𝓛𝓲𝓼𝓼𝓸𝓶𝓮
AğaïnţAltheda dan Aldi sedang berada di tengah hutan, yups mereka sedang berdua bersama ditengah hutan yang rindang.
Mereka sengaja mengadakan camping dadakan ini untuk mencari ketengana bagi mereka. Matahari sudah terbenam memperlihatkan sunset yang begitu indah dimata.
Aldi memotret setiap moment itu, bahkan ia tak lupa untuk memotret sang istrinya yang sedang mempersiapkan masakan dimalam hari.
Gadis itu mengikat rambut panjangnya dengan gelang karet ditangannya. Ia memasak ramyeon kesukaannya dan untuk hidagan dessertnya kita ada biskuit dengan marsmellow bakar.
Mereka berdua asyik bersama mengobrol dan tertawa bersama menikmati waktu berduanya. Hari mulai dingin mereka pun terpaksa untuk masuk kedalam tenda yang dibuatnya dari pagi.
Mereka sama-sama tertidur namun tidak menutup mata. Gadis itu ada disini tapi pikiranya entah kemana, Aldi pun merasa ada yang ganjal dengan Altheda langsung saja menanyakan sang istrinya.
"kenapa, humm?"
"hah? Ouhh enggak"
"ada apa apa, kenapa humm"
"aku kepikiran saja sama Alkina"
"dia udah ada Rakai, dan aku jamin Rakai selalu jaga istrinya sama kayak aku" sahutnya sambil tersenyum menghadap Altehda disampingnya lalu memeluknya.
"iya i know, but aku dulu gak pernah sejauh ini sama Alkina, bahkan sekarang dia kayak hewan liar mau diburu sama Albert sialan"
"hust mulutnya, suka bener ajee, wkwkw" mencubit pipi gemas Altheda.
"yaudah ntar besok kita video call, lagian tadi aku dapet kabar kalo Rakai udah sampai rumah prof.lee soo aman girlzz"
Satu anggukan dari Altheda yang sudah mulai mengantuk, karena pikirannya sudah kembali pulih.
"gimana, kalao kitaa ngelakuin itu disini"
"aapa maksdunyaa,...yaaa Aldii" perkataanya terhenti disaat Aldi mengecum semua inci muka Altheda, lalu tertawa bersama.
Bisa-bisanya Aldi berbuat seperti itu, eitss tetapi tidak jadi dikarenakan sudah malam dan Altehda terlihat lelah dan mengantuk jadi mereka berdua memeluk satu sama lain dan tertidur ditenda itu.
🖤🖤🖤
Disatu sisi kaki jenjang itu terus menggeretu tak jelas berjalan kesana kemari. Sampai ia diberentikan oleh benda yang berbunyi disakunya,lalu mengangkat telfonnya dan mendegar suara dari sebrang sana.
"sudah dapett?"
"shut up lee"
"hahahaha....Albert...Albert"
"ouhh ada pesen dari Alkina and Rakai"
"sorry gak ngundang ke pernikahan"
"i will win"
"well, we see" telfon itu ditutup dari sebrang sana sedangkan disini, telfon yang ia pegang sudah melayang menjauh kearah sofa.
Ia kesal telah diijek prof.lee, Bagaimana tidak disaat Albert datang ke pulau jeju mereka sudah tidak ada, bahkan Altehda dan Aldi tidak ketemu.
Ternyata faktanya mereka sudah berada dirumah prof.lee, buang-buang diut pesawat.
"okey kita lihat, masih banyak plan yang aku rencanakan selama ini, prof.lee"
🖤🖤🖤
🔞🔞🔞
Seharian hanya di dalam rumah tak kemana-mana, mandi, makan, berenang, ke taman begitu saja siklusnya gak kemana-mana.Malam yang dingin gadis itu memandang langit cerah duduk dibalkon kamarnya. Ia menghembuskan nafasnya
sambil memenjamkan matanya merasakan angin kecil datang menusuk kulitnya.Dipikiranya terus memutar memory yang terjadi dibalkon ini dengan Alex dan dia.
"lagi apa?"
"humm..enggak udah lama saja gak mandang langit dari sini"
"oh yaa, emang langitnya bagus"
"iyaa itu liatt baguss kan cantikk"
"iya, cantik" sahutnya sambil melihat gadis itu bukan langitnya.
"liat langitnya bukan gua"
"kok, gua sihh atuh, kan kita teh sudah nikahh marriedd neneng"
"emng gak boleh?"
"gak apa apa sih, cumann kann....en..." satu kecupan datang dari depan, yap dari gadis itu yang masih tersenyum memandang Rakai.
"hihi, mau Alkina Rakai mini" matanya membesar dikala Alkina ingin itu lagi, dia tidak tahu kalau ingin melihat Alkina Rakai mini harus melewati satu tahap yang berat menurut Rakai.
"really?" satu anggukan dari gadis itu dan langsung saja ia melahap mencium alkina dengan lembut sangat lembut dan pelan, bahkan itu bertahan lama dibalkon kamar itu.
Ia pun turun menciumi leher putihnya dan menurunkan dress yang dipakai gadis didepannya dan tak lupa menutup jendela balkon yang besar ini supaya tidak menjadi tontonan gratis.
Sekarang Alkina hanya memakai bh dan celana hotpandnya sedangakn Rakai sudah membuka kaosnya. Ia pun melanjutkna aktivitas yang tadi dengan lembut dan semakin lama, tidak disitu saja ia menyuruh Alkina duduk dipangkuannya untuk melanjutkan ciuman itu.
Ciuman itu terus turun ke leher dan kebuah dada Alkina, tangan gadis itu memeluk badan Rakai yang kekar. Tangan Rakai tak tinggal diam, ia mencoba membuka tali bh yang masih menyantol rapi.
Entah suara dari mana, yang membuat mereka grasak grusuk mencari kain. Ia hampir saja mendorong Alkina dan terjatuh tapi untungnya ia memegang tangan mungil itu.
"Alkinaa, Rakaii, ini appa boleh masuk?"
"pakai ini, ke kamar mandi aja" ia pun menyuruh Alkina menuju kamar mandi, untuk membenarkan bhnya yang sudah terbuka talinya saja sembari Rakai memakai kaosnya dan berjalan menuju pintu kamar.
"ehh, ada apa appa"
"eh Rakai, humm Alkina dah bobo?"
"ouh Alkina lg ditoilet"
"ahh, td appa menelfon albert"
"lalu, dia kenapa lagi?"
Alkina pun keluar dari kamar mandi dengan keadaan sudah rapi dan bersih. Lalu melihat ayahnya dan Rakai sedang mengobrol serius ia pun hanya menyapa dan siap -siap untuk tidur menuju kasurnya.
"jaga Alkina, kita gak tahu apa yang Albert lakuin sekarang, dia pasti lebih nekat disaat kemaren gagal menyusul ke jeju" sambil berbisik di depan pintu bersama Rakai.
"i promise appa"
"good, and know .go sleep" ia pun menepuk pundak Rakai dan berpamitan lalu menutup pintunya dengan rapat.
Rakai pun mematikkan lampu kamar jadi lampu tidur.
Ia pun mengikuti Alkina yang sudah tertidur disebelahnya, lelaki itu memeluknya sang istri dengan erat dan mengelusnya.Otak terus memikirkan kata-kata Albert disaat ia ditelfon di jeju.
"kalaupun kamu lupa aku, aku bakal memulai dari awal lagi Alkina"
🖤🖤🖤
SHAREEEEEEEEEEEE
KAMU SEDANG MEMBACA
ℒ𝒾𝓈𝓈ℴ𝓂ℯ [ END ]
Mystère / ThrillerDingin, gelap dan hampa rumah yang megah didalam hutan membuat seisi rumah seperti tidak ada penghuninya. Darah berceceran dimana mana mereka senang, mayat berserakan dimana mana mereka senang, orang mati mereka sangat menyukainya. "omma..apakah...