• B A 10

44.4K 4.2K 1.1K
                                    


Hallo...

Hallo👋

SELAMAT DATANG KEMBALI 😍

DAN SELAMAT MEMBACA...

Semoga kalian suka, Amiin 💕

Hari ke dua, oke Kiara tak perlu lagi merasa gugup atau semacam nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ke dua, oke Kiara tak perlu lagi merasa gugup atau semacam nya. Gadis itu kini sedang menatap pantulan diri nya di cermin besar yang terpanjang di dinding kamarnya.

Kiara menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. "Tenang Kiara, tenang." Gadis itu menepuk-nepuk dada nya yang terasa sedikit sesak, jantung gadis itu kini berdetak lebih kencang dari sebelumnya.

Oke. Kiara kalah sekarang, rasa panik dan gelisah sudah menyerang tubuh gadis itu.

Kiara meraih obat penenang dari dalam laci kemudian menelan obat itu tanpa menggunakan bantuan dari air.

Kiara kembali mengatur nafas nya, kedua mata gadis itu terpejam dengan satu tangan yang memukul dada nya pelan mencoba untuk mengusir rasa sesak yang Kiara menyerang.

Tok! Tok!

Ketukan dari luar pintu nya membuat gadis itu kembali membuka kedua mata nya.

"Non. Tuan dan den Aska sudah nungguin di meja makan." Teriak bi dini dari luar.

"Iya bi, sebentar lagi kia nyusul." Sahut Kiara.

"Yaudah kalok gitu bibi turun duluan."

"Iya bi."

di rasa sudah lebih baik, kiara meraih tas hitam nya yang tergeletak di atas tempat tidur nya.

"Jangan bikin ayah kawatir, kia." Gumam gadis itu kemudian meraih hendel pintu nya dan menyusul bi dini untuk ke bawah.

"Siapa yang nyuruh kamu pagi-pagi ke sini?" Sinis aditama saat Askara sudah bertamu pagi-pegi ke rumah nya.

"Ini namanya perjuangkan cinta om, saya datang pagi-pagi ke sini buat jemput putri om." Sahut Askara dengan santai. Cowok itu meraih sepotong roti yang berada di piring aditama dan memakan nya membuat sang pemilik menatap nya galak.

Aditama berdecak kemudian berkata. "Langkahi dulu mayat saya kalok kamu mau pacarin putri saya."

Askara mengangguk–anggukan kepala. Kemudian cowok itu meraih pisau buah yang terletak tak jauh dari posisi nya.

"Hmm..Seperti nya pisau ini cukup tajam untuk mengirim seseorang ke alam lain." Ujar Askara sembari mengasah-asah pisau tersebut pada tangan nya.

"Ingin mencoba nya om?" Tawar Askara dengan senyuman jahil yang terpasang di bibir tebal nya.

Aditama membelalakan mata nya menatap tak bersahabat Askara. "Saya rasa pisau ini jauh lebih tajam. Ingin mencobanya anak muda?" Tanya aditama Seraya mengarahkan pisau selai tersebut ke pada Askara.

ANGKASA52 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang