42. Supermarket

68.1K 7K 282
                                    

Gabut asli!
Padahal catatan lumayan numpuk:)

🐝🐝🐝

Dengan percaya diri serta raut muka yang mesam-mesem seperti orang gila, Dito berjalan berdampingan dengan Lera ke meja makan.

Mereka duduk bersebelahan. Jika Dito yang asik mesam-mesem sendiri, beda dengan Lera. Wajahnya tegang namun tetap cool untuk jaga image.

"Kamu kenapa Ra? Kok kayanya tegang banget" tanya Dewi.

Lera menoleh cepat. "Apa Bun? Ohh ini--"

Rista tersenyum mencurigakan. "Hayoo abis ngapain dulu kalian tadi jalan dibelakang..? Kamu apain dulu mantu mama? Kok mesam-mesem ngga jelas"

Lera melirik Dito, dan yang benar saja?! Pria itu tersenyum padanya seperti tak ada dosa. "Dito kaya gini karna kelebihan vitamin Bun, tadi dirumah udah. Terus baru aja tad-"

"Aduhh Ra!" Dito meringis, ketika pahanya dicubit kecil tapi melintir oleh Lera.

Lera langsung melotot, agar Dito tak melanjutkan ucapannya.

Sedangkan Dewi, Rista dan Rafi hanya tersenyum bahagia karna melihat Dito dan Lera semakin dekat. Ini juga berkat usaha Dito yang selalu mengoceh memberikan pertanyaan pada Lera, menjahilinya dan hal yang lain juga. Membuat Lera, jadi lebih sering berbicara dan mengekspresikan perasaan juga raut mukanya. Tak se-datar dulu lagi intinya.

"Ohh iya, selesai makan nanti kita bikin kue ya. Mama udah lama pengen bikin kue sama besan dan mantu mama" ucap Rista.

Dewi dan Lera mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Buat bahannya, nanti yang beli kamu sama Dito ya Ra. Mama buatin catatannya nanti, soalnya ada beberapa bahan yang belum ada" ujar Rista.

"Tenang aja ma, kalo sama Dito semuanya pasti aman dan terjamin" ucap Dito bangga.

"Halah, beli gula diwarung samping aja plastiknya sobek. Ambyur kan jadinya" sindir Rafi.

Dito merengut. "Itukan udah lama pa, sekarang udah engga. Iya ngga yang,," Dito menatap Lera sembari menaik-turunkan alisnya.

Lera hanya diam tanpa merespon.

"Kasian dicuekin" ejek Rafi.

Dito memajukan bibir bawahnya dan menatap Rafi sengit. Gedek sekali dia dengan papanya sendiri, giliran ia balas dan membuat rasa kesalnya tersentil. Bisa-bisa kepalanya dicekek lagi.

°°°°

"Margarinnya udah Ra?" tanya Dito sembari mendorong troli belanjaan.

Lera mengangguk.

"Coklat batangnya?"

"Udah"

"Chococips nya?"

"Udah"

"Kismis?"

"Udah"

"Cinta sama saya?"

"Udah" Lera langsung menghentikan langkahnya. "Eh?"

Dito tersenyum manis, sedikit menunduk untuk mensejajarkan wajahnya dengan Lera. "Saya juga cinta sama kamu Ra"

Cup

Jodohku Polgan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang