24✓

253 39 5
                                    

Sandrina, Reyhan dan yang lain merasa tidak nyaman karena mereka semakin di ganggu oleh sosok putih itu. Sedari mereka berjalan bersama, ada saja gangguan yang di sebabkan oleh 'mereka '.

Alhasil Reyhan pun merasa kesal dan akan menghampiri sosok itu. Karena jika terus di biarkan mereka akan semakin terus mengganggu.

"Rey udah biarin aja. Nanti malah kamu yang kenapa-kenapa," Khawatir Sandrina sembari menahan tangan Reyhan untuk tidak menghampiri sosok itu.

"Gak bisa San, mereka malah makin menjadi nanti. Kamu tenang aja aku gak bakal kenapa-kenapa. Ayo Kiesha, Rassya ikut gue,"

Kiesha membola matanya lebar-lebar. Apa? Dia harus ikut pergi menghampiri sosok menyeramkan itu? Tidak, tidak! Bagaimana kalau itu hantu beneran? Berhenti sampai disini hidupnya berarti.

"Udah jangan banyak ngekhayal lo. Dibilang itu bukan setan juga. Udah ayo ikut," Rassya menarik tangan Kiesha mengikuti Reyhan yang memimpin jalan di depan.

"Aduh mereka kok nekat sih? Kalo mereka kenapa-kenapa gimana?," Ujar Sandrina penuh kekhawatiran.

"Kita ikutin mereka aja yuk," Lanjut Sandrina masih memperhatikan ketiga lelaki disana yang mulai menjauh.

"Ha? ikutin mereka? Aduh gak deh San gua takut. Entar kalo tiba-tiba ada setan beneran gimana? Bisa-bisa ngompol gue disini,"

Sandrina menghela nafas menatap Aqeela, kemudian menatap Ratu berharap sahabatnya itu sependapat dengannya.

Ratu yang menyadari Sandrina menatapnya langsung membuang muka. Sebenarnya dia ingin menemani Sandrina menyusul para cowok, tapi tidak terpungkiri rasa takutnya paling mendominasi daripada rasa setia kawannya sekarang.

"Maaf San gue dukung Aqeela untuk sekarang. Gue takut masuk ke dalem lagi. Ini kita udah di dekat perkemahan, nyali gue langsung ilang buat masuk ke dalem hutan lagi,"

Mendengarnya Sandrina berdecak. Tak punya pilihan lain sandrina harus kembali ke dalam hutan sendiri. Lagipula Reyhan dan yang lain belum terlalu jauh, Sandrina masih bisa melihat mereka dari sini.

"Yaudah kalo gitu gue aja sendiri. Kalian duluan aja ke tempat camping terus kasih tau Pak Iwan tentang ini. Gue mau nyusul Reyhan sebelum jauh,"

Tanpa menunggu jawaban dari kedua sahabatnya Sandrina langsung berlari kembali memasuki hutan. Rasa khawatirnya pada Reyhan sedari tadi tidak menentu. Itulah yang menjadi dorongan untuk Sandrina memasuki hutan untuk menghampiri Reyhan.

"San, Sandrina!," Aqeela dan Ratu berseru memanggil Sandrina. Tapi cewek itu tetap terus berlari masuk ke dalam hutan menyusul Reyhan, meninggalkan kedua sahabatnya yang menatap kepergiannya dengan raut wajah khawatir.

"Aduh Sandrina lo nekat banget,"

"Mending kita langsung ke tempat camping sekarang terus kasih tau Pak Iwan soal ini. Biar guru-guru pada bertindak, gue takut Sandrina kenapa-kenapa," Usul Ratu yang langsung di angguki Aqeela.

Mereka pun langsung berlari menuju tempat camping.

...

Saat sudah kembali memasuki hutan terlalu dalam, Sandrina menghentikan langkahnya. Nafasnya tersengal-sengal karena terus berlari sedari tadi. Tapi sekarang dia kehilangan jejak Reyhan.

Padahal dia tadi masih melihat Reyhan, Rassya dan Kiesha yang masih berjalan di depannya. Tapi kenapa mereka cepat sekali perginya?

Di tengah-tengah hutan itu Sandrina memutar tubuhnya memperhatikan sekitar mencari keberadaan Reyhan dan yang lain. Tapi dia tidak menemukannya, malam yang mulai larut semakin menipiskan cahaya di area hutan itu.

FAKE PERSON [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang