39. Albert

2 1 0
                                    

𝓛𝓲𝓼𝓼𝓸𝓶𝓮
Albęrţ


Sinar matahari masuk lewat jendela yang terbuka lebar membuat mata lelaki itu terbangun, kepalanya langsung dilanda pusing yang begitu mengguncang membuat perutnya memberi isyarat bahwa ia harus mengeluarkan semua isi perut.

Dengan sigap ia mengeluarkan semua yang terisi kemaren ditoilet dengan terburu-buru dan tak sadar bahwa ada seseorang didepan pintu kamarnya yang melihat tingkahnya.

Serasa cukup ia berjalan perlahan dan matanya menatap mahluk yang berada didepan pintu kamarnya itu.

“ahh....Al kagett” sahutnya yang sembari duduk disisi tempat tidur, tak ada respon dari sang pasanganya ia pun langsung tiduran dan berpura-pura batuk layaknya mau diperhatikan, tapi perempuan itu malah menatap tajam dan dingin kepadanya

“ukhh, haduhh hauss mu minum” dengan suara khas puppy memelas tak lupa dengan wajahnya, perempuan itu maju mendekat dan membawa air minum dinakas sebelah tempat tidurnya.

Rakai senang sudah ada respon dari sang istri tapi taunya responya berbeda.

“bebb...kenapa ditumpahin ke muka akuu, aduh jadi basah...Al”

“kenapa?, kemaren malem juga kamu digituin kan” jlebb, Rakai yang tadinya tiduran diguyur air langsung duduk dan mengelap wajahnya yang tampan ini tak lama ia langsung menatap Alkina dan menyuruh gadis itu untuk duduk didekatnya.

“is up to you kamu mu percaya atau enggak, im sorry aku beneran pergi karena ada urusan di suatu perusahan tapi habis itu nyimpang, hehe” mulutnya melebar senyum anak kecil langsung menciut tidak jadi dikala Alkina mengeluarkan jurus tijunya yaitu mata merahnya yang tajam.

“sumpah, aku mikirin kamu aku kira itu kamu Al”

“terus, enak mainnya sama dia?” jlebb lagiii untuk kedua kalinya. Tapi Rakai terus menyakinkan Alkina dan menceritakan secara detail mengapa ia disitu dan kenapa ia bisa kesitu.

Tetapi ia masih menyembunyikan soal Albert yang mau menghapus ingatan gadis itu bila dia tidak memberi Alkina padanya.

“kita udah pasangan seumur hidup, kalau ada apa-apa harus dibicarain bareng-bareng. Kita bagaikan satu tubuh kai, kamu sakit aku juga, kamu stres aku pun, kita harus sama-sama satu pemikiran” sahutnya melunak, ia baru pertama kali melihat Alkina berbicara seperti itu.

“kamu tahu dari mana kata-kata itu, seneng deh” sahut lelaki itu membelai surai istrinya dengan senang.

“Altheda sama Aldi”

“ahh, mereka lagi, btww jadii udahh gak marah...”

“masih” satu kecupan datang dari Rakai

“kalau sekarang, masih kah” terus ia berulang mengecum bibir Alkina dan tampa sengaja ia memegang luka yang diperbuat oleh Gavensha, lumayan dalam bahkan ia mendapat jaitan.

“inii kenapaa sayy” sahutnya sambil melihat luka yang sudah ditutup perban, Alkina pun menceritakan semuanya disaat Rakai pingsan. Ia tak habis pikir dengan istrinya ini, hebat.

“berapa jaitan”

“12 jaitan cuman gegara nolon...” satu kecupan datang lagii.

ℒ𝒾𝓈𝓈ℴ𝓂ℯ [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang