02.00

527 86 18
                                    

Cuci tangan mengikuti tahapan mencuci tangan yang benar, hal itulah yang sedang Yeji lakukan di depan wastafel toilet RS.

Pikirannya terlalu kalut tiap kali datang ke rumah sakit, dengan melakukan hal seperti ini akan membantu dirinya untuk mengalihkan fokus.

"Maaf," lirih Yeji sambil memejamkan kedua matanya rapat-rapat.

"Uh? Yeji?"

Spontan Yeji membuka mata dan menoleh ke arah sumber suara.

"Lo jenguk Hyunjin kan?"

Pertanyaan Ryujin dibalas dengan dehaman singkat. "Lo?" tanya Yeji. Ryujin tersenyum simpul, "Gue tadi ketemu mama-nya Hyunjin dan ngobrol bentar sih sama temen-temen yang lain juga."

Yeji mengangguk mengerti, "Lo sama Felix gimana Ryu?" tanya Yeji lagi seraya mengeringkan tangannya dengan tissu.

Terlihat dari gelagat Ryujin yang menunjukan tidak ada perkembangan, masih sama, Ryujin yang selalu berusaha agar bisa dekat dengan Felix yang selalu cuek dan berkata dingin pada dirinya.

"Kenapa gak tanya ke Chaeryeong atau Lia? lo bisa tau apa penyebab Felix bersikap kayak gitu ke lo." Ryujin menyengir mendengar saran Yeji, "Gimana ya ji, Felix itu emang gak suka gue tapi gue aja yang terlalu keras kepala untuk tetap dekat sama dia."

"Gue rasa gue gak pantes ngucapin ini, tapi menurut gue, lo harus tetap maju daripada nyesel."

Mendengar itu Ryujin mengangguk seraya tersenyum, "Lo benar kok, dan lo berhak bilang itu ke gue. Gue emang akan terus maju, gue cuma gak mau nyesel. Makasih ya ji, udah ngingetin gue disaat gue bimbang," ujar Ryujin tulus yang membuat Yeji turut prihatin pada Ryujin.


---

Semua berpamitan pada Seulgi termasuk Yeji, karena besok masih ada sekolah. Untung saja ini masih semester awal menjadi siswa kelas 12 jadi masih belum ada simulasi ujian atau yang sejenisnya.

Seulgi tersenyum melihat Yeji yang masih saja mengkhawatirkan dirinya. "Yeji pulang aja ya, mama udah sempat istirahat kok," ujar Seulgi seakan mengetahui isi pikiran Yeji.

"Iya Ma, maaf Yeji jarang dateng dan nemenin mama."

"Gak apa sayang, mama ngerti kau pasti sibuk."

Yeji mengangguk pelan sebelum benar-benar melangkah pergi meninggalkan rumah sakit--tempat yang sangat tidak ingin ia kunjungi.


***

Langit malam ditemani hawa dingin menjadi saksi bisu kecemasan Yeji, semua yang terjadi di hari itu masih tergambar jelas.

Yeji melangkah memasuki halaman rumah dengan perasaan campur aduk, ia merutuki dirinya yang tidak bisa menahan emosi barang sedetik saja.

Seketika langkah kakinya terhenti saat sorot matanya menangkap siluet mobil laki-laki yang sangat ia cintai di dunia ini.

"Sayang!" seru laki-laki itu seraya melambaikan tangan ke arahnya.

Senyuman Yeji mengembang sempurna bak bunga yang baru mekar, "Dad? Kapan pulang? Yeji kangen," lapor Yeji dengan tatapan sedih, melihat itu ayah Yeji segera menghampiri putri tunggalnya dan langsung membawa tubuh putrinya kedalam pelukan hangat.

"Maaf, dad lama ya?"

Anggukan cepat diberikan Yeji sebagai respons dari pertanyaan Hwang Jaebum--daddy Yeji.

SC-1| ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang