Chapter ini khusus buat penyet okay!
🦋🦋🦋
Sore ini langit yang cerah berubah gelap. Sejak beberapa menit lalu hujan deras terus mengguyur permukaan bumi.
Sedangkan dua insan lawan jenis kini sedang meneduh didepan ruko untuk menunggu hujan sedikit reda. Jalanan sore ini lumayan sepi, mungkin karna hujan yang begitu deras serta angin yang membuat tubuh menggigil, mereka memilih pulang terlambat.
Farhan membuka tasnya, cowok itu mengeluarkan Hoodie tebal dari dalam tas. "Pake Va" pintanya.
Eva yang tengah memeluk tubuhnya sendiri itu mengambil Hoodie yang disodorkan oleh Farhan. Ia segera memakainya, menutupi kepalanya dengan kupluk Hoodie lalu menarik talinya.
Farhan menggosok-gosok kedua telapak tangannya sendiri. "Sini" ia menangkup kedua pipi Eva agar gadis itu merasa sedikit hangat. "Maaf ya, tadi seharusnya gue jemput lo pake mobil. Bukan pake motor,, jadi lo ngga akan kedinginan kaya gini"
Eva menggeleng kecil, ia menggenggam pergelangan tangan Farhan yang menangkup kedua pipinya. "Enggapapa"
Farhan mengusap pipi Eva lembut, setengil dan sekurang ajar apapun kejailan Eva ataupun dirinya sendiri. Farhan akan terus menjaga sahabat sehidup sematinya, selalu berada disampingnya saat ia jatuh dan kesulitan.
"Sini" Farhan merentangkan kedua tangannya, mendekap Eva erat. Ia dapat merasakan jika Eva sedang mencari posisi nyaman untuk kepalanya bersandar.
Hening.
Keduanya masih nyaman diposisi saling memeluk untuk menambah rasa hangat, hujannya juga belum mereda. Ingin diterobos pun Farhan tak tega dengan Eva, pasti gadis itu akan terkena flu setelah ini.
Meskipun geplakkan tangan cewek itu sangat panas dan membuat kulit siapapun merah setelah dipukul Eva. Eva tetaplah gadis biasa yang lemah akan cuaca dingin dan hujan seperti ini.
"Va"
"Hmm?"
Farhan menunduk, mengecup sekilas kening Eva lalu turun tepat didepan telinga Eva yang terbungkus kupluk Hoodie. "Kira-kira kalo gue ngomong sesuatu ke lo, lo bakalan percaya nggak?"
"Tergantung omongan lo masuk akal apa kagak"
Dekapan yang semakin mengerat itu dapat Eva rasakan. Tubuhnya yang kecil dapat dengan mudah didekap oleh badan besar Farhan.
"Kalo gue bilang gue sayang sama lo, lo percaya?" tanya Farhan pelan.
Eva mengangguk. "Percaya, kan lo sahabat gue"
Farhan menghembuskan nafas kecil, ia sedikit mengurai pelukannya. Satu telapak tangannya menangkup pipi Eva, ibu jarinya juga mengusap pipi Eva lembut.
"Gue cinta sama lo"
Eva mengangguk. Gadis itu belum mengerti arah pembicaraan Farhan.
"Bukan sebagai sahabat. Bukan sebagai teman curhat lo, kakak lo, adek atau yang lain" jeda. "Gue sayang sama lo sebagai mana seorang laki-laki yang mencintai perempuan, memiliki rasa atas dasar menjalin hubungan." ujar Farhan lembut, kini jantung berdegup kencang.
Antara takut jika ia akan ditolak oleh Eva, dan satu yang paling ia takuti. Persahabatannya akan pecah begitu saja.
"Jujur... Sebenernya gue udah lama punya perasaan ini ke lo. Bertahun-tahun gue berharap lo tau akan perasaan gue ke lo itu bukan sekedar sahabat"
"Tapi lo selalu lihat gue sebagai sahabat baik lo, temen absurd lo yang selalu bikin rusuh" Farhan menghela nafas kecil. "Lo tau Va,, setiap lihat lo bercanda bareng sama temen cowo lo yang lain. Hati gue sakit Va liatnya, takut kalo lo direbut sama mereka"
"Atau... Lo yang berubah suka sama salah satu diantara mereka" Farhan menggelengkan kepalanya. "Gue ngga mau kehilangan perempuan yang gue sayang lagi, cukup mama yang pergi."
"Lo jangan" ucap Farhan lirih.
Eva diam, jantungnya mulai maraton didalam sana. Seperti dugaannya, Farhan memang benar-benar mempunyai rasa padanya. Eva tak sebodoh dan tak se-peka itu terhadap sahabatnya sendiri.
Berkali-kali Farhan mengkode dirinya tapi tetap ia anggap hal itu sebagai lolucon, karna Eva juga tak mau terlalu berekspektasi terlalu tinggi. Karna ia juga sadar diri, bahwa Farhan adalah salah satu cogan nomor urut ke tiga yang menjadi incaran dikampusnya.
Cowok itu benar-benar menarik, mulai dari tingkah randomnya. Ucapan ceplas-ceplos yang keluar dari mulutnya membuat orang-orang tertawa, bahkan rasa perhatian nya pada Eva yang kerap kali kepergok membuat banyak kaum hawa ingin memilikinya.
"Va" tegur Farhan.
"Ha? Apa?" Eva tersadar dari lamunannya.
Farhan menghela nafas kecil. "Kalo hubungan kita lebih dari sekedar sahabat,, Lo mau nggak?"
Tak ada jawaban.
Mereka hanya saling menatap satu sama lain. Hingga Eva menarik ujung hidung Farhan dan tertawa renyah. "Haha lo lagi latihan nembak cewek ya? Kalo latihan nembak cewek jangan ke gue nanti--"
"Gue ngga lagi bercanda Va!" sentak Farhan. "Liat mata gue. Apa lo ngga bisa liat keseriusan gue ke lo?!"
Eva gugup. Ia berkedip beberapa kali. "Jadi- yang tadi itu?" Farhan mengangguk.
Seseorang dipojok bangunan ruko tengah memperhatikan dua insan yang meneduh disebrang sana. Ia menatapnya datar, tangannya ia silangkan didepan dada sembari menyandar pada tembok.
Ia berdecih. Ketika dua sejoli yang ia perhatikan sedari tadi asik berciuman ditengah hujan dan angin dingin yang menyelimuti tubuh.
"Dasar bocil ngga tau tempat" gumamnya.
°°°°
Mon maap ibu-ibu semua yang nebak nama author masako, ajinomoto, micin, tarno dan paling parah Romlah༎ຶ‿༎ຶ
Kalian sungguh membuatku bengekಥ‿ಥ
Kenapa bisa kepikiran sampe situ woi!Betewe ada yang nebak Amanda tuh dapet dichapter berapa?
Padahal itu cuma figuran dan cuma lewat sesaat. Miris•́ ‿ ,•̀Eh iya, kemarin ada yang liat sg ku ngga?
Engga ya? Yodahalah nggapapa.
Tapi bagi liat, tunggu beberapa jam lagi ya ehehe ƪ(˘⌣˘)ʃ🥯 Thank you 🥯
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Polgan [TAMAT]
General FictionMARI HALUU(๑¯◡¯๑) ~~~~ Follow my account Okay! [CERITA INI HANYA UNTUK UMUR DELAPAN BELAS KEATAS] Karna akan mengandung unsur kata-kata yang kurang pantas diucapkan dibawah umur Pernah nggak ditilang sama polisi ganteng, masih muda, murah senyum, ng...