42.00

225 45 6
                                    

Lima belas menit berlalu sejak bel masuk berbunyi, guru yang mengisi mata pelajaran di jam pertama tak kunjung tiba, tetapi seorang gadis pemilik paras kombinasi antara cantik dan imut berteriak nyaring dari arah pintu kelas. 

"Gawat gawat gawat!" pekik Lia lalu gadis itu berlari ke arah bangku tempat teman-temannya berkumpul.

Tiga orang temannya menatap Lia penasaran.

"Lo tau?"

Baik Ryujin, Chaeryeong maupun Yeji menggeleng serempak. 

"Tadi gue habis dari ruang guru, terus gue dengar anak kelas sebelah bakal ulangan lisan Biologi secara dadakan. Mati deh gue," lirih Lia setelah ia bercerita menggebu-gebu diawal.

"Ehem.. uhuk uhuk!"

"Kenapa lo?" tanya Chaeryeong pada Ryujin dan Yeji yang secara serempak terbatuk dan memasang raut wajah lemas.

"Bilangin, gue sama Ryujin ke uks ya, gak enak badan," sahut Yeji.

Ryujin mengangguk lemas, "Nanti kita ujian tertulis aja, nyusul," sambung Ryujin.

Dua gadis lainnya menghela napas melihat dua temannya itu kompak pergi dari kelas dengan alasan sakit yang mereka buat.

"Padahal, guru yang ngajar kelas kita kan beda sama guru kelas sebelah," celetuk Lia yang dibalas anggukan disertai kekehan kecil Chaeryeong. 


---

Sepulang sekolah, secepat kilat Hyunjin  melesat ke kelas Yeji. Sesampainya di depan kelas, terpaksa Hyunjin harus berdiam diri dulu dibalik pintu kelas yang terbuka, menunggu guru di kelas keluar.

"Loh, Hyunjin, kenapa disini?" tanya guru bahasa asing yang baru saja selesai mengajar kelas 12 IPA 4.

Hyunjin membungkuk menyapa gurunya dan tersenyum manis, "Cari teman,bu," sahut Hyunjin singkat. Guru itu pun mengangguk lalu kembali melanjutkan langkah kakinya. 

Saat Hyunjin hendak memasuki kelas, tiba-tiba saja Yeji muncul dengan tawa kecil bersama teman-temannya, membuat Hyunjin spontan tersenyum.

"Ji."

Panggilan itu memudarkan senyum Yeji. Tatapan itu lagi, tatapan yang sulit diartikan oleh Hyunjin kembali ditujukan padanya.

"Kenapa?" tanya Yeji dingin.

"Gue mau bicara," ujar Hyunjin.

Yeji menghela napas, lalu menoleh ke arah teman-temannya. "Gue duluan ya," ucap Yeji seraya tersenyum kemudian mulai berjalan mendahului Hyunjin.

"Lo?" tanya Ryujin menunjuk Chaeryeong yang berdiri disampingnya.

"Apa?"

"Gak pulang bareng Han?" 

Chaeryeong menggeleng, "Dia bilang ada urusan sama empat sekawannya."

"Loh.. Hyunjin sama Yeji tuh," sahut Lia.

Chaeryeong mengendikan bahu tak begitu peduli. 

"Ada yang lo tau?" tanya Ryujin lagi penuh curiga.

"Tau apa?" Chaeryeong menatap Ryujin bingung.

"Apa gitu."

"Gitu apaan sih?"

Sebelum menjadi-jadi, Lia segera menarik kedua tangan temannya itu agar cepat menuju tangga dan dapat segera sampai di basement mereka--rumah Chaeryeong. 


---

Yeji berdiri saling berhadapan dengan Hyunjin di tribun basket outdoor. "Maaf." Itu kata awal yang Hyunjin lontarkan sebagai pembuka percakapan mereka .

SC-1| ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang