• B A B 2

68.9K 5.4K 157
                                    

Hallo...

Hallo👋

SELAMAT DATANG KEMBALI 😍

DAN SELAMAT MEMBACA...

Semoga kalian suka, Amiin 💕

Sudah hampir satu jam lama nya Kiara berada di ruangan yang bertuliskan UGD.

Di luar, Aditama tak henti-hentinya berjalan ke sana kemari menunggu kabar mengenai putrinya yang tengah di rawat di dalam sana. Dokter pun tak kunjung menampakkan batang hidungnya membuat aditama tak henti-hentinya menaruh rasa gelisah di benaknya.

Pria paruh baya itu mendudukkan bokong di kursi panjang yang terdapat di depan ruangan UGD Seraya mengusap kasar wajahnya.

"Lihat, Sel. Setelah saya gagal menjaga kamu. sekarang saya juga gagal menjaga titipan kamu." Aditama berkata Seraya menatap lantai putih yang menjadi pijakannya saat ini.

"Saya benar-benar gagal."

"Lihat putri kita, bahkan dia ingin menyusul kamu sekarang." Anggap lah aditama cengeng untuk saat ini, air mata seorang pemimpin besar sebuah perusahaan ternama itu luruh begitu saja dari kedua matanya hanya karna seorang gadis kecil.

"Om Adi?"

Suara Britton itu menyadarkan Aditama dari lamunnya. Pria paruh baya itu mendongak mencari pemilik suara itu. Di dapatinya seorang anak muda yang tak begitu asing di benak nya.

"Askara?" Sebut Aditama.

Pria itu mengangguk membenarkan perkataan Aditama barusan.

Dia Askara Agibta Dirgantara. Laki-laki bertubuh tegap yang kini tengah berdiri hadapan aditama. Putra kandung dari Arslan—dokter yang tengah menangani Kiara.

"Om aditama kan?" Tanya nya memastikan.

"Hmm. Saya Aditama kalau kamu lupa." Aditama berbicara tampa minat.

Askara mengangkat bahu acuh kemudian kembali bertanya. "Om Ngapain di sini?"

"Put-" Ucapan Aditama terhenti bersamaan dengan terbukanya pintu UGD. Segara pria itu berlari untuk mendekat.

Dua orang Suster keluar dari sana dengan mendorong ranjang pasien yang terdapat Kiara di atas nya dengan kedua mata yang masih terpejam.

Mata elang milik Askara terkunci pada sosok gadis yang tengah tak sadar kan diri, pria itu menatap lekat wajah pucat milik Kiara yang kian menjauh dan pada akhirnya menghilang bersama ke dua suster tersebut.

"Bagaimana keadaan nya?" Tanya Aditama begitu melihat Arslan yang baru saja keluar dari dalam ruangan.

Arslan menghembuskan nafas lelah membuat Aditama merasa was-was dengan apa yang akan di katakan Arslan—sahabat nya.

"Luka sayatan di tangan nya tidak terlalu dalam. Sehingga masih bisa di atasi, walaupun tadi sempat kehilangan banyak darah, tapi putri mu baik-baik saja sekarang." Jelas Arslan.

ANGKASA52 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang