08✓

477 47 0
                                    

Sandrina tersenyum senang ketika melihat Reyhan datang dengan sebuah harum manis di tangannya. Saat Reyhan sudah duduk disampingnya, Sandrina langsung merebut harum manisnya dan langsung memakannya. Dan itu membuat Reyhan melongo tak percaya.

Harum manis itu memang Reyhan beli untuk Sandrina, tapi haruskah sampai merebut paksa seperti itu? Apa fakta tentang Sandrina yang ingin sekali pergi ke pasar malam memang benar, sampai Sandrina se excited ini?

"Parah Lo ya, udah gue beliin harum manisnya tapi main ngambil aja. Udah gitu gue gak di bagi lagi," Kesal Reyhan pada Sandrina yang masih asik makan tanpa memperdulikan gerutuan Reyhan.

Reyhan yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya. Sandrina seperti anak kecil. Di ingat-ingat tadi bagaimana ekspresi Sandrina saat bermain beberapa permainan disini, Sandrina sangat bersemangat dan selalu berteriak kesenangan. Apalagi ketika Reyhan memenangkan mesin pencapit boneka untuknya.

Sandrina sangat extra happy malam ini. Tapi itu tentu membuat Reyhan tersenyum senang melihatnya. Reyhan bahagia bisa menjadi alasan Sandrina tersenyum lagi dan bahkan sampai tertawa lepas. Rasanya sungguh lega dan menyenangkan didalam hati.

"Ngapain Lo liatin gue kayak gitu," Reyhan segera tersadar dari lamunannya ketika suara Sandrina menghancurkan lamunannya.

"Gak, siapa juga yang liatin Lo. Percaya diri banget Lo jadi cewek," Bantah Reyhan. Sandrina memutar bola matanya jengah dan tangannya terangkat dan bertengger didepan mulut Reyhan. Reyhan mengernyit bingung dan tatapannya jatuh pada sebuah harum manis di tangan Sandrina. Cewek ini mau menyuapinya?

Reyhan kembali menatap Sandrina dan Sandrina hanya menggerakkan alisnya seperti menyuruh Reyhan untuk membuka mulutnya. Dengan perlahan Reyhan membuka mulutnya dan menerima suapan Sandrina.

"Kalo mau ambil aja, jangan ngomel-ngomel. Kayak emak-emak aja Lo," Cibir Sandrina dan mengambil harum manis dan memakannya.

"Gak mau, kan biar di suapin Sandrina," Sandrina mengernyit menatap Reyhan namun pipinya merona dan Sandrina berusaha sekuat tenaga untuk tidak tersenyum.

"Apaan si Lo, gembelan Lo gak lucu," Sandrina mengalihkan pandangannya karena merasa malu. Iya, gombalan Reyhan gak lucu baginya. Tapi lucu buat jantungnya. Dadanya berdetak kencang sekarang. Sandrina harap Reyhan tidak mendengar suara detak jantungnya.

"Ck Lo mah gak asik. Sekali-kali gitu puji gombalan gue. Ini malah ngeledek," Cerocos Reyhan mengambil cepat harum manis dan memakannya dengan kesal.

Setelah Reyhan dan Sandrina selesai menghabiskan harum manisnya. Reyhan beranjak berdiri dari duduknya dan memutar badannya menjadi berdiri didepan Sandrina yang masih terduduk.

"Hari ini gue udah keluarin uang buat main semua permainan disini. Gue juga udah kasih Lo boneka. Jadi setalah ini Lo yang bayarin kita makan," Sandrina mengangkat kedua alisnya dan menatap kebawah dimana Sandrina sekarang tengah memegang boneka kecil itu.

"Masa gue yang bayarin makan? Lagian rugi gue dong! Kita naik permainan cuma ngeluarin 50 ribu, tambah main capitan boneka cuma 5 ribu dua koin. Kalau bayar makanan itu udah sampe 100 ribu lebih paling. Gak mau, gue gak mau bayarin makan," Bantah Sandrina berdiri dari duduknya membuat Reyhan memundurkan langkahnya.

"Lagian harusnya itu Lo yang bayarin makan. Kan Lo yang ngajak gue pergi, berarti semuanya jadi tanggung jawab Lo," Lanjut Sandrina santai.

Reyhan menghela nafasnya kasar "Gak mau tau, pokoknya Lo yang bayar makan. Kita harus sama-sama ngeluarin uang," Reyhan segera menarik tangan Sandrina menuju parkiran mobil dan pergi mencari restoran terdekat.

Sementara Sandrina terus menggerutu kesal, sebenarnya tidak masalah jika Sandrina yang membayar makan mereka nanti. Tapi yang membuat Sandrina kesal adalah cara dari Reyhan yang mengatakan padanya untuk membayar makan nanti. Benar-benar menyebalkan!

FAKE PERSON [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang