13✓

397 42 0
                                    

Reyhan hari ini akan menggunakan motornya untuk berangkat ke sekolah. Namun saat akan melajukan motornya, tiba-tiba suara klakson motor dari belakang mengambil atensinya. Reyhan menoleh dan tatapannya berubah setelah mengetahui yang datang adalah Clay.

"Lo gak tau apa kalo tempat ini tuh komplek? Kalo tetangga merasa terganggu gimana? Bodo amat sih kalo Lo yang diamuk," ucap Reyhan santai dan memakai helm nya.

Clay mengepalkan tangannya dan turun dari motonya "Gue gak mau basa-basi. Gue cuma minta Lo jauhin Sandrina. Sandrina cuma milik gue. Gue udah kenal Sandrina sejak kita masih kecil, jadi Lo mending mundur. Karena Lo gak tau apa-apa soal hidup Sandrina,"

Reyhan tersenyum dibalik helm nya, lantas menaikkan kaca hitam helm nya keatas. Memandang Clay dengan tatapan santai nya. Reyhan sama sekali tidak mempunyai alasan khusus, kenapa dirinya harus menjauhi Sandrina. Tidak mengenal Sandrina lama? Itu bukan alasan besar Reyhan harus menjauhi Sandrina. Itu hak nya, selagi Sandrina tidak mempunyai hubungan pada siapapun.

"Apa alasannya gue harus jauhin Sandrina ha? Itu hak gue mau deket sama siapapun termasuk Sandrina. Emang Lo punya kewajiban apa buat nuntut gue jauhin Sandrina? Kecuali kalo Sandrina itu cowok, baru gue jauhin. Masa iya gue sesuka sesama cowok, gila Lo ya?,"

Sandrina tersenyum tipis kemudian menyalakan motornya dan pergi meninggalkan Clay yang menatap kepergian Reyhan penuh amarah dan kebencian.

"Liat aja, gue gak bakal berhenti buat peringatin Lo untuk gak deketin Sandrina lagi. Kalo Sandrina benci gue, semua cowok juga harus Sandrina benci, termasuk Lo Reyhan!,"

...

Sandrina memakirkan mobilnya di halaman sekolah yang memang diperbolehkan untuk memparkir kendaraan siswa disana. Sandrina keluar dari mobil namun tidak seperti biasanya, Sandrina kali ini terlihat lemas dan tidak bersemangat. Semuanya yang tak sengaja lewat pun menatap Sandrina heran.

Sandrina dikenal di sekolah ini sebagai cewek misterius. Tampang cantik dan polos, namun ada kala Sandrina bersikap dingin. Itu yang menjadi poin penting semua cowok yang mendekatinya hanya karena rasa penasaran mereka terhadap kehidupan Sandrina.

Saat hendak masuk kedalam sekolah, Sandrina menghentikan langkahnya setelah suara bising motor dari arah belakang. Sebenarnya Sandrina tidak perduli, tapi entah kenapa tubuhnya berlawanan arah dengan otaknya. Melihat siapa pemilik suara motor bising itu, membuat kedua sudut bibir Sandrina sedikit terangkat.

Reyhan.

"Eh ada bidadari sekolah, tapi tampangnya tidak seperti bidadari," gombal Reyhan memberhentikan motornya tepat disamping Sandrina berdiri.

Sandrina mengernyit "Atas dasar apa Lo manggil gue bidadari? Terus kenapa tampang gue gak kayak bidadari? Gue gak cantik gitu?," Tanya Sandrina sedikit kesal.

"Iyalah tampang Lo bukan bidadari, bidadari itu artinya malaikat. Nah, cewek yang jadi malaikat itu artinya orang yang udah meninggal tapi membawa kebaikan hatinya yang suci selama masa hidupnya. Gue nyebut Lo bidadari, karena Lo itu memiliki hati yang baik, dan kenapa gue ngomong tampang Lo gak kayak bidadari? Karena Lo itu belum meninggal," Jelas Reyhan panjang lebar.

Sandrina tetap terdiam setelah Reyhan selesai mengucapkan kalimat panjang lebarnya. Terkagum? Tentu saja, bahkan sangat. Tapi kenapa Reyhan menilainya dari kebaikan hatinya? Apa Sandrina pantas dinilai dari kebaikan hatinya oleh Reyhan? Kesalahan Sandrina sudah sangat salah pada Reyhan, tidak pantas Reyhan menilainya dari sisi itu.

"Emang gue baik ya? Bukannya setiap manusia itu memiliki kesalahan? Bahkan ada yang sampai kesalahannya itu sulit dimaafkan, dan berakhir hingga dibenci oleh seseorang yang bersangkutan," Sandrina mengatakan dengan hati-hati, Sandrina ingin mendengar jawaban Reyhan atas pernyataannya.

FAKE PERSON [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang