Jam istirahat berdering. Sandrina tersenyum menatap bekal makanan yang sengaja ia bawa dari rumah untuk Reyhan. Sebenarnya bekal makanan itu adalah titipan mamahnya yang mengatakan untuk memberikannya pada Reyhan. Dan semoga saja Reyhan mau menerimanya.
Sandrina dengan langkah santainya berjalan menuju kantin. Sandrina mempunyai firasat bahwa Reyhan sudah lebih dulu berada di kantin. Karena kelas Reyhan selalu saja lebih dulu keluar daripada kelasnya.
Senyumannya sedikit lebih melebar ketika melihat Reyhan betul-betul ada di kantin dan untungnya sedang sendiri sambil bermain ponsel. Meskipun canggung juga jika dirinya menyapa Reyhan. Tapi Sandrina berusaha mengenyahkan dan tetap bersikap positif dan tenang.
Namun senyuman yang sedari tadi terus tersenyum dengan lebarnya kini perlahan memudar ketika melihat Plavio yang tiba-tiba datang duduk disamping Reyhan dengan tangannya yang terdapat bekal makan dan sepertinya akan diberikan untuk Reyhan.
"Reyhan gue bawa bekal buat lo. Ini gue buat sendiri loh," Reyhan melirik Plavio. Sangat merasa risih dengan kedatangan cewek itu. Hingga matanya yang ingin mengalihkan pandangannya agar tidak menatap cewek centil disampingnya justru malah menatap seseorang yang berdiri tak jauh dari mejanya.
Sandrina yang berdiri dekat dengan meja Reyhan membuat cowok itu dapat melihatnya. Ia tidak tau apa yang harus dilakukannya. Haruskah dirinya mengacuhkan Sandrina? Atau menghampiri gadis itu?
Reyhan yang hendak beranjak untuk menghampiri Sandrina kembali terduduk saat Sandrina dengan berani melangkah mendekati mejanya.
"Maaf ganggu. Rey ini ada bekal makanan buat lo. Gue tau lo gak bakal terima ini karena ini pemberian gue. Tapi gue mohon, mamah gue yang nyuruh gue buat kasih ini ke lo. Gue mohon terima atas dasar mamah gue,"
Reyhan menatap sejenak kotak makan berwarna biru gelap itu kemudian beralih menatap Sandrina lekat. Sandrina sudah berprasangka Reyhan akan menolaknya dan Sandrina siap jika nantinya Plavio akan mengejek dan menghina dirinya di depan Reyhan.
Namun tanpa Sandrina duga ternyata Reyhan menerima kotak makan pemberiannya. Pemberiannya tidak ditolak, Sandrina senang dengan hal kecil ini. Setidaknya meskipun hubungan keduanya kurang membaik, Reyhan tetaplah Reyhan orang yang sangat baik yang pernah Sandrina kenal.
"Rey lo kok terima makanan dari dia sih? Ini gue udah bawain makanan buat lo. Udah capek-capek gue beli juga buat lo,"
"HAHAHA, heh! Kalo mau pdkt sama orang itu dari hasil kerja keras sendiri dong. Masak sendiri. Bukannya beli," Ledek Kiesha tiba-tiba nimbrung.
"Kasihan banget jadi lo. Yang tadinya mau caper eh jadi malu sendiri," Rassya tertawa puas bersama Kiesha. Pipi Plavio sudah memerah menahan malu dan amarah.
"Eh bukan gue doang ya. Makanan yang dibawa Sandrina juga bukan Sandrina yang bikin," Elak Plavio.
"Iya sih bukan Sandrina yang bikin. Tapi seenggaknya dia udah jujur kalo masakan itu buatan mamahnya. Lah elo? Masakan buatan orang asing aja bangga," cibir kiesha yang memang sudah sangat geram dengan cewek dihadapannya yang terus mengganggu sahabatnya, Reyhan.
Merasa kalah telak, Plavio akhirnya memutuskan untuk pergi dengan perasaan kesalnya. Namun saat melewati Sandrina, Plavio dengan sengaja menabrak bahu Sandrina dengan kuat.
"Wah gila, bener-bener gila tuh cewek,"
Reyhan tidak memperdulikan kedua sahabatnya yang terus meng-ghibah tentang semua keburukan Plavio. Dari mulai Plavio yang centil ke beberapa cowok tampan termasuk Reyhan, penampilannya yang seperti cabe goceng pinggir jalan, bad attitude dan juga minusnya dalam pelajaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE PERSON [ON GOING]
Novela Juvenil{CINTA ANAK SMP} "Lo cantik dan manja gue suka," _Fahreyza "Rey suka sandrina? Tapi kenapa harus Sandrina? Kenapa engga yang lain aja?," _Sandrina "Karna lo berbeda dengan yang lain, jadi gue suka," • • • • Di Sekolah elite seantero Jakarta SMP NUSA...