Siang ini Lera berangkat ke kampus dengan Dito, polisi tengil itu diutus bunda dan camernya untuk pulang pergi dengan Dito.
Bukannya merasa senang karna ia bisa menghemat bensin nya, Lera malah enek dengan kata-kata tak jelas yang diungkapkan Dito.
Seperti saat ini, mereka berdua tengah mendebat kan Lera yang ingin turun di depan cafe yang tak jauh dari kampus, sedangkan Dito yang memaksa menurunkannya didepan kampus.
"Saya turun di depan cafe aja." ujar Lera ke sekian kalinya.
Dito menggeleng, ia semakin memperlambat laju motornya. "Nggak akan saya biarin calon istri saya ini jalan sendirian ke kampusnya."
Lera semakin geram. Ingin sekali ia menggeplak kepala Dito yang terbungkus helm tersebut. "Kan jaraknya deket."
"No no no"
"Ck, turunin nggak! At-"
Dito mengerem motor nya mendadak, berakhir lah dengan Lera yang spontan memeluk pinggang Dito.
Dito menunduk melihat tangan putih Lera yang melingkar di pinggang nya. "Ekhem, kalo mau peluk jangan disini. Nanti aja kal-"
Bugh
"Sshh aauuu sakit epribadi."
Lera memukul keras bahu Dito. Ia sudah sangat geram dengan polisi satu ini, kok bisa gitu dia jadi polisi nggak ada cool-cool nya. Minimal jaga image kek, atau apa gitu.
"Saya disuruh bunda sama mama itu buat nganterin kamu ke kampus dengan selamat, jadi saya nggak akan biarin kamu turun disini gitu aja."
Lera memutar bola matanya malas. "Gini ya om, kalo om nganterin Lera dengan pakaian seragam dinas kaya gini. Orang-orang kampus mikirnya pasti aneh-aneh."
Dito menyerngit. "Kenapa mikir aneh-aneh."
"Nanti saya dikira mainnya sama om-om." ujar Lera pelan.
Dito menoleh kebelakang. "Kan bisa jadi alasan kalo saya itu sepupu kamu atau siapa gitu, lagiankan masa iya polisi main aneh aneh."
"Orang lain kan nggak tau, aneh-aneh atau nggak." Lera menghela nafas kecil.
Lera turun dari motor lalu melepas helm yang ia pakai, wajahnya sudah memerah menahan amarahnya. "Saya turun disini." meletakkan helmnya ditangki bensin lalu melangkahkan kakinya pergi.
"Eeettt tunggu." cegah Dito, tangan kekarnya mencekal pergelangan tangan Lera.
"Pulang saya jemput."
Lera melepaskan cekalannya, lalu menggeleng. "Nggak usah, saya pulang sama temen saya."
"Temen cewe atau cowo?"
"Cewe."
"Beneran?."
Lera mengangguk lalu melangkahkan kakinya.
°°°°
"Heiii... Alera Winata." sapa Farhan didepan gerbang. Farhan adalah teman dekat Eva dari SMP. Dia satu kampus dengan Lera dan Eva hanya saja mereka beda jurusan.
Lera dan Farhan sampai saat ini juga sudah bersahabat baik, karna segala bujukan manis Eva dan mendengar cerita baik tentang Farhan dari Eva. Akhirnya Lera mulai menerima Farhan sebagai temannya. Bukannya ia tak mau berteman dengan laki-laki sebenarnya, tapi sangat sulit baginya untuk berbaur dengan lawan jenis apalagi seumuran. Untuk berbaur dengan sesama jenis pun ia sangat sulit apalagi lawan jenis.
"Hmm." sahut Lera.
Farhan dan Lera berjalan berdampingan. "Lu dianter? Dianter siapa?" tanya Farhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Polgan [TAMAT]
General FictionMARI HALUU(๑¯◡¯๑) ~~~~ Follow my account Okay! [CERITA INI HANYA UNTUK UMUR DELAPAN BELAS KEATAS] Karna akan mengandung unsur kata-kata yang kurang pantas diucapkan dibawah umur Pernah nggak ditilang sama polisi ganteng, masih muda, murah senyum, ng...