Pagi ini mumpung weekend, pagi-pagi Alera sudah bangun dan izin ke bundanya untuk pergi ber olah raga. Untuk pergi olah raga pagi ini pun Lera sedikit was-was untuk meminta izin, takut jika nanti ayahnya berfikiran negatif dan berujung masalah. Maka dari itu hpnya telah dihubungkan ke gps milik bundanya, tak akan lagi ada alasan untuk ayahnya mencari kesalahannya kali ini.
1 jam 15 menit
Sudah Alera habiskan untuk menuju taman mini dekat komplek. Tamannya memang tak terlalu luas tapi udaranya yg amat segar itu membuat Lera nyaman disana.Ia duduk dikursi putih tepat dibawah pohon yang rindang sembari memejamkan matanya, menikmati kesegaran pagi ini sebelum tugas kuliah yg akan membuat dirinya terus menerus engap didalam ruangan.
Tek tek
Suara ketukan botol kaleng itu terdengar tepat ditelinga Alera. Ia membuka matanya lalu menengok ke samping kanan.
Tatapan segar dan nyaman baginya kini telah berubah menjadi tatapan lempeng dan datar, tak berminat sama sekali melihat objek didpannya.
"Sepertinya kita sudah ditakdirkan untuk bersama mbak Alera."
Sungguh dunia benar-benar sempit, dimana Alera berada disitu juga ada Ardito. Ini masih terbilang pagi jika seseorang ingin pergi menguntit, bukannya lebih baik tiduran dirumah.
Alera memutar bola matanya jengah, ia berdiri beralih tempat duduk. Ia duduk di ayunan taman tersebut, pergi kesini juga untuk menenangkan pikiran tapi jika ketemu polisi tengil itu Lera yakin pikirannya bukan semakin tenang tapi semakin pening.
Ardito ikut berpindah dan duduk disamping Lera. Ia menyodorkan minuman kaleng yg sengaja ia beli tadi pada Lera. "Karena pagi ini saya baik jadi saya kasih minuman ini ke mbak Lera"
Lera pura-pura tak mendengar nya, melirik pun tak minat. Pandangannya tertuju pada bunga² dipinggiran pagar.
Ardito memiringkan kepalanya agar lebih jelas melihat wajah datar Alera. "Ngga baik lho nolak rezeki nanti susah nyari rezeki kalo dikasih aja nolak, apalagi yg ngasih ikhlas lahir batin" ujar Dito tak luput juga matanya yg terus menatap manik mata Lera.
Lera melirik sengit pada Dito, memang benar apa yg orang itu katakan. Karena bundanya pernah berkata entah seberapa kecil dan besar orang itu ngasih ke kita kita harus menerima agar kita bisa berbagi dan mendapatkan rejeki yg setimpal karna sudah menerima pemberian orang lain.
Kenapa ucapannya sama kaya yang diomongin bunda waktu itu?
"Saya nggak haus" setelah berkata seperti itu Lera bangkit lalu berjalan keluar taman untuk pulang.
Lera berjalan dengan cepat, bergegas untuk segera meninggalkan taman. Bisa saja polisi tengil itu mengikutinya lagi.
"Tunggu" ucap Dito sembari menghentikan Lera dengan cekalan tangan kekarnya.
"Saya nggak nerima penolakan" ia memberi minuman kaleng itu paksa pada Lera. "Untuk beberapa hari kedepan saya ada urusan keluarga, jadi mbak Lera nggak bisa ketemu saya."
Ia melepas cekalannya. "Jangan kangen ya mba Lera muka datar hehe" Dito menyengir. "Kapan-kapan supaya kita ketemu lagi dan berjodoh saya bakalan sering-sering nilang mbak Lera. " selepas mengatakan itu Dito pergi.
Lera menatap minuman kaleng yg ada digenggamannya. "Tuh kan apa gue bilang, kalo polisi itu sengaja nilang gue. Mana PD banget lagi."
"Mau lu ada urusan keluarga kek, kawin kek atau apalah nggak ada urusannya ama gue bambang huhh." gerutu Lera lalu membuka minuman kaleng tadi, dari pada mubazir dibuang mending diminum.
Untuk gengsinya. Ia tak peduli toh orangnya juga sudah minggat, jadi apa masalahnya.
****
Pukul 18.15 WIB
Lera sedang duduk di pinggiran kolam dengan kedua kaki yg direndam dalam air.
"Ra" panggil Dewi.
Lera menoleh mendapati bundanya yg berjalan kearahnya.
Dewi duduk disofa dekat kolam, ia menepuk sofa disampingnya. Lera yg peka pun ia berjalan menuju bundanya lalu duduk disampingnya.
"Kenapa bunda?"
"Hari ini ada temen ayah yg mau kesini untuk membahas sesuatu." Ujar Dewi
Lera manggut-manggut.
"Nanti kamu dandan yg cantik ya, pakai dress yg udah bunda siapin buat kamu nanti dibawain sama bi Murni."
"Emm Lera ikutan juga bunda? Kalo ganggu gimana?"
Dewi membelai rambut Lera lalu menggeleng. "Enggak nak, sekalian nanti ada yg diomongin sama ayah ke kamu"
Meski tak tau nantinya seperti apa dan apa maksud bundanya ia tetap menurut, dari pada kena omelan ayahnya.
"Kalo gitu bunda masuk dulu ya, kamu juga abis ini langsung siap-siap okay." Ucap Dewi lalu kembali masuk.
Selepas bundanya pergi Lera masih duduk dipinggir kolam sejenak, lalu ikut masuk menuju kamarnya.
Sekitar satu jam setengah Lera sudah siap mengenakan dress dan sedikit polesan make up. Ini pertama kalinya bagi Lera memakai dress, cukup risih baginya karna tak terbiasa menggunakan rok selutut dan baju yg press dibagian pinggang.
Untung saja acaranya dirumah tak diluar, jadi tak perlu susah payah belajar memakai high heels ia akan memakai flat shoes.
Kini semua sudah kumpul diruang makan rumah Lera, gadis itu menyapa teman ayahnya lalu duduk disamping ayahnya dan berhadapan dengan bundanya. Kursi disamping kanan Lera kosong, mungkin kelebihan kursi pikirnya.
Tapi selang beberapa detik ada seorang lelaki yg baru saja masuk rumah dan langsung diantar BI Murni ke ruang makan.
"Maaf semua saya telat" ujarnya lalu duduk disamping Lera.
"Tadi ada kendala salah alamat kesininya" lanjutnya.
Lera menoleh ke samping kanan, matanya membelak kaget. Orang disampingnya pun juga tak kalah terkejut saat ia ikut menoleh.
"Mbak Alera?" ucap Dito
Alera masih diam, ia melihat Dito horor. Jawa barat itu luas, kenapa makhluk satu ini lagi yg ia temui? Dirumahnya lagi.
"Loh udah kenal?" tanya Rista mamanya Dito.
Lera menatap Rista lalu menggelengkan kepalanya, sedangkan Dito ia menganggukkan kepalanya.
Semuanya menyerngit bingung, yang benar yang mana?.
"Yuadah dibahas nanti aja yg itu sekarang makan dulu" ujar Gino.
Semuanya makan dengan tenang, hanya suara sendok yg terdengar tak ada obrolan apapun. Selagi semua fokus pada makanan nya, Dito menyenggol lengan Lera.
"Udah saya bilang kalo kita jodoh kan mbak? Hehe" ujarnya pelan.
Lera hanya melirik malas, otaknya berfikir apa mungkin ini rencana polisi tengil itu?.
Beberapa menit kemudian...
Makan malam telah selesai, kini semuanya sedang berkumpul ditaman belakang rumah Lera untuk membicarakan sesuatu yang akan disampaikan pada Lera dan Dito.Alera dan Dito sengaja didudukkan berdampingan. Jadi posisinya gini mejanya kan bundar Alera disamping kanan Dito, kedua orang tua Dito Rista dan Rafi disamping kiri Dito, sedangkan orang tua Lera disamping kanan Alera.
"Karna waktunya udah mepet keburu kemaleman, saya mau to the point aja bahas ini ke kalian" ucap Gino yg tertuju pada Lera dan Dito.
"Mungkin ini mendadak bagi kalian berdua, tapi ayah udah pikirkan ini matang-matang sama bunda dan orang tua Dito. Kita sepakat akan menjodohkan kalian." Ujar Gino tegas.
°°°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Polgan [TAMAT]
General FictionMARI HALUU(๑¯◡¯๑) ~~~~ Follow my account Okay! [CERITA INI HANYA UNTUK UMUR DELAPAN BELAS KEATAS] Karna akan mengandung unsur kata-kata yang kurang pantas diucapkan dibawah umur Pernah nggak ditilang sama polisi ganteng, masih muda, murah senyum, ng...