12✓

410 44 0
                                    

Sandrina menatap kagum Reyhan dari samping. Kali ini Sandrina kembali terpukau akan sisi wajah Reyhan yang sedang belajar bersama anak-anak panti. Sandrina sekarang tengah duduk bersampingan dengan Reyhan di sebuah pondok kayu yang tersedia disana.

"Jadi gimana, kalian udah paham kan apa yang kak Reyhan jelasin?," Tanya Reyhan setelah banyaknya penjelasan yang di lontarkan.

"Sudah kak," Balas mereka serempak.

"Yaudah kalau kalian udah paham, kalian kerjakan semua soal yang udah kak Reyhan tulis di papan tulis ya?," Reyhan tersenyum mendengar kembali suara serempak adik-adik pantinya.

Reyhan memandang adik-adiknya yang terlihat serius mengerjakan tugasnya. Lantas perhatiannya teralihkan ketika merasa seseorang menatapnya. Reyhan menoleh ke samping dan melihat Sandrina yang menatapnya tanpa berkedip.

Reyhan melihat itu menggelengkan kepalanya dan lantas berdiri menarik tangan Sandrina menjauh dari sana. Sandrina segera beralih kepada dirinya ketika merasakan sentuhan dingin pada tangannya, sedikit terkejut melihat Reyhan yang menarik tangannya.

Keduanya berhenti melangkah disalah satu tempat yang dipenuhi dengan bebatuan. Reyhan membantu Sandrina untuk melangkah ke atas batu dan duduk disana, diikuti Reyhan yang ikut duduk disamping Sandrina.

"Ngapain tadi Lo liatin gue sampe segitunya? Terpana sama kegantengan gue, iya?," Ucap Reyhan percaya diri. Sebenarnya bukan alasan apa-apa Reyhan berkata seperti itu, dia hanya ingin mencairkan suasana.

"Dih, pede banget si Lo. Siapa juga yang ngeliatin Lo. Kurang kerjaan banget gue. Cakepan juga bias gue," Kesal Sandrina.

Reyhan terkekeh, kemudian wajahnya kembali normal "Soal kejadian tadi, apa bener Lo cewek di club yang gue tolong?," Sandrina berubah sendu menatap Reyhan dan mengangguk pelan.

"Iya, itu emang gue. Setelah kejadian itu, gue berusaha cari Lo karena gue sebelumnya belum bilang terimakasih sama Lo. Dan sekarang karena penolong gue waktu itu udah ada di depan mata gue, gue mau bilang.." Sandrina menjeda ucapannya mengeluarkan senyum manisnya.

"Makasih Rey, gue bener-bener bersyukur Lo dateng waktu itu. Kalo Lo gak dateng, mungkin masa depan gue udah hancur sekarang," Sandrina terkekeh miris "Tapi sekali lagi gue bener-bener bersyukur Lo dateng. Gue gak tau gimana caranya ngebales kebaikan Lo,"

Reyhan terus menatap dimana mata Sandrina yang terlihat memancarkan ketulusan disana. Mata itu, Reyhan sangat menyukainya. Sangat menyentuh hatinya dan menghangatkan juga.

"Kalo gue kasih tau caranya, Lo mau gak ngelakuinnya?," Tanya Reyhan menatap harap Sandrina. Sementara Sandrina mengernyit namun tetap menganggukkan kepalanya.

"Kalo gue bisa, pasti gue lakuin. Asal jangan aneh-aneh aja permintaannya," Sandrina menatap Reyhan tajam. Sedikit Sandrina mengetahui bahwa Reyhan adalah cowok yang sangat menyebalkan. Dan Sandrina tidak ingin di bodohi oleh Reyhan kesekian kalinya.

Reyhan terkekeh "Gak kok tenang aja. Permintaan gue simple dan mungkin sedikit canggung ngomongnya tapi gue perlu ngomong ini sama Lo San," Sandrina mengangkat alisnya. Reyhan sekarang terlihat serius.

"Gue, gue cuma minta sama Lo untuk jangan pernah jauh dari gue. Mungkin ini kedengeran gak masuk akal, tapi gue perlu Lo di samping gue Sandrina," Sandrina meneguk ludahnya, permintaan ini sedikit membuatnya sensitif. Sandrina sebenarnya mau saja melakukannya, tapi bagaimana dengan rahasia terbesarnya?

Reyhan yang melihat keterdiaman Sandrina tersenyum kecut, mungkin Sandrina keberatan dengan permintaannya. Pasti, itu sudah pasti Sandrina keberatan. Perempuan baik mana yang ingin langsung di dekati lelaki?

FAKE PERSON [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang