17✓

323 42 3
                                    

"Aduh Rey lo mau bawa gue kemana sih? Ini lagi kenapa segala ditutupin si mata gue? Gelap tau ga? Gue takut," Reyhan menghela nafasnya mencoba untuk sabar. Emang ya, cewek itu cerewet banget.

"Aduh sabar dong Sandrina, ini juga bentar lagi nyampe. Ga sabaran banget sih lo, untung aja gue cowok yang sabar coba aja kalo engga," Sandrina mencebikkan bibirnya kesal dan kembali jalan dengan perlahan takut-takut nanti dirinya terjatuh.

Reyhan dengan perlahan pun ikut membantu Sandrina untuk jalan. Memang jalannya agak sedikit rusak dengan banyaknya batu yang menghalangi jalan, jadi Reyhan harus jaga-jaga jika semisal Sandrina tanpa sengaja tersandung batu.

"Oke kita udah nyampe, ET! tapi jangan dibuka dulu penutup matanya," Pekik Reyhan ketika Sandrina hampir saja membuka ikatan penutup matanya.

"Ada apaan sih? Jangan bikin gue penasaran deh, awas aja ya kalo sampe lo nunjukin macem-macem ke gue. Gue pukul lo sampe mampus,"

"Iya iya Sandrindong," Rey tak habis pikir, dimana Sandrina yang Polos, imut nan manja yang Rey suka? Kemana perginya semua sikap itu? Kenapa sekarang Sandrina berubah menjadi gadis bar-bar? Entahlah.

Setelah semua sudah selesai di atur oleh Reyhan, Rey pun menyuruh Sandrina membuka penutup matanya "Udah selesai sekarang lo boleh buka penutup matanya," Karena sangat penasaran, Sandrina dengan cepat membuka penutup matanya dan seketika terkejut melihat objek didepannya.

Sebuah hamparan telaga yang bersih ditambah dengan pemandangan didepannya yang sangat indah. Karena hari sudah menjelang akan malam, menambah kesan pemandangan sunset yang indah.

"Gimana lo suka ga? Lo tau ga sekarang ini kita lagi berdiri di atas apa?," Karena terhipnotis dengan pemandangan didepannya, Sandrina sampai tidak memperhatikan yang lain. Dia pun segera menuruti ucapan Rey dengan menatap bawah dimana ia sedang berdiri

Ternyata mereka sekarang tengah berdiri di atas papan penyanggah dengan berbentuk love ditambah dengan warna merah muda. Apa maksud dari semua ini?

"Lo nyiapin ini semua buat gue?," Rey mengangguk semangat.

"Dalam rangka apa?,"

Reyhan berdehem sejenak kemudian memberanikan diri untuk mendekati Sandrina dan mengambil kedua tangan lembut itu untuk ia genggam. Manik matanya menatap teduh kepada kedua mata Sandrina.

"Gue tau ini terlalu cepet tapi gue gabisa nahan ini lagi San. Ngeliat banyak banget cowok yang mencoba buat deketin lo dan dapetin lo buat gue dengan nekat ngmong tentang hal ini sekarang karena gue takut kehilangan lo dan gue takut lo cepet berpaling ke orang lain,"

"Sandrina gue sayang sama lo, Gak! gue cinta sama lo. Rasa suka gue udah ada saat pertama kali pertemuan pertama kita yang gak di sengaja. Dan lambat laun, setelah kita sama-sama saling mengenal satu sama lain rasa cinta ini datang menghantui gue. Awalnya gue coba buat acuhin perasaan ini tapi semakin lama gue acuhin semakin besar rasa ini,"

"Dan akhirnya gue nyerah dan membiarkan hati gue terisi penuh oleh lo. Sandrina ucapan gue bukan omong kosong semata, gue serius sama ucapan gue. Lo adalah perempuan yang gue cintai kedua setelah nyokap gue, jadi mau ga lo jadi pacar gue?,"

Sandrina menutup mulutnya sambil menatap Rey dengan tatapan tidak percaya nya. Rey menyatakan perasaan padanya? Rey cinta padanya? Rey mencintainya? Apakah ini mimpi? Rey juga menyukainya? Oh my gosh, Sandrina tidak tau harus bersikap apa sekarang.

"San?," Sandrina mengerjapkan kedua matanya kemudian mengalihkan pandangannya. Pipinya terasa panas sekarang, entah apa alasannya.

"Sandrina, gue butuh jawaban lo sekarang," Sandrina memejamkan matanya sambil tangan terus bergerak gelisah. Kenapa untuk menjawab 'iya' saja sangat susah? Salahkan saja jantungnya yang terus berdetak kencang sampai membuatnya gugup untuk hanya sekedar membuka suara.

FAKE PERSON [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang