27✓

314 38 10
                                    

"Mamah,"

Dewi beserta yang lain terkejut akan kedatangan Sandrina. Pakaian lusuh dan kotor, jalan sedikit pincang dan terdapat berbagai memar di tubuhnya membuat Dewi langsung menghampiri putrinya itu dan memeluknya.

"Ya allah sayang, alhamdulilah kamu baik-baik aja," Dewi menangis terharu melihat putrinya dalam kondisi baik-baik saja di pelukannya. Setidaknya ia lega karena putrinya kembali dalam kondisi selamat.

Sandrina hanya diam kemudian langsung melepas pelukan dan menatap ibunya dengan mata bergetar.

"Mah, kita gak punya banyak waktu lagi. Rey, Reyhan mah,"

"Kenapa sayang? Reyhan kenapa? Dan kenapa cuma kamu sendiri yang datang?,"

"Reyhan lagi dikejar sama harimau di dalem hutan mah. Pak Iwan, pak tolong selamatin Reyhan Pak. Reyhan lagi dalam bahaya sekarang,"

Semua orang disana dibuat terkejut oleh pernyataan Sandrina. Satu sisi mengkhawatirkan kondisi Reyhan dan sisi lainnya tidak menyangka bahwa di hutan ini ternyata ada binatang buas yang saat ini tengah mengejar teman mereka.

"Pak jika sudah begini kita harus bagaimana? Tidak mungkin sekarang kita diam saja, sementara di dalam sana anak murid saya sedang bertahan,"

Tim penyelamat disana terdiam menunggu keputusan pemimpin mereka. Mereka sudah tidak bisa mengatakan apapun dan hanya akan menuruti perintah pimpinan.

"Baik, kita cari keberadaan anak itu sekarang. Saya minta untuk tidak banyak yang ikut karena terlalu berbahaya,"

"Hanya satu orang guru saja yang kami perkenankan untuk ikut agar membantu kami mengenali identitas korban,"

"Pak tapi saya mau ikut Pak. Saya khawatir Pak, saya mau lihat kondisi Reyhan," Sela Sandrina ketika mendengar hanya satu orang saja yang boleh ikut.

"Maaf ini sudah menjadi peraturan kami. Tolong kerja samanya. Ini terlalu berbahaya jika banyak orang yang ikut,"

"Tenang saja, kami akan melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan Nak Reyhan,"

Kini para guru sedang berunding untuk menentukan siapa yang akan ikut bersama Tim Sar untuk mencari Reyhan.

"Biar saya saja yang ikut. Ibu sama Bapak lebih baik disini jaga anak-anak," Usul Pak Iwan yang diangguki setuju oleh guru lain.

"Baik Pak. Tolong bawa pulang Reyhan dengan selamat Pak," Pak Iwan mengangguk. Setelah mengatakannya Pak Iwan menoleh pada Tim Sar lalu mengangguk bahwa ia telah siap.

"Kami akan berangkat. Mohon diberitahu jika polisi sudah datang untuk segera menyusul ke dalam. Saya akan membuat tanda agar mereka bisa menyusul kami,"

"Baik Pak," Pak Iwan beserta Tim Sar akhirnya pergi kembali untuk mencari Reyhan. Kali ini dengan perbekalan yang matang dan membawa sedikit banyak barang.

Sementara Sandrina hanya menangis di pelukan ibunya. Dia berdoa semoga tidak terjadi sesuatu pada Reyhan nya. Ya Allah selamatkan Reyhan Batin Sandrina.

Natalie melihat adiknya terpuruk dan terus menangis hanya bisa mengelus pucuk kepalanya guna menenangkannya. Hingga dia menyadari satu hal lalu mengambil ponselnya.

Anthony
Online

Assalamualaikum
Thony saya ingin mengabari sesuatu yang penting.
Dan aku harap kamu tetap tenang setelah mendengarnya.

Waalaikumsalam
Ada apa Nata?
Sesuatu penting apa?

Reyhan hilang di hutan
Dan sekarang Tim Sar lagi coba cari Reyhan.
Aku harap kamu bisa kesini dan aku minta kamu
tetap tenang bawa mobilnya dan jangan ngebut.

FAKE PERSON [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang