Pagi, setelah melaksanakan sholat subuh tadi, Dito tak kembali tidur. Ia memanfaatkan waktunya sebelum berangkat kerja dengan memandangi wajah Lera secara intens.
Menyangga kepalanya dengan tangan kiri dan tangan kanannya digunakan untuk menekan-nekan pipi Lera.
"Masyaallah, nggak kebayang gue dulu yang goblok, nakal, banyak tingkah terus sekarang punya istri secantik ini, sepinter ini, mandiri, tahan cobaan lagi" gumam Dito.
Pria itu terus menekan-nekan pipi Lera dan sesekali mengusapnya.
Merasa ada sesuatu yang bergerak dipipinya Lera membuka kelopak matanya pelan-pelan, menyesuaikan pencahayaan matanya.
Cup
Dito mencium bibir Lera sekilas. "Morning istriku" ujarnya sembari tersenyum.
Lera yang baru bangun tidur pun hanya bisa mengangguk dan plonga-plongo. Maklum setiap bangun tidur dan langsung diajak berbicara itu seperti masih setengah sadar dan setengah tidak.
"Sshhh aww" Lera memegangi perutnya yang terasa sakit.
"Kamu kenapa Ra?" tangannya ikut terulur untuk menyentuh perut Lera.
Lera menggeleng, baru bangun tidur dan perutnya terasa dipelintir itu benar-benar menyakitkan. Buru-buru Lera masuk kedalam kamar mandi dan menguncinya.
Dito hanya memandangi Lera yang masuk kedalam kamar mandi dengan keadaan bingung.
15 menit kemudian...
Lera keluar kamar mandi sembari memegangi perutnya yang terasa nyeri. "Perut kamu kenapa Ra?" tanya Dito.
"Hmm? sakit" cicit Lera.
Dito menyerngit. "Sakit?"
Lera mengangguk. "Coba sini" ucap Dito sembari menepuk-nepuk pahanya.
Lera merengut, menatap Dito curiga. Anak itu berfikir pasti Dito akan modus lagi padanya.
"Jangan berfikir negatif dulu, sini" ucap Dito.
Lera menggeleng cepat, anak itu hanya diam duduk dipinggiran ranjang sembari memegangi perutnya.
"Ck, lama" dengan satu kali gerakan Dito berhasil mendudukkan Lera dipangkuannya.
"OM!" pekik Lera.
"Raa! Jangan teriak eh kamu, mana pas banget ditelinga saya lagi" ucap Dito sembari mengusap telinganya.
Lera merengut. "Salah om juga tiba-tiba angkat Lera gitu aja. Kaget tau nggak" protes Lera.
Dito tak menghiraukan Lera, tangannya terulur untuk menyentuh perut Lera. "Sebelah mana yang sakit? Sini?" tangan Dito terus mengusap perut Lera.
Lera menyingkirkan tangan Dito dari perutnya. "Geli om"
"Makanya biar nggak geli bilang sama saya sebelah mana yang sakit?" tanya Dito, salah satu tangannya menekan kepala Lera agar anak itu bersandar di bahunya. "Udah kepalanya gini dulu"
Dito kembali mengusap perut Lera pelan. "Disini yang sakit?" tanya Dito, telapak tangannya sedikit menyentuh bagian bawah perut Lera.
Lera mengangguk, canggung sekali rasanya dalam posisi seperti ini. Terlebih ini masih pagi.
Tangan Dito terus bergerak pelan mengusap perut Lera. "Ra"
"Umm?"
Dito menatap Lera dari samping. "Jujur sama saya, tadi malem kamu ngomong apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Polgan [TAMAT]
Ficción GeneralMARI HALUU(๑¯◡¯๑) ~~~~ Follow my account Okay! [CERITA INI HANYA UNTUK UMUR DELAPAN BELAS KEATAS] Karna akan mengandung unsur kata-kata yang kurang pantas diucapkan dibawah umur Pernah nggak ditilang sama polisi ganteng, masih muda, murah senyum, ng...