7. Apple

9 3 0
                                    

𝓛𝓲𝓼𝓼𝓸𝓶𝓮
Applè

𝓛𝓲𝓼𝓼𝓸𝓶𝓮Applè

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"EHH....PROF...TOLONG SIAPA SAJA,...... bagaimana ini"

"ada apa....YAAA APPAAA......APA YANG..... lo.... LAKUKUIN"

"gu...lagi ngomong sama prof. Eh trs tiba-tiba jatuh"

"Ahh....kalo lo dendam sama GUE DENDAM SAMA AJA KE GUA JANGAN NGELAMPIASIN KE ORANG LAIN.....APPAA"

"YAAA....LO SEKARANG NYALAHIN GUA, LO NUDUH"

"IYA GUA NUDUH LO, SAPA LAGI"

"ALKINA RAKAI SUDAH. Bukan waktunya saling menyalahkan, sekarang kita harus bawa kerumah sakit"

"ta..pi..kak...buk..kanya kita hanya bo..leh kedok..ter pribadi kit...."

"tidak hari ini Alkina, kita gak tau apa yang terjadi pada ayah"

"Ahh...aku telfon ambulan sebentar"

"APPAA WAEEE....uhuuhh..APPAA.....kumohon bangunlah, bila terjadi sesuatu kepadanya kau harus bertanggung jawab"

"Terserah lo, gua keluar dulu"

Tanpa disadari ada air mengalir didaerah perut prof. Lee. Alkina yang merasakan dingin pada telapak tanganya pun, langsung menoleh. Bagaimana bisa darah sebanyak ini tiba-tiba datang, semua orang panik. Walaupun Alkina dan Altheda adalah seorang psycho atau sudah biasa dengan hal berbaur darah tapi ini darah ayah kandungnya, jelas sangat panik.

Sudah 1 jam belum ada kabar tentang prof.lee didalam ruangan yang penuh dengan alat-alat, hanya bisa mendengar suara mesin dari balik kaca transparan. Tangan dan kaki gemetaran tak karuan, semoga operasinya berjalan lancar.

Ya prof. Lee dioperasi karena ada bagian tubuhnya yang terluka akibat tertusuk, untungnya lukanya tak terlalu dalam jadi makanya ia masih bisa menahan dan akhirnya, jatuh pingsan karena kehabisan darah.

Mata kecilnya membesar secara spontan setelah telinganya mendapatkan suara mesin. Semua alat yang berada ditubuhnya dilepas satu-persatu secara perlahan, tidak ada yang bisa ia lakukan lagi sudah menjadi hukum alam. Ada yang hidup dan mati. Tubuh mungilnya pun terjatuh tepat ditangan si tampan.

"appa..waee...appa....waee"

"APPAAAA....APPAAA..." ucap Alkina yang kini sudah lemas dipangkuan Rakai, bagaimama ini bisa terjadi, secepat itukah appa pergi tanpa berpamitan. Alkina masih menangis kencang dipangkuan Rakai, Rakai hanya bisa menenangkannya sambil mengelus punggung Alkina.

ℒ𝒾𝓈𝓈ℴ𝓂ℯ [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang