20.00

201 41 10
                                    

Ryujin merangkul Yeji yang sedang menscroll sosial media, disusul oleh Lia dan Chaeryeong yang mengambil langkah di depan mereka. 

"Rumah gue? rumah lo atau rumah lo?" tanya Chaeryeong yang menunjuk dirinya sendiri, lalu menunjuk Lia dan terakhir menunjuk Ryujin.

"Ji! kita ke rumah lo aja ya!" usul Chaeryeong.

"Terserah."

"Cewek ngeselin bilangnya terserah mulu," komentar Lia sembari mencibir.

"Bukan ngeselin, gue cewek tulen," sahut Yeji tak acuh.

"Kalau gue jadi Hyunjin gak akan betah sama Yeji," ujar Chaeryeong.

"Gue betah kok," sergah Ryujin.

"Mau ganti teman sebangku aja lah gue," dengus Chaeryeong.

"Ganti gimana? denah kelas udah dibuat!" protes Yeji

"Gapapa Ji, nanti lo duduk aja sama gue," ujar Lia.

"Kok jadi sama lo sih?!" protes Ryujin tak terima.

"Wait, itu Hyunjin bukan?" tanya Chaeryeong menunjuk ke arah tangga, Yeji yang menyadari itu segera berlari menuju Hyunjin.

"Hyunjin! lo kenapa?!"  

Perlahan Hyunjin mendongak dan membuka matanya, ia melihat Yeji yang menatapnya khawatir lalu ia menepis tangan Yeji kasar.

Hyunjin menatap Yeji tak percaya, "Gak mungkin," lirihnya pelan. Yeji mulai mengepalkan tangannya dan menatap Hyunjin takut-takut. Ini pertama kalinya, Yeji mendapat perlakuan seperti ini dari Hyunjin.

Yeji cukup kaget dengan perlakuan itu, tapi ia berusaha untuk tetap tenang. "Gak mungkin apa?" tanya Yeji pelan. Merasa ada begitu banyak orang mulai menuruni tangga, Hyunjin lanjut menaiki anak tangga hingga mereka bisa menepi.

"Hyu-Hyunjin," panggil Yeji terbata, tapi Hyunjin membuang muka. 

"Ji, kita tunggu dibawah ya," ujar Lia, Yeji mengangguk lalu melambaikan tangan pada teman-temannya.

"Gue mau balikin ini." Hyunjin memberi buku catatan biologi milik Yeji. Mata Hyunjin terus menatap pergelangan tangan Yeji. "Gue duluan ya," ucap Hyunjin pelan.

"Jin, lo inget apa?" cegah Yeji.

Lagi-lagi kepala Hyunjin terasa sakit, ia mulai meremas rambutnya. Ingatan itu kembali menyeruak masuk, wajah samar-samar yang sempat ia lihat mulai nampak jelas. 

"Lo baik-baik aja? kita ke uks ya," ucap Yeji khawatir. Lagi, Hyunjin menepis tangan Yeji yang hendak membantunya. 

"Han udah nunggu, kita gak pulang bareng dulu ya. Lo hati-hati," ujar Hyunjin seraya mengelus singkat puncak kepala Yeji. 

---

"Apa?" tanya Felix tanpa ekspresi.

Seorang gadis melangkah pelan, mendekati keberadaannya. "Lo liat adik gue gak?"

"Adik lo siapa?"

"Shin Yuna."

"Kelasnya satu deret sama lo, dia kelas akselerasi satu," tambah gadis itu.

Felix menolehkan kepalanya kebelakang, bersamaan dengan itu Yuna berteriak memanggil nama kakaknya sambil melambaikan tangan.

Sontak Ryujin melihat kehadiran adiknya, lalu ia kembali menoleh ke arah Felix tapi Felix sudah berjalan menjauhi keberadaannya, alhasil Ryujin hanya bisa menatap punggung Felix yang semakin menjauh.

"Loh, lagi satu mana?" tanya Yuna setelah menghitung jumlah mereka.

"Ish! Lo ngapain teriak sih?!" kesal Ryujin pada Yuna.

SC-1| ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang