23. Kiss

1 1 0
                                    

𝓛𝓲𝓼𝓼𝓸𝓶𝓮
Kišs

Suara gerbang terbuka lebar beserta suara mobil yang masuk kedalam halaman rumah. Dibukanya pintu belakang mobil dan mengangkat tubuh seorang lelaki yang tinggi dan berbidang itu masuk menuju rumahnya.

"ehh, sumpah berat bgt"

"ehhh, sudah sampai rumahh yaa"

"diem, lo mabuk " sambil merogoh saku sang pemabuk itu untuk mencari kunci rumahnya, setelah beberapa menit baru mereka bisa masuk kedalam rumah. Saat dia berbalik arah ia dikejut oleh penampakan gadis yang berada didepannya.

"Alkina...? Kenapa,... kok bisa disini"

"langit? Bukkan urusan lo"

"humm okey anyway nih, si Rakai mabuk dia"

"yaudah sini aku bawa saja" langit sempat bingung tapi tanpa aba-aba gadis itu bisa memompa Rakai, keliatan berat tapi dia kuat.

"okey kalo begitu, gua pergi dulu ya, gak apa apa kan"

"gpp"

"awas lu Rakai macem macem Alkina pas mabuk, duluan" Langit pun pergi sembari memesan ojek online ungtuk kembali ke club tadi karena ia tinggalkan sepeda motornya disana.

Disaat itu juga Alkina mengajak Rakai untuk tidur di kamarnya, badan Rakai sudah bertemu dengan kasurnya yang empuk ini. Gadis itu membantu membuka jam dan sepatu yang ia pakai.

Disaat Alkina pergi tanganya dipegang oleh sang pemiliki rumah tapi Alkina berhasil lepas.

"Al, Alkina plis jangan pergi" sambil merogoh saku celannya dan membuahkan hasil yang ia simpan sedari tadi.

"tadaa, gua bawa bunga tadi gua petik dijalan buat lo" sambil tersenyum manis duduk dikasurnya, Alkina pun tertarik lalu duduk ditepi kasur sambil mengambil setangkai bunga dari tangan Rakai.

"bunganya lucu sama kayak lo, kecil mini cantik" sahutnya sambil terseyum lalu ikut duduk ditepi seperti alkina disebalahnya.

"ngapain"

"humm..al"

"kenapa"

"im realy happy to see you, meet you i dont regret meeting you, and i sorry "

"sorry for what"

"Gua ninggalin lo sendirian dirumah and.." kata itu menggantung lama dimulut Rakai, ia menatap Alkina sangat lama ia menatap mata cantiknya.

"sorry gua gak bisa berhenti suka sama lo, gua sayang sama Alkina Chandria " lawan bicaranya hanya bisa diam dan melihat Rakai.

"lo mabuk"

"enggak, aku udah gak mabuk lagi, gua serius. Biarpun diluar sana ingin lo dan berhasil ketangkep, gua tetap rebut balik, trust me"

"pliss, trust me, like you trust the people you love " Alkina hanya diam disetiap kata yang Rakai keluarkan, gadis itu berpikir disaat-saat ini ia selalu dilindungi, ditemani, 24/7 olehnya, saat mereka bertengkar pun Rakai selalu ada datang untuk menyelesaikannya.

"i dont trust you, i just want you to be by my side forever with love"

Gadis itu berhenti sesaat kata terakhirnya.

Rakai terus melihat wajah cantik yang dingin dan tak berbohong saat ini. Ia mendekatkan dirinya, sekarang hidung mereka besentuhan tak ada jarak. Bibir manis mungil itu akhirnya bertemu dengan bibir Rakai, sudah habis jarak diantara mereka.

Tangan kekarnya memegang tekuk gadis itu, ini ciuman pertama Alkina yang begitu lembut. Setelah beberapa lama, Alkina menyudahi ciuman lembut itu. Mata mereka saling bertemu lalu Rakai melanjutkan kembali aktivitas tadi dengan lembut sambil memegang tekuk Alkina, ciuman pertamanya sudah diambil oleh sang Rakai Mahesa.

ℒ𝒾𝓈𝓈ℴ𝓂ℯ [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang