36✓

127 10 4
                                    

"Sandrina gimana sekarang keadaannya?,"

Kelima remaja itu sekarang sedang berada di kantin sekolah. Hari ini Sandrina tidak masuk karena masih dalam proses pemulihan. Gadis itu sebenarnya ingin sekolah tapi orang tuanya melarang dan menyuruhnya untuk istirahat.

"Udah lebih baik. Cuma jalannya aja yang masih agak pincang," Kiesha mengangguk setelah mendapat jawaban atas pertanyaannya.

"Lagian gue gak abis pikir ya. Kok ada ya orang sejahat Clay? Gak sehat tuh orang," Gerutu Ratu.

"Bener banget. Kalo inget mukanya rasanya pengen gue tonjok. Ngeselin banget gak sih. Kasian gue sama Sandrina," Sambung Aqeela diakhiri dengan tatapan sedihnya mengingat sang sahabat yang masih dalam pemulihan.

Ketiga cowok populer di SMA Nusa Bangsa itu menggelengkan kepalanya mendengar congor dua cewek yang dikenal dengan mulut pedasnya.

"Kebiasaan deh lo berdua. Gak bisa apa kalem dikit jadi cewek?," Sungut Kiesha.

Ratu mendelik. "Urusannya sama lo apa? Kalo gak suka ya gak usah liat. Gak usah banyak komentar, ini hidup-hidup kita berdua," Balas Ratu nyelekit di hati. Tapi Kiesha hanya memutar bola matanya jengah.

"Iya terserah lo dah nenek lampir," Ratu melotot tidak terima atas panggilan cowok itu padanya. "Wah emang minta di bogem ni cowok. Sini lo duel sama gue,"

Ratu pun langsung berlagak ingin menyerang Kiesha tapi juga berlagak seseorang menahannya. Padahal Aqeela yang berada di sampingnya tidak menahan dan justru malah menyorakinya.

"Ayo Rat, gue yakin lo bisa ngalahin Kiesha. Jangan di kasih ampun. Gue disini dukung lo. Uuuuu," Dengan mulut cemprengnya Aqeela bersorak untuk Ratu yang sedang menatap penuh permusuhan dengan Kiesha.

"Sst, berisik Aqeela,"

Mendengar teguran untuknya. Aqeela menoleh melihat Rassya menatapnya dengan alis berkerut pertanda cowok itu terganggu dengan teriakan Aqeela.

Merasa tidak terima di tegur, Aqeela membalas tak kalah kesal. "Bodo amat, Suara suara gue. Apa lo!?,"

Akhirnya pertengkaran mulut pun terjadi di meja yang berada di pojok itu. Meski meja mereka berada di pojok, atensi seluruh siswa yang berada di kantin yang besar itu tetap mengarah ke meja mereka.

Sementara keempatnya bertengkar, Reyhan yang juga berada disana tidak memperdulikannya. Cowok itu asik melihat ponselnya menatap seseorang di seberang sana yang sedang berbaring memeluk sebuah boneka.

"Mereka berantem lagi ya?," Reyhan mengangguk sembari memasukkan sendok berisi siomay ke dalam mulutnya.

"Kamu kok nyantai gitu sih. Temennya lagi pada berantem juga bukannya di pisahin,"

"Males ah, biarin aja. Percuma juga di pisahin nanti juga berantem lagi," Sandrina di seberang sana menggeleng.

"Deketin hp kamu, biar aku yang pisahin mereka," Reyhan menurut lalu mendekatkan ponselnya.

"Ratu, Aqeela udah dong mau sampe kapan sih lo berdua berantem mulu sama mereka. Lo juga Kiesha, Rassya gak malu apa berantem sama cewek?,"

Nampaknya teguran Sandrina berhasil menghentikan pertengkaran mereka. Terbukti dengan Ratu yang langsung merebut ponsel Reyhan.

"Huaa Sandrina gue kangen banget sama lo. Gak ada lo di sekolah gak seru huhu," Ucap Ratu penuh Dramatis.

"Ck! Alay," Gumam Kiesha yang masih di dengar Ratu.

FAKE PERSON [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang