B A B 24

21.2K 1.8K 3.9K
                                    


Plak!

Perpaduan antara Kulit tangan dan kulit pipi tersebut menciptakan sebuah suara yang begitu nyaring di ruangan minimalis bernuansa hitam biru. Seorang pria paruh baya menatap nyalang seorang anak muda yang di yakinin merupakan putranya setelah memberikan tamparan keras hingga sang lawan tertoreh kesamping.

"PAPA UDAH BILANG JANGAN PERNAH LAGI IKUT-IKUTAN GENG SIALAN ITU!" bentak pria itu dengan dada naik turun menahan emosi yang bergejolak di dalam tubuhnya.

"KAMU MAU JADI JAGOAN IYA?" bentak pria itu lagi.

Sedangkan yang mendapat ledakan amarah dari pria itu masih belum bergeming dari tempatnya, dengan kedua telapak tangan yang terkepal kuat membalas tatapan Sang pelaku dengan tatapan datar. "Bukan urusan anda jika saya ingin menjadi jagoan atau tidak." Balas cowok itu dingin.

"Pintu keluar masih sama dengan pintu saat ada memasuki rumah ini." Ujarnya menujuk ke arah pintu keluar.

"SIMON!" Setak Bram yang merupakan ayah kandung dari Simon andara.

"JANGAN JADI ANAK KURANG AJAR KAMU. PAPA GAK PERNAH NGAJARIN KAMU JADI ANAK YANG DURHAKA."

"Haha... " Simon tertawa getir mendengar perkataan papanya barusan. 'Apa mengajari katanya?! '

"kapan anda pernah ngajarin saya mengenai sopan santun tuan BRAM YANG TERHORMAT," Simon menekankan tiga kata di akhir kalimat nya.

"KAMU... " Bram mengangkat kembali tangannya hendak menampar Simon namun tertahan oleh sebuah tangan seorang wanita.

"Kalau kamu datang cuma untuk meyakiti putra ku, lebih baik kamu pergi dari sini." Tekan seorang wanita paruh baya yang merupakan mantan istri dari Bram.

Andriani-ibu kandung dari Simon Andara.

"Jangan ikut campur." Bram mendorong tubuh Kanara sehingga membuat wanita itu langsung terjatuh dan tersungkur di atas lantai.

Bug.

"MAMA!" Simon langsung menghampiri tubuh Ibunya. "Mama gak papa?" Tanya Simon khawatir.

Andriani tersenyum, kemudian mengangguk seolah mengatakan dirinya Baik-baik saja. Detik berikutnya Simon kembali menatap Papanya dengan tatap tajam seolah ingin membunuh pria yang telah menyakiti ibunya.

"BRENSEK!" Simon langsung bangkit dari posisi jongkoknya dan berjalan cepat ke arah Papanya dengan wajah yang memerah padam.

Bugh

Bugh

Bugh

"KEPARAT BERANI LO NYAKITIN MAMA GUE ANJING!"

Bugh

Bugh

Simon tak henti-hentinya memberi pukulan di wajah Bram dengan berutal, kesabarannya kali ini benar-benar di uji oleh pria yang ternyata ayah kandang nya sendiri.

"MATI LO SIALAN!"

Bugh

Bugh

ANGKASA52 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang