B A B 29

30.1K 3.3K 4.1K
                                    

Jangan lupa follow IG:

@jihan_sa4

@askara_agb

@kiara_mentari

@agamsamudra3

@raina_senjana

@emilo_ganteng

@simon_andara

@liam_anggara

Selamat membaca 💋💋

"Kalian bisa ambil darah saya, B+ kan?" Baik dokter Arslan, Askara, agam, Simon dan Liam langsung menoleh ke arah sumber suara dan mendapati seorang gadis yang tengah berdiri tak jauh dari mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kalian bisa ambil darah saya, B+ kan?" Baik dokter Arslan, Askara, agam, Simon dan Liam langsung menoleh ke arah sumber suara dan mendapati seorang gadis yang tengah berdiri tak jauh dari mereka.

"Nara." Beo dokter Arslan menyebutkan nama gadis yang merupakan salah satu pasien tetapnya di rumah sakit ini.

Dia Kinara Natasya. Gadis cantik pemilik Iris coklat yang sempat membuat seorang Liam Anggara Tak berkutik.

"Sebelumnya, Nara Minta maaf karna sudah mendengar dan menyela ucapan dokter sama kakak-kakak ganteng." Ujar Kinara menatap bergantian ke empat pria itu sebelum akhirnya menatap kembali dokter Arslan. "Dokter, Nara. Mau berbuat baik boleh ya dok? ambil aja darahnya Nara buat kakak yang lagi di dalam." Lanjut gadis itu terdengar sungguh-sungguh membuat ke empat laki-laki dan 1 pria paruh baya itu tidak berkutik.

"Pikiran kesehatan kamu, Nara—"

"Nara udah sehat, dok!" Pungkas kinara yang tak membiarkan dokter Arslan menghabiskan ucapannya.

Dokter Arslan mengusap wajahnya frustasi. Kenapa gadis di depannya ini sangat keras kepala dan tidak mau mengerti. "Kinara dengar kan say—"

"DOKTER DENYUT NADI DAN JANTUNG PASIEN MELEMAH!" Pekik salah satu perawat yang berada di dalam ruangan membuat dokter Arslan langsung ber lari untuk memeriksa kondisi Raina.

"Mas gak boleh masuk." Pringat salah satu suster menahan agam yang hendak menyusul dokter Arslan.

"Tapi saya mau liat kondisi sahabat saya sus. Jadi saya mohon biarin saya masuk." Mohon agam yang bersikeras untuk menerobos masuk ke dalam ruangan.

"Maaf mas ini sudah menjadi peraturan dari rumah sakit ini." Ucapan sang suster sebelum akhirnya menutup rapat pintu kaca tersebut.

"Sus—"

"Gam kendaliin diri lo." Pringat Askara menahan bahu kiri agam.

"Agrhh...bang**t!" Umpat agam menendang pelan pintu kaca tersebut kemudian memilih untuk duduk di kursi panjang yang berada di depan ruangan sembari mengusap kasar wajahnya.

ANGKASA52 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang