23✓

333 39 2
                                    

Keesokan harinya tiba. Sesuai jadwal, hari ini SMP Nusa Bangsa tengah mengadakan camping di Bandung sebagai refreshing sebelum ujian di adakan.

Pagi ini Sandrina datang lebih awal karena harus menyiapkan segala hal dengan kedua sahabatnya. Sandrina senang karena kelompok tenda di bebaskan. Jadi dia bisa terus bersama dengan Ratu dan Aqeela.

"Tendanya dimana San?," Tanya Ratu ketika tidak melihat satupun tenda di semua perlengkapan yang sengaja mereka kumpulkan itu.

"Oh iya lupa, tendanya 'kan ada di Reyhan. Sebentar gue telpon dulu,"

Sandrina mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana jeans nya lalu menghubungi Reyhan.

"Halo Rey, kamu dimana?,"

"Tenda aku kamu bawakan?,"

"Yaudah kamu ke kelas aku aja, disini aku lagi sama Ratu sama Aqeela lagi periksa barang-barang,"

"Okee,"

Sandrina mematikan sambungan telepon setelah Reyhan mengatakan akan segera menyusulnya.

"Gimana?,"

"Reyhan mau kesini ngasih tendanya, sekalian bareng nanti ke bis nya," Ratu dan Aqeela mengangguk paham.

"Buset ini makanan pedes semua. Yakin ini kita ga bakal mencret di jalan?,"

Bayangkan saja dalam satu kantong plastik besar itu berisi makanan pedas semua. Ratu jadi ragu untuk memakannya. Takutnya bukannya pergi camping, tapi malah pergi ke rumah sakit.

Sandrina mengernyit. Benar sekantong plastik itu isinya makanan pedas semua "Qeel, kemaren lo 'kan sama Rassya yang kebagian beli makanan?," Aqeela menyengir lebar sambil menggaruk tengkuknya.

"Iya maaf, tapi Rassya yang milih itu kok bukan gue. Gue cuma nyuruh beli dikit aja makanan yang pedesnya tapi gue gatau bakal sebanyak itu,"

Sandrina dan Ratu saling memandang kemudian menghela nafasnya. Sungguh mereka harus sabar-sabar menghadapi Aqeela. Mereka tau kalau ini pasti ulah Aqeela sendiri, karena mereka tau Aqeela cewek pecinta makanan pedas.

"Alasan lo. Kita berdua gak tanggung jawab ya kalo lo sampe mencret-mencret," Aqeela cemberut tapi tetap menganggukkan kepalanya. Tidak apalah yang penting makanannya tidak di singkirkan.

Tak lama setelah mereka mengecek setiap barang mereka, Pintu kelas terbuka menampakkan presensi Reyhan dengan kedua sahabatnya yang datang dengan tangan masing-masing membawa barang.

"Untung aja lo bawa tendanya Rey, gue kira kita bakal tidur di tanah," Ujar Ratu sambil bergidik ngeri membayangkan jika dia tidur di tengah-tengah hutan yang sangat menyeramkan.

"Yakali aja, lagian Sandrina juga tidur bareng lo pada jadi gak mungkin gue gak bawa tendanya," Balas Reyhan sambil meletakkan tenda yang lumayan berat itu di lantai.

"Oh jadi kalo Sandrina gak sama kita berdua lo gak bakal bawa gitu tendanya?," Tanya Aqeela sewot.

"Mungkin,"

Sandrina tertawa kecil melihat perdebatan kedua sahabatnya dengan pacarnya. Lucu juga.

"Udah-udah. Rey kamu udah makan?," Rey mengangguk.

"Udah kok. Aku gak bakalan disini kalo belum makan. Kak Anthony gak biarin aku pergi,"

Sandrina kembali tertawa. Patut saja Anthony seperti itu karena Reyhan masih dalam tahap penyembuhan jadi Anthony masih harus memperhatikan pola makan adiknya itu.

Apalagi mereka akan pergi ke hutan, akan susah untuk mencari makanan berat.

"Dasar bulol," Cibir Kiesha sambil memakan keripik pedas yang asal dia ambil tanpa meminta izin dengan yang punya.

FAKE PERSON [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang