Reyhan dan Sandrina terdiam duduk di sofa saat mereka sekarang berhadapan dengan Umar dan Dewi. Setelah bermenit-menit Umar dan Dewi mengobrol tentang Reyhan, saat itu juga Reyhan dan Sandrina akhirnya tiba. Umar yang memang sudah mengkhawatirkan Sandrina lekas segera pergi keluar untuk memastikan anaknya baik-baik saja.
"Jadi bisa dijelaskan kenapa kamu ajak anak saya pergi malam-malam? Dan bisa dijelaskan siapa kamu?," Reyhan menelan ludahnya ketika mendengar suara dingin dari ayah Sandrina. Tapi Reyhan tidak boleh terlihat gugup di depan orang tua Sandrina, dia harus bersikap tenang dan sopan.
"Nama saya Reyhan Om, sebelumnya saya minta maaf karena sudah mengajak anak Om pergi malam-malam. Tapi saya tidak ada niat jahat sama Sandrina, saya hanya ingin mengajaknya pergi karena tadi di sekolah Sandrina ada sedikit masalah. Jadi saya berusaha menghibur Sandrina dengan mengajak dia pergi,"
Umar sedikit terkagum dengan sikap sopan Reyhan. Memang benar kata istrinya, sikap Reyhan dengan Clay memang berbeda jauh. Tapi Umar ingin melihat lebih sikap lelaki ini.
"Kamu masih SMP, tapi kenapa sudah memakai mobil? Apa kamu membawa mobil untuk balapan dan ugal-ugalan di jalan?,"
"Papah!," Tegur Sandrina dan Dewi bersamaan. Namun Umar tidak menggubrisnya, Umar ingin mendengar jawaban dari Reyhan.
"Saya tau Om, saya memang masih belum cukup umur untuk memakai mobil. Tapi Om tenang aja, saya memakai mobil bukan untuk balapan atau ugal-ugalan di jalan. Saya punya SIM untuk membawa mobil, jadi saya bisa mengendarai mobil dalam hukum negara,"
"Saya juga sebenarnya jarang memakai mobil, saya memakainya karena saya mengajak Sandrina pergi. Tidak mungkin jika saya membawa Sandrina pergi menggunakan motor, apalagi malam seperti ini. Nanti Sandrina kedinginan dan bisa masuk angin,"
Satu lagi, Umar menyukai sikap gentle Reyhan sebagai lelaki untuk wanita. Reyhan lebih mengutamakan kesehatan Sandrina. Umar benar-benar menyukai lelaki seperti itu.
Begitupula dengan Sandrina. Dia tidak percaya itu alasan Reyhan memakai mobil tadi. Rasanya senang sekali di dalam hatinya di perlakukan seperti itu, terlebih pada seseorang yang spesial di hatinya.
"Oh iya, ini tadi di jalan saya beli martabak telor buat Om dan Tante. Saya denger dari Sandrina kalo Om sama Tante suka banget martabak telor, yaudah jadinya saya beli aja,"
"Ya ampun makasih ya nak Reyhan, kamu repot-repot bawain kita makanan. Seharusnya gak usah sampai seperti ini," Dewi menerima makanan pemberian Reyhan.
"Gak ngerepotin kok Tante, saya malah seneng bisa ngasih ini buat Om sama Tante," Reyhan tersenyum lebar.
Reyhan melirik jam tangannya, sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Tidak terasa obrolannya dengan keluarga Sandrina sudah berjalan setengah jam. Reyhan harus pamit pulang sekarang.
"Om, Tante, Sandrina ini udah mau tengah malem kalo gitu saya pulang dulu. Sekali lagi makasih udah izinin Rey ngajak Sandrina pergi," Sandrina, Dewi, dan Umar sontak berdiri dari duduknya ketika Reyhan berdiri.
"Iya makasih ya nak Reyhan udah jagain Sandrina dan udah nyenengin anak Tante. Dan makasih juga buat martabaknya, Tante sama Om pasti habisin martabaknya, apalagi Papah Sandrina itu yang paling suka martabak," Goda Dewi pada suaminya.
"Haha, Iya Tante. Yaudah saya pamit pulang dulu.," Reyhan menyalimi tangan Dewi dan setelah itu Umar. Reyhan menatap Sandrina sambil tersenyum dan dibalas senyuman balik oleh Sandrina.
"Assalamualaikum," Pamit Reyhan membungkuk sedikit lalu keluar rumah Sandrina.
"Waalaikumsalam,"
"Sandy, sekarang coba kamu ceritakan sama mamah, papah ada masalah apa kamu di sekolah tadi?," Sandrina menatap kedua orang tuanya yang menatapnya penasaran. Sandrina menghela nafasnya dan menceritakan apa yang terjadi, termasuk dengan tantangan yang menyuruhnya untuk mendekati Reyhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE PERSON [ON GOING]
Teen Fiction{CINTA ANAK SMP} "Lo cantik dan manja gue suka," _Fahreyza "Rey suka sandrina? Tapi kenapa harus Sandrina? Kenapa engga yang lain aja?," _Sandrina "Karna lo berbeda dengan yang lain, jadi gue suka," • • • • Di Sekolah elite seantero Jakarta SMP NUSA...