06✓

505 56 0
                                    

Reyhan memandang meja sebelah tempat dimana Sandrina bersama seseorang duduk disana. Reyhan menghela nafasnya kemudian kembali memakan makanannya lagi.

Reyhan hampir saja merasakan patah hati ketika seseorang datang menghampiri mereka dengan memanggil Sandrina dengan sebutan sayang. Ternyata seseorang itu adalah cewek. Reyhan benar-benar merasa lega.

"Lo kenapa ngeliatin Sandrina sampe kayak gitu? Oh.. Lo cemburu ya, ngira kalo orang yang manggil Sandrina itu cowok?," Goda Kiesha.

"Gak, Biasa aja. Sok tau Lo," Acuh Reyhan melirik sinis Kiesha.

"Elah malu-malu anjing Lo. Bilang aja kali, Gak usah gengsi. Cowok kok gengsian," Cerocos Kiesha namun Reyhan tidak menanggapinya.

...

Sandrina sekarang tengah bersama seseorang yang tadi tiba-tiba datang ke mejanya dan memanggilnya dengan sebutan sayang. Awalnya pun Sandrina terkejut ketika orang tiba-tiba datang memanggilnya sayang. Namun ketika Sandrina menoleh siapa yang memanggilnya. Sandrina langsung menarik gadis itu menjauh.

"Lo ngapain disini? Bukannya Lo masih harus sekolah? Bolos Lo ya?," Tanya Sandrina beruntun.

"Oh jadi Lo gak mau gue dateng kesini? Lo gak mau dengerin keputusan gue soal tantangan itu?," Sandrina membulatkan matanya, ini yang Sandrina tunggu-tunggu.

"Lo mau kasih keputusannya sekarang? Iya, iya gue mau. Jadi gimana? Gue udah berhasil, kan?,"

Cewek itu mengangguk "Iya, Lo berhasil. Lo keren juga bisa buat seorang Reyhan yang terkenal dengan kedinginannya dan gak tersentuh cewek, deket sama Lo semudah itu hanya dalam satu minggu,"

Sandrina hanya terdiam tanpa merasakan bangga sedikitpun. Mungkin jika perasaannya dengan Reyhan tidak seperti sekarang, Sandrina akan merasa bangga dengan apa yang dilakukannya. Tapi Sandrina benar-benar tidak merasakan apapun. Hanya penyesalan dan rasa bersalah pengganti rasa bangganya.

"Gue, Gue udah berhasil, kan sama tantangan ini? Berarti gue udah gak ada terikatan lagi sama tantangan ini, kan? Tapi kali ini, gue gak mau ikutan tantangan lagi. Terserah kalian mau bilang gue pengecut atau apapun itu," ucap Sandrina serius. Seumur pertemanan mereka, baru kali ini Sandrina berbicara serius.

"Wow, San santai San. Lo kenapa jadi emosi banget sama gue. Lagian main tantangan bukan usulan gue juga. Santai aja kali San. Kenapa? Jangan bilang kalo Lo jatuh cinta beneran sama Reyhan?," Tanya selidik teman Sandrina.

"Itu bukan urusan Lo. Yang perlu Lo tau, gue udah gak mau main tantangan sialan itu lagi," Sandrina beranjak berdiri hendak meninggalkan cewek itu, Namun langkah Sandrina terhenti ketika temannya itu kembali membuka suara.

"Clay nyariin Lo tuh," Sandrina mengepalkan tangannya ketika mendengar nama yang sangat Sandrina benci dan selalu hindari.

"Lo masih bahas dia didepan gue setelah apa yang dia perbuat sama gue Liyan?!," Murka Sandrina. Rasanya ketika mengingat kejadian waktu itu benar-benar membuat Sandrina marah dan tidak ingin lagi melihat cowok bernama Clay.

"Kenapa San? Bukannya Clay waktu itu udah jelasin kenapa dia lakuin itu sama Lo? Itu salah paham you know? Dia juga gak sadar waktu itu. Ngertiin dikit dong perasaan dia,"

Sandrina terkekeh sinis mendengarnya. Dia disuruh untuk mengerti perasaan Clay? Cowok yang sudah sangat ia benci dan tidak akan pernah Sandrina maafkan?

"Ngertiin perasaan dia? What do you mean Liyan? Lo gak ngerti perasaan gue waktu itu, ketika kejadian itu terjadi sama gue!," Bentak Sandrina kencang sehingga membuat mereka menjadi pusat perhatian semua orang. Termasuk geng Reyhan beserta Ratu dan Aqeela.

FAKE PERSON [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang