10✓

493 50 0
                                    

Reyhan tersenyum lebar melihat Sandrina sedang berjalan sendiri. Tapi tumben Sandrina tidak menggunakan mobil atau angkutan umum? Biasanya Sandrina menggunakan diantara keduanya untuk berangkat sekolah. Tapi kenapa sekarang Sandrina jalan kaki?

Reyhan yang kebetulan sekarang tengah menggunakan sepeda, mulai mengayuh kembali pedal sepedanya menyusul Sandrina di depan. Setelah sudah didekat Sandrina, Reyhan dengan tiba-tiba berhenti didepannya sehingga membuat gadis cantik itu terlonjak terkejut.

"Arkhh!!," Pekik Sandrina kaget menutup matanya. Dia berpikir bahwa yang menghalangi jalannya itu akan menabraknya.

Sedangkan Reyhan hanya terdiam, menumpu tangannya pada pipi menunggu Sandrina akan membuka matanya. Ekspresi Sandrina bisa dilihat sangat berlebihan. Apa gadis ini sampai setakut itu? Atau Sandrina berteriak karena kaget?

Merasa sesuatu tidak menyentuh tubuhnya, Sandrina memberanikan diri untuk membuka matanya. Pandangan pertama kali yang Sandrina lihat adalah wajah tampan Reyhan di hadapannya. Sejak kapan, lelaki ini datang?

"R- Reyhan? Lo ngapain sih? Ngagetin tau gak," Kesel Sandrina menghembuskan nafas kasarnya. Menatap Reyhan dengan tatapan dongkolnya.

Reyhan terkekeh "Ya maap. Oiya, Lo kok jalan? Biasanya bawa mobil atau gak di anter. Tapi sekarang kenapa Lo jalan? Sendiri lagi," Reyhan menatap sekelilingnya melihat hanya Sandrina dan dirinya saja yang bersama disana.

"Ya suka-suka gue lah. Mau naik mobil kek, mau dianterin, mau jalan. Itu semua urusan gue," Ketus Sandrina merapihkan seragam sekolahnya dan tak sengaja tatapannya beralih menatap Reyhan yang memakai sepeda.

"Tumben Lo pake sepeda, bukannya rumah Lo jauh?," Tanya Sandrina tanpa menatap wajah tampan Reyhan.

"Eh gue juga naik sepeda masih bisa sampe tepat waktu di sekolahan. Lah Lo, udah rumah Lo jauh, sekarang pake jalan lagi. Gua taruh, Lo pasti bakalan di hukum sama pak Iwan," Ledek Reyhan. Sandrina mendelik menatap Reyhan sinis.

"Gue sebenernya bawa mobil tapi tuh, mogok di pertigaan jalan. Yakali gue jalan dari rumah ke sekolahan, gempor kaki gue yang ada," Reyhan menggelengkan kepalanya dan membenarkan sepedanya menjadi disamping Sandrina.

"Ayo naik, tapi ntar istirahat gantiin bayarin gue makan di kantin," Sandrina mengerutkan alisnya memandang Reyhan yang duduk di sepeda disampingnya.

"Bayarin Lo makan? Hellow.. Emang gue emak Lo apa? bayarin makanan segala. Gak mau gue, masa Lo bantuin tapi tetep minta upah!," Sandrina melipatkan tangannya didada mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Ck! Lo tuh susah diajak becanda ya? Gue cuma becanda doang tadi, udah ayo buruan naik. Bentar lagi gerbangnya mau ditutup," Dengusan kesal terdengar dari Sandrina, tapi dia tetap naik sepeda Reyhan dibelakang.

 Bentar lagi gerbangnya mau ditutup," Dengusan kesal terdengar dari Sandrina, tapi dia tetap naik sepeda Reyhan dibelakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bawa sepedanya pelan-pelan aja, gak usah ngebut. Waktunya masih sempet kok kita sampe, sebelum gerbang ditutup," Peringat Sandrina. Bukannya apa, Sandrina ingin lebih lama bersepeda bersama Reyhan.

FAKE PERSON [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang