16. I'm Back

10 2 0
                                    

𝓛𝓲𝓼𝓼𝓸𝓶𝓮
I'm bàcķ

Suara gerimis hujan terderang di telinganya, malam begitu lebih gelap dari biasanya oleh awan yang marah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suara gerimis hujan terderang di telinganya, malam begitu lebih gelap dari biasanya oleh awan yang marah. Cahaya lampu menyinari buku yang tebal, matanya terus menatap buku tak lupa dengan mulut yang terlihat komat-kamit membaca setiap lembar.

Tangannya pun tak dianggurkan dia menulis apa yang menurutnya penting baginya, supaya gampang untuk menghapal. Rumah yang sunyi hanya terdengar suara gerimis dan awan hitam diluar sana. Tiba-tiba saja benda pipihnya bergetar menandakan bahwa ada yang memulai panggilan padanya, diambilnya benda itu dan dilihat layar yang menyala tanpa bertanya pun muka ia pun sudah malas mendengar perkataan orang yang ada disebrangnya.

"heiii, lama bet diangkatnya "

"bawel, kenape hum.. minta contekan, minta apa"

"minta jatah"

"goblok, nih anak lama lama" orang disebrang sana yang bernama Langit itupun terbahak-bahak melihat temnya berkata kasar, ia selalu menjahili sahabatnya karena menurutnya ia butuh kesenangan disaat selang belajar supaya ia tidak stress.

"canda, gua cari kertas urang yang selembar jawaban tes dimana ya, bisi ada dibuku mane aing mah, cik punten ini mah kasep pang tingalikeun"

"bahasa, bahasa dijaga, kalem nyari dulu" langsung saja Rakai meraba tas, meja belajar dan bukunya sampai tak sadar mejanya berantakan karena ulahnya sendiri, iyap dia menjatuhkan tumpukkan buku.

"ada gak boy Rakai" yang punya namanya tidak menyaut karena masih membereskan ulahnya, saat menemukkan kertas yang ia cari, ia menemukkan secarik kertas dan satu photo bersama seseorang.

Langit yang disebrang sana tidak diguguh oleh Rakai karena ia terlalu fokus pada kertas dan sebuah photo. Dilihatnya baik-baik bahwa ia mempunyai kenangan indah dengan gadis ini, susah sekali ia difoto saat itu.

Gadis yang ia temui di istana menyeramkan, gadis yang awalnya menyeramkan, dingin ternyata ia mempunyai senyum yang indah dan manis. Dibelakang ada secarik kertas yaitu kertas yang pernah diberikkan Prof.lee.

"RAKAI MAHESA SEKALI LAGI ENGGAK JAWAB GUA BENER-BENER KERUMAH LO, MINTAN JATAH"

Langsung saja lamunan Rakai pun hilang sekejap dan langsung tanganya cepat mengambil handphonenya dari meja, ia langsung bilang bahwa kertas milik sahabatnya ada dimejanya lalu langsung menutup telfonnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, suara hujan sudah tak terdengar lagi langit pun sudah cerah karena bulan yang terang. Rakai pun beranjak dari meja belajarnya untuk menuju dapur dan mengambil beberapa cemilan malam. Tak sempat membukka pintu dapur karena ia harus membukka pintu depannya karena bel rumahnya berbunyi lebih dulu. Rakai pun langsung membukka dan melihat sosok pria yang gagah, Rakai agak mundur karena mempersilahkan seseorang itu untuk masuk.

"sejak kapan Prof. lee sadar" sahutnya saat ia memberikka teh kepada sang tamu yang duduk disofa hitamnya.

"sudah dari kemaren-kemaren" Rakai hanya bero ria , ia sangat bersyukur bahwa Prof.lee kembali sadar, itu membuatnya cukup tenang karena Alkina ada yang menjaga selain dirinya sekarang.

ℒ𝒾𝓈𝓈ℴ𝓂ℯ [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang