sering keteteran sering dimarahin bosnya, ya begitulah kalau dia curhat masalah pekerjaannya. Gaji dipotong, lembur tidak dibayar dll.
Zera sedang melepaskan sepatunya dan menaruhnya di rak sepatu, perlahan dia membuka pintu rumah karena ini sudah cukup malam. Takut ganggu Farrel yang biasanya jam segini sibuk kerja di ruang tamu.
Pemandangan yang pertama kali dia lihat saat membuka pintu itu adalah Farrel yang sedang berciuman dengan perempuan lain. Yang ada dipikiran Zera, itu pacarnya yang pernah datang waktu itu.
Sontak Zera terkejut, bahkan buku USG nya terjatuh tepat di depan pintu.
Perempuan itu menyadari kehadiran Zera dan sempat menoleh. Iya dia cantik sangat cantik dan sexy meskipun kondisi nya sekarang berantakan.Farrel hanya memakai celana yang biasa dia pakai untuk pergi ke kantor, kemejanya sudah dan pakaian lain sudah berceceran di lantai ruang tamu.
Tapi yang Zera tahu, sepertinya Farrel tidak 100% sadar alias dibawah pengaruh alkohol. Zera hanya diam membeku, sampai pada akhirnya dia tersadar dan kembali keluar lalu menutup pintu itu.
Perempuan itu bahkan tidak mengejar Zera. Farrel? Dia aja ngga sadar gimana mau tau kalau itu Zera.
Ini kedua kalinya mereka melakukan itu di rumah ini. Kali ini lebih jelas, Zera melihatnya dengan kedua matanya.
Kakinya terasa lemas, Zera pun berjongkok di depan pintu. Mencoba menghubungi Chris tapi tidak ada jawaban. Salma? Semoga aja diangkat.
Meskipun membutuhkan waktu yang lama, akhirnya Salma mengangkat teleponnya. Zera meminta izin untuk menginap di apartemennya malam ini. Dia tidak mungkin masuk rumah itu lagi dan tidur di kamarnya melihat hubungan suaminya dan wanita lain dengan matanya sendiri. Mending Zera pergi dari pada harus melihat semua itu.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, taksi online yang dia pesan beberapa menit lalu akhirnya sampai di depan komplek. Iya Zera jalan sampai depan komplek, ngga mungkin kan dia naik taksinya di depan rumah sendiri.
Mobil itu melaju melewati jalan raya yang cukup ramai di malam hari ini. Zera baru ingat kalau ini sabtu malam minggu. Banyak pasangan sedang melakukan kencan di cafe dan mall. Ada juga yang keliling kota naik motor sambil berpelukan hangat di atas motor menikmati angin malam yang memang terasa sangat sejuk.
Zera tidak pernah merasakan itu semua, karena masa mudanya dia habiskan untuk bekerja keras dan belajar, belajar, dan belajar.
Sampailah dia di apartemen Salma. Ternyata ada Sita disana. Iya mereka bekerja di satu perusahaan yang sama, jadi wajar aja sering
menghabiskan waktu bersama."Tumben-tumben lo"Sahut Sita fokus dengan laptop miliknya saat mendengar Zera masuk apartemen Salma.
"Bosen gue di rumah, jadi izin nginep rumah temen"Jawab Zera membohongi Sita. Dia tidak mau membuat mereka khawatir.
"Kalian lembur lagi?"Tanya Zera.
"IYA ANJIR TUGAS MAGANG KENAPA BANYAK SEKALI, KAN HARUSNYA KITA TUH BISA LANGSUNG DITERIMA TAPI TERNYATA ADA MASA PERCOBAAN MAGANG GITU-GITU RIBET KALI LAH HIDUP INI"Jawab Salma yang baru saja keluar dari kamar mandi mendengar pertanyaan Zera.
"Buset"Sahut Sita menutupi telinganya.
"Wajar aja sih perusahaan besar, mereka ngga main-main nerima pegawai"Ujar Zera merebahkan tubuhnya di sofa.
Merasa tubuhnya sangat lelah jadi dia hanya ingin bersandar. Tangannya mengelus perutnya lembut sambil tersenyum.
"Ngapain lo?"Tanya Salma merasa aneh dengan Zera yang senyum-senyum sambil elus-elus perut.
"LO HAMIL?!"Teriak Sita bertanya sambil menoleh ke arah Zera yang berada tepat di belakangnya.
Zera menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, "3 minggu ini"Jawabnya antusias.
Sita dan Salma melemparkan laptop mereka jauh-jauh dan berteriak bahagia sambil berpelukan bersama.
"GUE MAU JADI AUNTY!!! AAAAAAAAAA"Teriak Sita terlihat sangat bahagia.
Begitu juga Salma yang dari tadi ketawa ngga jelas karena terlalu bahagia katanya.
Zera juga bahagia, tidak hanya dirinya yang menantikan kehadiran bayi yang ada di perutnya. Dia punya sahabat yang selalu ada dan selalu mengerti Zera. Dia sangat bahagia sekarang. Kejadian tadi terlupakan begitu saja di ingatan Zera.
To be continued

KAMU SEDANG MEMBACA
Adore You || END
HumorKisah seorang Azzura Queensha Zemira biasa dikenal Zera, yang hidupnya selalu mengindari laki-laki bernama Farrel Emird Arsenio atau Farrel tapi keduanya justru selalu terikat. Keterikatan yang tidak bisa dihindari antara mereka membuat Zera frusta...