Entah yang sudah ke berapa kalinya Reyhan menghembuskan nafasnya. Di pagi buta ini dia harus banyak bersabar menghadapi Sandrina, kekasihnya.
Gadis cantik itu susah sekali di bujuk untuk berangkat sekolah. Memang setelah di liburkan dua hari dari pihak sekolah setelah kejadian kemarin, hari ini mereka sudah mulai kembali bersekolah.
"Kamu sekarang berangkat sekolah ya? Keburu telat, seragam kamu udah di anterin kan tadi?," Bujuk Reyhan yang kesekian kalinya dengan lembut.
Tapi seperti sebelumnya Sandrina dengan teguh menggelengkan kepalanya menolak.
"Aku gak mau, aku gak mau pergi sekolah kalo kamu masih di rawat disini. Aku bakal berangkat sekolah, kalo kamu juga udah boleh sekolah,"
Reyhan mengernyit mencoba mencari cara untuk bisa membuat Sandrina sekolah. Hingga setelahnya sebuah ide muncul.
"Yaudah kalo gitu kita pergi sekolah bareng-bareng sekarang," Sandrina mengernyit terkejut dan sontak menahan tubuh Reyhan yang hendak turun dari kasur.
"Eh! Eh! Kamu mau kemana? Kamu belum sembuh total Rey,"
"Aku mau sekolah biar kamu juga sekolah. Kamu tadi bilang kan, kalo kamu gak bakal pergi sekolah kalo aku masih disini? Jadi ayo berangkat sekolah,"
"Eh, ya-ya ga gitu juga Rey," Gelagapan Sandrina merasa bingung harus bagaimana. Tidak mungkin dia membiarkan Reyhan berangkat sekolah dengan keadaan yang belum sepenuhnya pulih.
Sandrina menghembuskan nafasnya kasar sambil menundukkan kepalanya. Merasa kalah telak dari Reyhan dan ia tidak tau harus berbuat apa.
"Jadi gimana? Kamu mau berangkat sekolah sendiri atau berangkat bareng aku?," Putus Reyhan memberi pilihan.
Gadis itu mengangkat wajahnya menatap Reyhan frustasi. Oke, mungkin sekarang dia harus menyerah dan menuruti ucapan Reyhan.
"Iya aku berangkat sendiri,"
Reyhan tersenyum memandang wajah Sandrina yang tertekuk. Pasti cewek itu merasa kesal, tapi Reyhan melakukan ini juga untuk kebaikannya. Reyhan tidak ingin Sandrina meninggalkan pelajaran barang sekali.
"Gitu dong. Yaudah sana kamu ganti baju terus berangkat sekolah,"
Gadis itu tidak berkata apapun hanya menatap kesal Reyhan sebelum merampas tas yang berisi seragam sekolahnya yang di antar oleh supir saat subuh tadi atas perintah Dewi.
...
Saat di sekolah Sandrina tidak fokus mengikuti pelajaran, selain karena masih terpikir oleh kondisi Reyhan yang masih belum membaik dia juga masih merasa kesal karena dipaksa cowok itu untuk sekolah.
Padahal dia tidak sekolah juga karena ingin menemaninya tapi justru malah di tolak. Gadis yang masih berusia anak-anak labil itu mengerucutkan bibirnya saat sampai di kantin.
Dengan tangan menangkup kedua pipinya semakin menambah kesan imut, bukan kesan kesal yang sebenarnya dirasa oleh gadis itu sekarang.
"Sebel banget deh gue sama Reyhan. Masa gue di suruh sekolah, padahal kan gue mau nemenin dia di rumah sakit," Sungut Sandrina menceritakan kepada kedua sahabatnya kekesalan yang di pendamnya.
Ratu yang masih asik memakan kentang gorengnya hanya menatap Sandrina dengan tatapan yang tidak bersahabat. Rasanya ingin pecah kedua telinganya mendengar rengekan sahabatnya itu.
"Ya bilang aja lo mau nemenin dia di sono San,"
Sandrina menoleh pada Aqeela "Gue udah bilang kayak gitu berkali-kali. Tapi dia tetep kekeuh nyuruh gue sekolah,"
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE PERSON [ON GOING]
Підліткова література{CINTA ANAK SMP} "Lo cantik dan manja gue suka," _Fahreyza "Rey suka sandrina? Tapi kenapa harus Sandrina? Kenapa engga yang lain aja?," _Sandrina "Karna lo berbeda dengan yang lain, jadi gue suka," • • • • Di Sekolah elite seantero Jakarta SMP NUSA...