45.00

194 40 7
                                    

"Woy!" teriakan keras Ryujin membuat seisi kelas senyap dalam sekejap.

Gadis itu menjadi pusat perhatian dari segala kalangan, bahkan siswa yang berlalu lalang di luar kelas ikut menatap ke Ryujin.

"Bisa kan gak usah ganggu ketenangan gue?!" kesalnya pada salah satu siswa di kelas.

"Wow.. kalem Ryu, gak ada gangguin lo kok. Lo aja yang lagi sensi. Kenapa? PMS yaa?" ledek salah satu siswa diiringi tawa renyah bersama teman-teman lainnya.

"Diem lo!" bentak Ryujin kesal.

"Sst! lo pada balik ke tempat duduk masing-masing, itu bola kembaliin ke tempatnya. Ini kelas, bukan lapangan sepak bola," tegas Bomin menengahi.

"Cieee Bomin, naksir Ryujin ya? makanya dibelain gitu.." seruan kembali menyeruak menjadi ricuh.

Bomin menghela napas melihat kelakuan teman sekelasnya ini.

Ryujin yang kesal beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan kelas.

"Gue susul deh," inisiatif Yeji yang segera berlari mengejar Ryujin.

"Gue ketua kelas, udah tanggung jawab gue menjaga ketenangan kelas," tegas Bomin lagi dengan wajah seriusnya yang membuat seisi kelas langsung diam.

Yeji berlari kecil menyusuri koridor untuk mengejar Ryujin yang sedang marah.

Ia sama sekali tidak tahu penyebab suasana hati Ryujin menjjadi sangat buruk di pagi hari.

"Yeji!" Sontak Yeji menoleh, ia mendapati Hyunjin yang melambaikan tangan dari balkon gedung seberang.

"Apa?" tanya Yeji tanpa suara.

Hyunjin berkomunikasi dengan isyarat tubuhnya yang mengatakan bahwa nanti Yeji harus pulang bersama Hyunjin, sekaligus laki-laki itu meminta maaf karena pulangnya naik motor.

Yeji yang paham secepat mungkin mengacungkan jempolnya lalu ia segera melanjutkan kembali langkah kaki menyusul Ryujin.

Hyunjin menghela napas pelan, hatinya yang tadi bergemuruh kini berdesir, dirinya sangat ingin melindungi Yeji.


---

Sepulang sekolah Yeji bergegas menemui Hyunjin yang sudah menunggu lama di parkiran motor.

"Hyunjin," panggil Yeji pelan.

Laki-laki itu menoleh.

"Lama ya? Maaf, tadi gue ngurus Ryujin, dia mendadak sakit," ujar Yeji seraya mengambil helm dari tangan Hyunjin.

"Gak apa, terus Ryujin pulang sama siapa?"

"Udah bareng Chaeryeong sama Yuna. Oh iya, katanya kak Lino masuk rumah sakit ya? gak mau jenguk?"

Hyunjin menggeleng pelan, "Udah pulang tadi pagi, kak Lino juga ngelarang gue untuk jenguk, cukup Lia aja kata dia," sahut Hyunjin yang mulai menstater moge-nya.

Yeji mengangguk, "By the way, mereka bakal baik-baik aja kan?" tanya Yeji pelan.

"Gue gak mau mencampuri hubungan orang Ji, apalagi kak Lino. Asal Lia baik-baik aja, gak apa kan?" tanya Hyunjin sedikit lemas, ia sudah terlalu pusing dengan pikirannya yang dipenuhi oleh berbagai kemungkinan buruk dalam hubungannya.

Sehingga, Hyunjin sangat tidak berselera ikut campur dalam hubungan orang sekalipun mereka sahabat Hyunjin.

"Keliatannya sih baik-baik aja, gatau kebenarannya."

SC-1| ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang