16✓

320 37 3
                                    

"Oh jadi gitu ceritanya," Sandrina menghela nafasnya setelah selesai menceritakan semuanya pada Ratu dan Aqeela. Sandrina ingin terbuka dengan menjelaskan semua cerita di masa lalunya. Kedua sahabatnya saja saling terbuka kepadanya, lalu kenapa dirinya tidak bukan?

"Sekarang gue harus gimana? Cowok yang Vio maksud kayaknya beneran Reyhan, dia pasti nuduh gue lagi rebut cowok yang dia suka. Padahal gue gak ada niat mau ngerebut cowok yang dia suka, tapi kalo emang keadaannya udah begini gue harus apa?,"

Ratu yang peka dengan perasaan Sandrina seketika langsung mengelus perhatian punggung sahabatnya itu. Ratu tau pasti Sandrina sudah mulai ada rasa dengan Reyhan, namun karena kedatangan seseorang membuat Sandrina kembali meragukan perasaannya.

"Sandy, lo itu gak perlu merasa lo emang ngerebut cowok yang Plavio suka. Kita gak tau perasaan lo itu akan berlabuh kemana. Kalo emang udah takdir lo sama Reyhan, mau di gimanain juga bakal tetep kayak gitu,"

"Gue minta sama lo buat gak usah mikirin orang lain, hati ini punya lo. Gabisa main lo paksa buat mundur demi orang lain itu gabisa! Selagi Reyhan sama Plavio gak ada hubungan apapun, lo masih berhak San buat deket sama Reyhan. Reyhan nya aja gak masalah,"

Sandrina menatap Ratu dengan lemah, Cinta memang selalu membuatnya tertekan. Tapi benar juga apa yang dikatakan Ratu, Hati ini miliknya, mau siapapun itu yang menentang hatinya walaupun pada akhirnya akan kalah, itu akan tetap sama saja.

"Hem lo bener Rat, makasih ya sarannya. Gue bakal berjuang buat hati gue, gue bakal ikutin kata hati gue mau berlabuh sama siapa," Mendengar itu Aqeela sontak merubah raut wajahnya menatap Sandrina dengan menggoda.

"Oh jadi lo beneran suka sama Reyhan, San? Acieee sahabat gue yang anti cowok satu ini udah mulai tau cinta-cintaan aja," Sandrina melirik Aqeela sekilas kemudian menunduk malu. Aish, sepertinya Sandrina salah bicara.

Melihat Sandrina yang terus menunduk malu membuat Ratu dan Aqeela terbahak puas dan terus menggoda Sandrina dengan menyebutkan nama Reyhan, tanpa tau bahwa pemilik nama yang mereka sebutkan datang ke meja mereka.

"Ada apa ini kalian sebut nama gue ha?,"

Sandrina mendengar suara yang tak asing di telinganya sontak menegakkan kepalanya, matanya langsung terkunci menatap mata teduh Reyhan yang berdiri di hadapannya. Sama dengan Sandrina, Aqeela dan Ratu juga menegang kala melihat jika bukan hanya Reyhan yang datang, melainkan juga dua sahabatnya yang tak lain adalah Kiesha dan Rassya.

"Eh gak ada apa-apa ko, lo salah denger kali," Sandrina terkekeh canggung. Sementara Reyhan hanya menganggukkan kepalanya, meskipun dirinya tidak percaya dengan apa yang Sandrina katakan, dia tidak mungkin salah dengar, padahal sudah jelas-jelas dirinya mendengar namanya disebut.

"Oke gue percaya, Oh iya boleh kita bertiga gabung disini sama kalian?," Sandrina mengangkat kedua alisnya lalu melirik kedua sahabatnya yang menganggukkan kepala mereka pelan.

"Boleh kok sini gabung,"

Reyhan tersenyum tipis mendengarnya kemudian langsung duduk disamping Sandrina, menggeser Aqeela yang sebelumnya duduk disana hingga hampir terjatuh namun beruntung Rassya dengan tangkas menangkapnya.

Sandrina menutup mulutnya dengan membuka matanya lebar-lebar lalu melirik Reyhan sinis dan memukul bahunya sedikit keras.

"Lo hampir buat Aqeela jatoh tau gak, untung aja ada temen lo yang tangkep," Reyhan mengelus bahunya tepat dimana Sandrina memukulnya.

"Gapapa, sekali-kali gue kasih kesempatan yang bagus buat Rassya,"

Sandrina mengernyit bingung "Kesempatan? Maksud lo Rassya suka sama Aqeela?," Tidak menjawab, Reyhan hanya mengangkat bahunya acuh kemudian memanggil salah satu penjual untuk memesan makanan.

FAKE PERSON [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang